pelaksanaan pengukuran dan pemetaan waktunya lebih singkat, sehingga proses peneribitan sertifikat akan semakin singkat pula.
Kemudian jika risalah data fisik dan data yuridis sudah selesai maka risalah tersebut akan dimasukkan dalam Daftar Data Yuridis dan Data Fisik Bidang Tanah.
Data Yuridis dalam daftar isian 201C dan dengan menggunakan daftar isian 201B peta bidang tanah diumumkan di Kantor Pertanahan dan Kantor Kepala DesaLurah
setempat selama 60 enam puluh hari, untuk memberikan kesempatan kepada yang berkepentingan mengajukan keberatan dan sanggahan.
Jika ada keberatan. akan didaftar dalam isian nomor 309. Apabila sanggahan dan keberatan dari pihak lain tersebut sangat beralasan dan dapat diterima oleh pemohon
dan Panitia A, maka akan dilakukan perobahan data pisik atau data yuridis Tetapi jika tidak ada yang pihak yang keberatan dan memberikan sanggahan, maka setelah
jangka waktu berakhir, maka Kepala Kantor Pertanahan akan mensahkannya dalam Berita Acara Pengesahan Data Yuridis dan Data Fisik.
3. Pembukuan Hak
Pembukuan hak dilaksanakan berdasarkan Berita Acara Pengesahan data yuridis dan data fisik dan disesuaikan dengan permohonan hak-hak atas tanah yang
dimohonkan. Pada pembukuan hak akan terlihat pemberian hak berupa pengakuan, penegasan atau pemberian hak yang disesuaikan dengan alat bukti yang dimilki
pemohon. Pemberian ini diselenggarakan dengan batasan-batasan yang bersangkutan, termasuk pembatasan dalam pemindahan hak, tanah absensi, pembatasan penggunaan
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
tanah menyangkut batas pantai, batas daerah aliran sungai dan pembatasan tanah dalam kawasan hutan lindung atau hutan konservasi.
Pembukuan hak dilaksanakan dengan penandatangan buku tanah dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk Pendaftaran secara sporadik yang bersifat individual
maupun massal.
1
. Jika Kepala Kantor Pertanahan berhalangan, maka penandatanganan buku tanah dilimpahkan kepada Kepala Seksi Pengukuran dan
Pendaftaran Tanah.
4. Penerbitan Sertifikat
Penerbitan sertifikat didasarkan pada buku tanah yang telah ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan . Pasal 91 PMNAKBPN No. 3 Tahun 1997 :
1 Untuk hak-hak atas tanah, Hak milik atas Satuan Rumah Susun, Hak Pengelolaan
dan tanah wakaf yang sudah didaftar dalam buku tanah dan memenuhi syarat, diberikan bukti bukti hak menurut ketentuan pasal 31 PMNAKBPN No. 3 Tahun
1997.
2 Data yuridis yang dicantumkan dalam sertifikat meliputi juga pembatasan-
pembatasan dalam pasal 90 mayat 2. 3
Dokumen alat bukti hak lama sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 yang menjadi dasar pembukuan dicoret silang dengan tinta dengan tidak menyebabkan
tidak terbacanya tulisantanda yang ada atau diberi teraan berupa cap atau tulisan yang menyatakan bahwa dokumen tersebut sudah digunakan untuk pembukuan
hak, sebelum disimpan sebagai warkah.
Setelah ketentuan Pasal 91 tersebut dilaksanakan, maka sertifikat akan diterbitkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan sesuai dengan
kewenangan Kantor Pertanahan tersebut. Kemudian sertifikat diserahkan kepada pemohon hak. sebagai alat bukti yang kuat atas hak atas tanah.
1
. Herman Hermit, Op.cit, halaman 124.
