Hak-Hak Atas Tanah Menurut Hukum Adat di Tapanuli Selatan a.

1. Hak-Hak Atas Tanah Menurut Hukum Adat di Tapanuli Selatan a.

Tanah Negeri Tanah Ulayat, Tanah Adat Tanah Negeri atau tanah adat di Tapanuli Selatan merupakan hak milik komunal suatu marga sesuai dengan marga pemegang Bonabulu marga pembuka suatu kampung. Batas wilayah suatu marga dengan marga lain atau batas dengan negeri lain ditentukan oleh berbagai cara yaitu: 1 Demarkasi yaitu batas tanah negeri dibuat dengan garis perbatasan berdasarkan perjanjian antara satu marga dengan marga atau dengan wilayah lainnya, misalnya perjanjian segi tiga bernama perjanjian Laut Napangga tahun 1927 yang diadakan di Tanjung Medan yaitu perjanjian perbatasan antara Sultan Siak Sri Indrapura, Sultan Asahan dan Tanah Negeri adat di bawah wewenang Tanah Adat Aek Hayuara yang merupakan tanah negeri milik marga Hasibuan di daerah Barumun dan Sosa. 2 Batas berdasarkan Kayu-kayuan, seperti batas antara Marga Siregar Pahu daerah Hajoran dengan Marga Harahap Mompang daerah Portibi yaitu : a.Tanah Harahap Mompang yaitu segenap tanah yang ditumbuhi otal sejenis kelapa hutan dengan sendirinya menjadi wilayah Portibi. b.Tanah Siregar Pahu yaitu segenap tanah yang ditumbuhi bitu tanaman untuk anyaman . 3 Batas Tanah Negeri berdasarkan perbedaan keadaan geografis seperti gunung atau sungai, Seperti Sungai Batang Angkola perbatasan antara Marga Pulungan di Sayurmatinggi dengan tanah negeri marga Nasution di Panyabungan Tonga, Kemudian batas antara tanah negeri marga Nasution dengan tanah negeri marga Hasibuan adalah pegunungan Bukit Barisan Dolok Malau. 1 Wewenang pengawasan tanah Adat masing-masing marga ada pada Raja Panusunan Bulung Raja Luhat, atau sekarang setara dengan Camat. Raja Luhat biasanya berasal dari pihak Marga pendiri kampung Banabulu yang bertugas mengawasi penggunaan dan pengelolaan tanah-tanah tersebut, seperti pengaturan perolehan atas tanah untuk warga negeri itu sendiri maupun perolehan atas tanah 1 . L.P Hasibuan, gelar Patuan Daulat Baginda Nalobi, Hukum Agraria Menurut Adat Dalihan Natolu , Tanpa Penerbit, Medan 1988, hal. 3-4. Edy Anwar Ritonga : Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Secara Sporadik Pada Areal Perkebunan Salak Milik..., 2008 USU e-Repository © 2008 kepada warga pendatang yang ingin menetap di suatu Huta kampung dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan secara adat. Jadi tanah negeri merupakan tanah hak tertinggi yang harus dihormati oleh setiap anggota masyarakat adat dan juga harus dihormati oleh marga lain.

2. Salipi Natartar