a. Yang Tertulis, yaitu suatu alat bukti surat pernyataan hak atas tanah di buat di
Bagasan Adat yaitu menurut ketentuan adat yang dikeluarkan oleh aparat pemerintahan kampung di atas kertas segel. Sampai sekarang masih diyakini
masyarakat sebagai bukti yang kuat .
b. Yang Tidak tertulis yaitu berupa proses kepemilikan dengan membuka hutan
dengan apa yang disebut kobun, sebagai tempat pemukiman dan lahan berladang kemudian meningkat pada bersawah. Biasanya pada tahap bersawah batas-
batasnya sudah ditentukan. Batas-batasnya biasanya berupa tumbuhan Sikkam, pining pinang, Bira, jalu-jalu.
1
Jadi kepemilikan tanah adat yang tidak tertulis terjadi karena digarap secara terus menerus dan lalu diberi tanda batas oleh sipenggarap dengan menanam tumbuhan
tertentu, kemudian diwariskan kepada yang berhak. Sedangkan alat bukti tertulis mulai timbul semenjak jaman kemerdekaan. Bukti tertulis ini timbul karena raja yang
mengatur perolehan dan penggunaan tanah secara adat tidak ada lagi dan sudah terjadi peralihan atas tanah karena jual beli, yang sebelumnya ini dilarang oleh raja .
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Tapanuli Selatan terbagi atas 13 Pemerintahan Kecamatan dan merupakan Kabupaten induk setelah terjadi pemekaran pada tahun 2007 menjadi 3
Kabupaten yaitu 2 Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Padang Lawas Utara. Salah satu Kecamatan di Wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah Kecamatan
Angkola Barat, yang sebelumnya bernama Kecamatan Padang Sidimpuan Barat, setelah pemekaran namanya berubah menjadi Kecamatan Angkola Barat.
Kecamatan Angkola Barat secara geografis terletak pada 01, 16”44 – 01,28”32 Lintang Utara dan 99,46”48 – 99.15”36 Bujur Timur. Batas wilayah Kecamatan
1
. Idawati Harahap, Kajian Hukum Mengenai Alat Bukti Kepemilikan Tanah Milik Adat Dalam Pendaftaran Tanah Di Kota Padangsidimpuan, Tesis, Universitas Sumatera Utara, 2003, hal 51.
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
Kecamatan Angkola Barat secara administratif adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Batang Toru, Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Siais dan Kabupaten Madina, Sebelah Timur bertatasan dengan Kota Padangsidimpuan, Sebelah Barat dengan Lautan Samudra Indonesia
Kecamatan Angkola Barat yang mempunyai wilayah seluas 49.042 hektar, yang terdiri dari bidang tanah untuk tempat pemukiman, perkebunan, perladangan,
persawahan dan kawasan hutan, baik hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi. Pemerintahannya terdiri dari 1 Kelurahan dan 24 desa. Pusat pemerintahan
Kecamatan Angkola Barat berada di Kelurahan Sitinjak yang jaraknya 46 kilometer dari Sipirok sebagai pusat Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan dan 15
kilometer dari Kota Padangsidimpuan. Mempunyai jumlah penduduknya 45.140 jiwa dan penyebaran penduduk dan perkebunan salak milik rakyat dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
Tabel 1. Penyebaran Kebun Salak dan Jumlah keluarga di Kecamatan Angkola Barat Tahun 2008
No Nama KelurahanDesa
Luas kebun salak ha Jumlah
Keluarga
1
Desa Sangkunur
384 2
Desa Siuhom 340 349
3 Desa Sisundung
275 280 4
Desa Parsalakan 503 512
5 Desa Singali
133 135 6
Desa Sialogo 163 166
7
Desa Hutapadang
300 305 8
Desa Lubuk Raya 198 202
9 Desa Tinjoman
188 191 10
Desa Lembah Lubuk Raya 115 117
11 Desa Sitaratoit
197 201 12
Desa Lobulayan Sigordang 246 250
13 Desa Aek Nabara
103 105 14
Desa Sibangkua 309 314
15
Desa Sigumuru
206 210 16
Kelurahan Sitinjak 783 797
17 Desa Simatorkis Sisoma
644 655 18
Desa Panobasan 449 457
19 Desa Panobasan Lombang
440 448 20
Desa Siamatorkis 59 60
21 Desa Perkbunan Malombu
52 22
Desa Batugodang
601 23
Desa Aek Pardomuan
142 24
Desa Bandar Tarutung 142
25 Desa Perkbnan Sangkunur
308
Tot Jumlah Keluarga 8.333
kk
Tot Luas Kbn SalakPenduduk 8.192 ha
45.140 jiwa Sumber: Kantor Camat Angkola Barat Tahun 2008
Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat bahwa bidang tanah hak yang telah ditanami pohon salak adalah seluas 8.192 hektar atau 17 dari luas Kecamatan, yang tersebar
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
pada wilayah di 1 Kelurahan dan 18 Desa yang ditanami kebun salak. Kemudian tidak semua kepala keluarga mempunyai kebun salak.
Sebagian pemilik kebun salak ada yang bertempat tinggal di desa tersebut dan sebagian di luar desa tersebut bahkan banyak pemilik kebun salak bertempat tinggal
di Kota Padangsidimpuan atau di kota lain. Umumnya perkebunan salak milik rakyat lokasinya terletak di sekitar lembah gunung Sanggarudang, lembah gunung Lubuk
Raya, dan lembah gunung kearah Pantai Barat Sumatera karena komposisi tanah dan unsur hara tanah pada areal di wilayah tersebut sangat cocok ditanami pohon salak
sebagai ciri khas salak Padangsidimpuan. Peruntukan bidang tanah yang digunakan sebagai sumber mata pencaharian bagi
masyarakat di Kecamatan Angkola Barat, ternyata selain bidang tanah digunakan untuk tempat tinggal, persawahan, perladangan dan kebun salak perkebunan milik
rakyat ternyata juga sebagian perkebunan karet milik rakyat dan milik perusahaan perkebunan karet. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Bidang Tanah Berdasarkan Penggunaannya No
Penggunaan Bidang Tanah Luas ha
1 Persawahan
6.665 22
2 Perladangan
62 2
3 Perkebunan Salak
8.192 29
3 Perkebunan lain
12.974 39
4 Pemukiman dan sarana lainnya
255 8
Total 28.148
100 Sumber : Data Profil Kecamatan Angkola Barat Tahun 2008
Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008
Kecamatan Angkola Barat mempunyai luas wilayah seluas 49.042 hektar, dan apabila dihubungkan dengan penggunaan bidang tanah sesuai dengan tabel 2 di atas,
maka bidang tanah yang sudah didayagunakan masyarakat untuk penghidupan dan sudah ada melekat alas hak atas tanah adalah seluas 28.148 hektar atau 57 . Bidang
tanah lainnya merupakan tanah kosong dan kawasan hutan seperti hutan konservasi dan hutan lindung maupun hutan produksi atau hutan APL area pengembangan
lahan seluas 20.894 hektar atau 43. Ini menunjukkan bahwa potensi perluasan penanaman kebun salak dan perkebunan lainnya masih sangat terbuka.
C. Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Untuk Memperoleh Kepastian Hukum Hak Atas Tanah