Pelonggaran kaidah Fonem Bidang Fonem

Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda ‘ulamâ - ءﺎﻤ ﻋ ulama ulama b. 2. Maddah â, î, dan û Fonem Suprasegmental yang berupa tekanan panjang atau tempo dalam bahasa Arab ini setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda biasanya dihilangkan, baik ia menduduki posisi awal, tengah maupun akhir kata. Fonem tersebut dianggap tidak ada pada bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Dalam bahasa Arab fonem suprasegmental melekat pada vokal dan lafal vokal dalam bahasa Arab yang lebih panjang dibandingkan dengan vokal yang tidak disertai fonem suprasegmental. Contoh kata yang mengandung fonem suprasegmental itu adalah : Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda Hâl - لﺎ hal hal Maqâm - مﺎ makam makom

c. Pelonggaran kaidah Fonem

Pelonggaran kaidah adalah pelonggaran kaidah bahasa dalam usaha menampung unsur dari luar yang berupa fonem-fonem bahasa. Pelonggaran itu berupa menerima fonem bahasa dan menggunakannya dalam bahasa lainnya. Dengan kata lain, fonem-fonem yang diterima dalam bahasa itu tidak lagi diganti dengan fonem lain yang mirip. Di antara fonem-fonem bahasa Arab yang diterima bahasa Indonesia, semuanya fonem konsonan dan tidak ada fonem vokal atau fonem suprasegmental. a. Konsonan f Konsonian f agaknya diterima oleh bahasa Indonesia cukup banyak, sebagian dari kata itu masih mempunyai dua bentuk. Yang satu, masih dengan konsonan f dan yang kedua, sudah diganti dengan p. Ada juga f dan p itu yang sudah fonemis. Misalnya terdapat dalam kata kafan dan kapan. Namun tidak terlalu banyak dalam bahasa Sunda. Kebanyakan, pada bahasa Sunda fonem f diubah menjadi p. seperti halnya dalam kata fitnah indonesia pada bahasa Sunda menjadi pitenah. Di bawah ini contoh yang masih mempunyai kembaran tanpa f maupun yang sudah tidak mempunyai lagi. Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda Infaq - ﻔ ا Infak infak b. Konsonan kh Konsonan kh dari bahasa Arab kiranya juga diterima oleh bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Ada juga yang masih mempunyai bentuk kembaran, yang satu masih dengan konsonan kh dan satunya lagi, konsonan itu sudah diganti dengan h. Ada juga kh dan h itu yang sudah fonemis, misalnya dalam khas dan has. Di bawah ini contohnya : Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda Akhlâq - قﻼﺧا Akhlak Ahlak Khâliq ﻟﺎﺧ Khalik Halik c. Konsonan sy Konsonan ini diterima oleh bahasa Indonesia dan bahsa Sunda tidak banyak, karena sedikit kata kembar yang sy dan s. Konsonan ini yang sudah fonemis misalnya dalam kata syarat dan sarat. Bahkan, pada bahasa Sunda konsonan sy hanya ditukar dengan konsonan s. Di bawah ini contoh-contoh yang mengandung konsonan sy: Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda Syukr - ﺮﻜﺷ Syukur Sukur syukur Syart - طﺮﺷ Syarat Sarat Sarat d. Konsonan z Konsonan z diterima oleh bahasa Indonesia karena berbeda dengan Konsonan bahasa Arab yang lainnya. Konsonan ini dipergunakan untuk mengganti konsonan bahasa Arab selain z. Namun pada bahasa Sunda, konsonan z diganti dengan j. Di bawah ini contoh kata-katanya, baik berasal dari konsonan z maupun konsonan lainnya : Bahasa Arab Bahasa Indonesia Bahasa Sunda Ziyârah ةرﺎ ز Ziarah Jiarah

2. Pola Suku Kata