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
Penggunaan peruntukan bidang tanah di Kecamatan Angkola Barat sebagian besar masyarakat menggunakan untuk lahan pertanian, dan hak atas tanah yang
dipunyai oleh masyarakat sebagian besar bidang tanah tersebut alas haknya belum sesuai dengan yang ditentukan UUPA, karena sebagian besar bidang tanahnya belum
terdaftar, sebagaimana tergambar dari tabel sebagai berikut:
Tabel 3. Bidang Tanah Perkebunan Salak Yang Sudah Dan Belum Terdaftar Di Kecamatan Angkola Barat
Luas ha No
Status Tanah Perkb Salak
Lainnya Jumlah
1 Sudah Terdaftar sd
2008 250
6.352 6.602
23 2
Belum Terdaftar sd 2008
7.942 13.604
21.546 77
Jumlah 8.192
19.956 28.148
100 Sumber : Kantor Camat Kecamatan Angkola Barat Tahun 2008
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa sebagian besar bidang tanah pertanian di
Kecamatan Angkola Barat belum terdaftar. Areal perkebunan salak yang terdaftar hanya 250 hektar atau 3,1, sementara yang belum terdaftara 7.942 hektar atau 96.9
. Data yang didapat dilapangan ternyata areal perkebunan milik rakyat tersebut 75 pendaftarannya melalui PRONA yang dilaksanakan pada tahun 2003 di Desa
Sialogo, Desa Lobulayan Sigordang, Sitaratoit dan PRONA tahun 2004 dan 2005 di Desa Parsalakan, Aek Nabara, Sibangkua dan Kelurahan Sitinjak, sedangkan
pendaftaran tanah secara sporadik individual menurut data dari hanya dilaksanakan 2 responden.
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dijelaskan bahwa kecilnya jumlah bidang tanah yang terdaftar di Kecamatan Angkola Barat disebabkan karena sebagian besar
perolehan hak atas tanah dari pewarisan dan dari jual beli yang umumnya hanya antara sesama kerabat atau antara anggota masyarakat yang ada hubungan
kekerabatan di desa tersebut. Kemudian berdasarkan data di atas ternyata tanah perkebunan di Kecamatan Angkola Barat hanya 23 , yang terdaftar, itupun sebagian
besar yang terdaftar adalah bidang tanah perkebunan karet milik perusahaan perkebunan dengan alas hak Hak Guna Usaha. Bila diperinci lagi terhadap bidang
tanah kebun salak yang terdaftar dari total seluruh luas area kebun salak milik raktyat di Kecamatan Angkola Barat ternyata hanya 3,1 yang terdaftar. Ini menunjukkan
bahwa pelaksanan pendaftaran tanah secara sporadik baik pelaksanaan secara massal maupun individual belum terlaksana dengan baik karena areal kebun salak yang
terdaftar yang belum terdaftar 96,9 Tanah terdaftar pada peruntukan lainnya sebagian besar adalah bidang tanah dipergunakan untuk pemukiman, dan bidang
tanah perkebunan dengan alas hak Hak Guna Usaha milik Perkebebunan yang ditanami karet yang terdapat di Desa Sangkunur dan Perkebunan Malombu milik
PTP II Gunung Pamela yang sebagian besar lokasinya di Kecamatan Batang Toru dan Kecamatan Siais .
Kegiatan pelaksanaan pendaftran tanah untuk pertama kali secara sporadik pada Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan, secara umum dilaksanakan secara
massal melalui PRONA, dan perlu digaris bawahi bahwa kegiatan tersebut dari tahun 2002 sampai 2007 pelaksanaannya masih mencakup seluruh Kabupaten Tapanuli
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
Selatan sebelum dimekarkan pada Juni 2007 menjadi 3 Kabupaten yaitu menjadi Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai Kabupaten induk, Kabupaten Padang Lawas dan
Kabupaten Padang Lawas Utara, untuk lebih jelasanya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Kegiatan Pensertifikatan Tanah Secara Sporadis Di Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan
Tahun PRONA massal
Induvidual Target
Persil Realisasi
Persil Target
Persil Realisasi
Persil
2007 500 500 100
350 289 82 2006 650 650
100 350 291 83
2005 300 300 100
350 297 85 2004 400 400
100 350 191 55
2003 300 300 100
350 152 43 2002 300 300
100 350 142 40
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2008 Pada tabel 4 di atas dapat dijelaskan bahwa di Kantor Kabupaten Tapannuli
Selatan pendaftaran tanah secara sporadik massal melalui PRONA pencapaiannya 100, Untuk Kecamatan Angkola Barat, Prona sudah beberapa kali dilaksanakan
tetapi sebagian besar objeknya masih diprioritaskan pada tanah untuk pemukiman, sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak M. Yunan Nasution bahwa,
“Pelaksanaan Prona di Tapanuli Selatan objeknya masih diprioritaskan pada bidang
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
tanah untuk pemukiman, karena perkembangannya lebih cepat, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk tanah perkebunan rakyat tergantung kelengkapan dokumen
pendukung alas hak atas tanah.’
