mendaftarkan atas inisiatif sendiri yaitu 1 responden di Kelurahan Sitinjak dan 1 responden di Desa Lobulayan Sigordang. Bidang tanah yang bersertifikat tersebut
diperoleh dari jual beli. Sedangkan alas hak berupa SK Camat atau Surat keterangan LurahKepala Desa juga sebagian besar perolehannya dari jual beli, karena responden
tersebut menginginkan ada bukti tertulis tentang adanya peralihan hak atas suatu bidang tanah. Sedangkan responden dengan Alas hak berupa pengakuan dari
masyarakat tanpa ada alat bukti perolehan atas bidang tanah karena pewarisan.
D. Hambatan Dari Tanah Yang Masuk Dalam Kawasan Hutan Atau
Berbatasan Dengan Tanah Kawasan Register Kehutanan Propinsi Sumatera Utara mempunyai kawasan hutan seluas 3.742.120 hektar
data Kanwil Kehutanan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2005 dengan peruntukan berfungsi sebagai hutan lindung, hutan produksi, hutan hak dan hutan konservasi.
1
Perubahan peruntukan kawasan hutan dapat dilaksanakan dengan Keputusan Menteri Kehutanan berdasarkan masukan dari Gubernur setelah mendapat pertimbangan dari
Bupati setempat SK Menteri Kehutanan RI Nomor 201Menhut-II2006 Tentang perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Di Wilayah Propinsi Sumatera Utara.
1
Pasal 1 Undnag-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, mengatakan: 1.
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.
2. Hutan Hak adalah hutan yang berada pada tanah yang telah dibebani hak.
3. Hutan produksi adalah hutan kawasan hutan yang memepunyai fungsi pokok memproduksi
hasil hutan. 4.
Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai pelindung system penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendali erosi,
mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan tanah. 5.
Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan dan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
Meskipun Bupati atau Gubernur berwenang menerbitkan izin surat keputusan usaha pengelolaan hasil hutan, tetapi apabila hutan tersebut masuk wilayah hutan
lindung, hutan konservasi, hutan suaka alam, maka izin perobahan peruntukan hutan adalah wewenang Menteri Kehutanan.
1
Di Kabupaten Tapanuli Selatan terdapat beberapa kawasan hutan yang merupakan kawasan tanah register Kehutanan dengan berbagai macam fungsi seperti
hutan hak, fungsi hutan produksi, fungsi hutan suaka alam, fungsi hutan konservasi, fungsi hutan lindung, seperti terlihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 13. Kawasan Hutan Register Di Kabupaten Tapanuli Selatan No Kawasan
Hutan Nomor Register
Nomor Penetapan
Luas hektar
Letak Kecamatan
1 Dolok Sanggarudang
56 GB No.6,
5 Januari 1920 368 Angkola
Barat 2
Dolok Lubuk Raya 57
GB No. 6 5 Januari 1920
3.050 A. Barat,
A.Timur Hutaimbarru
3 Dolok Sibual Buali
37 GB No. 6
5 Januari 1920 5.000 Sipirok,
Tapanuli Utra
4 Angkola Comp II dan II
6 BG No. 6
31 Jan 1920 59.891
A. Jae, Sigalangan, A. Timur
5 Barumun
7 GB No. 7
1 Juli 1921 40.331 Kab.P.
Lawas A.
Jae, Sigalangan Madina
6 Sipirok
GB No. 13 18 Juli 1921
6.970 A. Timur,
Sipirok Paluta
7 Angkola Comp III
34 GB No. 50
20 Maret 1924 64.660 A.Barat,
Siais, Madina
8 Oppu Makar
65 GB No. 18
21 Maret 1921 18 Angkola
Barat
Sumber : Kanwil Kehutanan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2008
1
httpwww.kompas.combisnis, diakses tanggal 7 Juni 2008
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
Penetapan kawasan hutan tersebut umumnya dibuat berdasarkan Register Tanah Hutan yang dibuat pada jaman kolonial Belanda. Register Tanah Hutan tersebut telah
beberapa kali mengalami perobahan fungsi peruntukan seperti dengan keluarnya Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 44Kps-II tanggal 16 Februari tahun 2005
tentang adanya perobahan Peruntukan Hutan di Sumatera Utara menjadi Hutan Produksi seluas 1.109.067 hektar dimana sebelumnya seluas 4.514.792 hektar
menjadi 3.742.120 hektar. Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa di Kecamatan Angkola Barat
terdapat 4 kawasan hutan yang termasuk dalam register yaitu kawasan hutan dolok Sanggarudang seluas 368 hektar, kawasan hutan dolok Lubuk Raya seluas 3.050
hektar, kawasan hutan Angkola Comp III seluas 64.660 hektar dan kawasan hutan Oppu Makar seluas 18 hektar. Umumnya kebun salak milik rakyat terdapat disekitar
lokasi tanah kawasan register, sehingga apabila ada bidang tanah yang akan didaftar tentu ini akan menjadi hambatan sebelum mendapat rekomendasi resmi dari
depatemen Kehutana perihal status bidang tanah yang dimaksud. Hal ini disebabkan karena ketidak tahuan masyarakat tentang batas-batas walaupun kadang bidang tanah
tersebut diperoleh dari warisan yang dianggap masyarakat sebagai perolehan hak yang kuat karena umumnya anggota masyarakat mengetahui dan mengakuinya.
