Imbuhan Afikasasi Kata-kata Istilah, Pengulangan reduplikasi, dan Imbuhan afiksasi

Bentuk tunggal mufrad بﺎﺘآ kitâb artinya buku Bentuk bermakna dua mutsanna نﺎ ﺎﺘآ kitâbân artinya dua buku Bentuk bermakna banyak jama ﺘآ kutub artinya buku-buku Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa bentuk pengulangan dari kata seperti ulama-ulama, sehat-sehat dan sarat-sarat bukan bentuk kata bahasa Arab. Pengulangan kata itu terjadi setelah kata dasar dari bahasa Arab diserap ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Setelah itu kata-kata serapan tersebut dianggap sebagai warga kata bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Dengan demikian, kata-kata tersebut dapat diulang seperti kata-kata bahasa Indonesia asli. Dengan kata lain, dalam bahasa arab tidak ada pengulangan. Pengulangan pada bahasa Indonesia dan bahasa Sunda lebih banyak digunakan untuk menyatakan bentuk jamak banyak dari suatu kata.

3. Imbuhan Afikasasi

Dari sebuah kata dasar, dapat dibentuk sejumlah kata lain yang masih bertalian dari segi bentuk, lafal maupun maknanya. Misalnya, kita ambil kata dasar tulis. Dari kata dasar ini akan terbentuk kata bentukan baru menulis, ditulis, menuliskan, bertuliskan, tulisan, tuliskan, tulisi dan sebagainya. Misal dalam bahasa Sunda, dari kata gawé, bisa diperoleh bentukan baru seperti, ngagawékeun, ngagawéan, pagawé, pagawéan, sagawéan, dan sebagainya. Proses perubahan seperti tersebut diatas dinamakan afiksasi atau pemberian imbuhan pada kata. Afiksasi imbuhan dalam bahasa Sunda disebut dengan istilah rundayan. 19 Ada pun bentuk dan pola imbuhan ke dua bahasa adalah sebagai berikut: 1. Awalan Rarangkén Hareup prefiks Pemberian imbuhan diawal kata. Contoh: Ind. : melamar, ditulis, beriman Sund. : kahayang, didahar, ariman Awalan dalam bahasa Indonesia antara lain, me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe- , per-,dan se-. Rarangkén hareup dalam bahasa Sunda antara lain, ba-, barang-, di-, ka-, N-, pa-, pada-, pang-, para-, per-, pi-, sa-, sang-, si-, silihsili-, ti-, dan tingpating-. 2. Sisipan Rarangkén Tengah infiks Pemberian imbuhan ditengah kata. Contoh: Ind. : gemetar, gelegar, sinambung, Sund. : larieur, tinulis, lumampah, sarolat, jarakat Sisipan dalam bahasa Indonesia antara lain, -el-, -er-, -em-, dan -in-. Rarangkén Tengah dalam bahasa Sunda antara lain, -ar-, -um-, dan – in-. 19 Idem. 3. Akhiran Rarangkén Tukang sufiks Pemberian imbuhan akhir kata. Contoh: Ind. : layangkan, masukan, maknai Sund. : sakolaan, dahareun, bajuna Akhiran pada bahasa Indonesia antara lain, -an, -kan, dan -i. Rarangkén tukang dalam bahasa Sunda antara lain, -an, eun, -ingning, -keun, dan -naananana. 4. Gabungan Barung konfiks Pemberian imbuhan digabungkan antara awalan dan akhiran. Contoh: Ind. : diberikan, keadaan Sund. : dibikeunan, kaayaan, sajadina Bentuk gabungan pada bahasa indonesia antara lain, me-kan, di-kan, ke-an, per-an, dan lain-lain. Bentuk Rarangkén barung pada bahasa Sunda antara lain, di-an, ka-an, sa-na, pika-eun, dan lain sejenisnya. 5. Kombinasi Bareng ambifiks Pemberian imbuhan dilakukan dengan cara mengkombinasikan kata yang sudah diberi imbuhan deberikan lagi imbuhan. Contoh: Ind. : memperbodohi, memperistrikan Sund. : sakahayangna, dipangaralaankeun Kombinasi dalam bahasa Indonesia antara lain, memper-i, memper- kan, dan sejenisnya. Rarangkén Bareng dalam bahasa Sunda antara lain, saka-na, di-pang- N-ar-----an-keun, dan sejenisnya.

E. Hakikat Makna dan Perubahan Makna Kata Serapan Bahasa Arab