1
Berdasarkan wawancara tersebut ternyata pelaksanaan Prona secara umum di Kabupaten Tapanuli Selatan masih diprioritaskan pada bidang tanah pemukiman,
karena bidang tanah pemukiman perkembangannya lebih cepat dibanding bidang tanah untuk perkebunan dan umumnya anggota masyarakat yang ikut dalam Prona
lebih memprioritaskan tanah pemukimannya untuk didaftar . Khusus untuk Kecamatan Angkola Barat, baru beberapa kali dilaksanakan dan hanya sebagian kecil
objeknya bidang tanah kebun salak milik rakyat yaitu tahun 2003 di Desa Sialogo, Desa Lobulayan Sigordang , Desa Sitaratoit, Desa Parsalakan, tahun 2004 dan 2005
di desa Aek Nabara, Sibangkua, Sigumuru dan Kelurahan Sitinjak. Jadi pelaksnaan Prona di Kecamatan Angkola Barat hanya sebagian kecil desanya yang pernah jadi
objek pelaksanaan Prona. Kemudian pendaftaran tanah secara sporadik pelaksanaannya belum berjalan
dengan baik, terlihat dari rata-rata pencapaian dari target hanya 65, dan objek yang terdaftar sebagian besar adalah bidang tanah untuk pemukiman, sedangkan bidang
tanah kebun salak belum merupakan prioritas dengan berbagai macam alasan seperti biaya mahal atau memerlukan waktu lama untuk pengurusan sertifikat, kecuali ada
kebutuhan seperti untuk meminjam uang di bank.
1
. Hasil Wawancara dengan M. Yunan Nasution, Kepala Kantor Pertanhan Kabupaten tapanuli Selatan, tanggal 23 April 2008
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB III HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SECARA
SPORADIK PADA AREAL PERKEBUNAN SALAK MILIK RAKYAT
Pelaksanaan pendaftaran tanah dalam Undang-Undang Pokok Agraria secara tegas disebutkan bertujuan untuk menjamin kepastian hukum hak atas tanah . Hal ini
dapat diartikan bahwa bidang-bidang tanah yang tidak didaftar, maka kepastian subjek dan kepastian objek atas tanah secara hukum tidak akan dijamin.
Menurut Soedikno Mertokusumo dan A.Pitlo mengatakan bahwa,” Kepastian hukum itu merupakan perlindungan hukum terhadap tindakan sewenang-wenang
untuk dapat memperoleh sesuatu yang diharapkan dalam keadaan tertentu, sehingga dengan adanya kepastian hukum itu ketertiban dalam masyarakat dapat tercipta.”
1
Agar ketertiban masyarakat dapat tercapai, di satu pihak pemerintah melalui hukum harus dapat menciptakan masyarakat yang patuh kepada hukum, dipihak lain
masyarakat itu sendiri dianggap tahu hukum, tetapi kenyataan sekarang ini hanya sebagian kecil masyarakat yang tahu dan mengerti hukum, termasuk pemahaman
hukum yang mengatur tentang pertanahan. Untuk menciptakan masyarakat yang patuh dan taat kepada hukum dan agar
tujuan hukum secara ideal dapat tercapai bukanlah hal yamg mudah, karena menyangkut efektifitas suatu peraturan perundang-undangan dan perlu mendapat
perhatian yang khusus. Menurut Soerjono Soekanto efektifitas suatu peraturan
1
. Sudikno Mertohadikusumo dan A. Pitlo, Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum , Citra Aditya Bakti, Jakarta, 1993, hal. 1.
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008