Kemudian kawasan register Kehutanan berdasarkan berfungsi sebagai hutan lindung berfungsi pokok sebagai pelindung penyangga kehidupan seperti
berhubungan dengan pengaturan tata air, untuk menjaga kelestarian hayati dan nabati dan ekosistemmnya sebagai fungsi hutan konservasi. Bila dilihat berdasarkan
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
fungsi peruntukannya kawasan Hutan register di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 14. Kawasan Hutan Register Berdasarkan Fungsi No
Kawasan Hutan Fungsi Kawasan Hutan
1 2
3 4
5 6
7 8
Dolok Sanggarudang Dolok Lubuk Raya
Dolok Sibual Buali Angkola Comp I dan II
Barumun Sipirok
Angkola Comp III Oppu Makar
Suaka Alam, konservasi Suaka Alam, Konservasi
Hutan Produksi, Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas
Hutan Lindung, Hutan Produksi Hutan Lindung
Hutan Lindung, hutan Produksi Hutan Lindung, Hutan Produksi
Areas Pengembangan lahan Hutan Lindung
Sumber : Kanwil Kehutanan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2008
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa perkebunan salak milik rakyat di Kecamatan Angkola Barat sebagian besar terletak di sekitar lembah gunung
Sanggarudang, lembah gunung Lubuk Raya, pegunungan yang berbatasan dengan dengan pantai Barat Sumatera merupakan wilayah kawasan hutan Angkola Comp III
yang juga sebagian kawasan hutannya masuk wilayah Kabupaten Mandailing Natal dan kawasan hutan Oppu Makar. Yang menjadi permasalahan adalah apabila ada
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
anggota masyarakat ingin mendaftarkan tanahnya yang kebetulan lokasinya berada disekitar kawasan register kehutahan tersebut maka Kantor Pertanahan tidak akan
memproses lebih lanjut sebelum ada rekomendasi resmi dari Departemen Kehutanan yang menerangkan bahwa bidang tanah tersebut di luar kawasan register hutan atau
rekomendasi bahwa bidang tanah yang akan didaftarkan berada pada kawasan hutan, tetapi kawasan hutan tersebut sudah berobah peruntukannya menjadi hutan hak APL
area pengembangan lahan atau hutan produksi. Berdasarkan wawancara dengan Bapak M. Yunan Nasution menerangkan sebagai
berikut: “ Salah satu hambatan pendaftran tanah yang kami hadapi adalah apabila bidang tanah yang akan didaftar berbatasan atau masuk dalam kawasan register
kehutanan yang tidak diketahui masyarakat walaupun bidang tanah tersebut sudah dikuasai turun temurun, rekomendasi dari Dinas Kehutanan diperlukan untuk
menjelaskan status bidang tanah yang akan didaftar. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan biaya pendaftaran tanah semakin mahal dan waktu yang diperlukan
untuk persertifikatan akan semakin lama.”
1
Sebenarnya tanah yang berbatasan atau masuk dalam kawasan register kehutanan tersebut kalau dilihat untuk kebutuhan dan kenyataan sekarang ini sudah seharusnya
diadakan penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat akan bidang tanah, kecuali untuk kawasan hutan lindung dan hutan konservasi perubhab fungsinya
peruntukannya memerlukan pertimbangan yang matang dan prosedur yang sangat
1
Hasil Wawancara dengan Bapak M Yunan Nasution, Kepala Kantor Pertanhan Kabupaten Tapanuli Selatan, Tanggal 24 April 2008
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
panjang. Sebagai contoh seperti yang terjadi di Kabupaten Mandailing Natal sebelum dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Selatan , pada tahun 2.001 suatu bidang tanah
milik Mangaraja Najungal yang akan didaftarkan tidak diproses olehh Kantor Pertanahan karena ternyata tanah tersebut masuk dalam kawasan register kehutanan
Barumun, padahal bidang tanah tersebut lokasinya terletak hanya 3 kilometer dari ruas jalan lintas Sumatera.
1
Untuk mengatasi hal seperti ini perlu kordinasi yang tepadu antara Badan Pertanahan Nasional dengan Departemen Kehutanan agar tidak terjadi tumpang tindih
dalam pengeluaran keputusan di bidang pertahanan yang berhubungan dengan kawasan hutan.
1
. Informasi dari wawancara dengan Syafarhum Siregar NotarisPPAT Padang Sidimpuan, 25 April 2008.
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB IV UPAYA YANG DILAKUKAN KANTOR PERTANAHAN UNTUK
MENGATASI HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SECARA SPORADIK
Pelaksanaan pendaftaran tanah diselenggarakan dengan asas sederhana, aman,
terjangkau, mutakhir dan terbuka dengan tujuan agar pelaksanaan pendaftaran tanah terselenggara dengan efektif dan efisien, tetapi ternyata dilapangan pelaksanaannya
banyak menemui kendala sehingga pelaksaan pendafataran tanah di Indonesia yang sudah diselenggarakan selama 47 tahun belum dapat berjalan dengan baik.
Pemerintah sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya agar pelaksanaan pendaftaran tersebut dapat berjalan dengan baik seperti dengan melaksanakan
pendaftaran tanah secara sistematis tetapi pendaftaran tanah secara sistematis baru terlaksana dibeberapa wilayah, untuk Propinsi Sumatera Utara sendiri pendaftaran
tanah secara sistematis baru terselenggara di Kantor Pertanahan Kota Medan karena memerlukan biaya yang besar, dan juga dengan PRONA maupun PRONADA tetapi
programnya masih terbatas dan diprioritaskan pada bidang tanah untuk pemukiman. Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Selatan juga telah mengupayakan
berbagai langkah agar perdaftaran tanah dapat berjalan dengan baik, seperti terungkap dari hasil wawancara dengan informan, yaitu : “ Upaya yang kita lakukan agar
pendaftaran tanah berjalan dengan baik dan berkesinambungan yaitu pembenahan secara internal di Kantor pertanahan sendiri dan secara eksternal berhubungan dengan
masyarakat dan akan kordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Kehutanan yang
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008