Kosakata dan Makna Kata Serapan

BAB II KATA SERAPAN

A. Kosakata dan Makna

Bila kita perhatikan dengan teliti percakapan seseorang dengan yang lainnya atau sebuah tulisan, maka akan kita jumpai beberapa kata dengan susunan tertentu sehingga menjadi urutan kata-kata yang bermakna. Dengan kata lain, orang berbahasa baik tulisan atau lisan ialah orang yang sedang menyusun kata-kata dengan urutan tertentu sehingga menghasilkan makna. Semakin banyak jumlah kata yang dikuasai seseorang, memungkinkan terciptanya kelancaran berbahasa dan makna yang luas. Hal ini akan jelas terlihat jika kita perhatikan perkembangan berbahasa pada manusia. Perbendaharaan dan penguasaan kata-kata bertambah pula seiring dengan tingkat kedewasaan dan keluasan ilmu pengetahuannya. Penambahan perbendaharaan kata-kata menjadi pengetahuan dalam diri seseorang sampai akhir hayatnya. Penggunaan secara sistematis terhadap unsur bahasa lain oleh seseorang merupakan bagian dari suatu bahasa yang tanpa disadari oleh pemakainya. Peminjaman ini disebut proses integrasi. 1 Pada proses integrasi unsur-unsur bahasa lain yang terbawa masuk itu sudah dianggap, diperlakukan, dan dipakai sebagai bagian dari bahasa yang menerimanya atau yang dimasukinya. Proses integrasi itu telah disesuaikan, baik lafalnya, ejaannya, maupun tata bentuknya. 1 Harimukti Kridalakasana, Kamus Linguistik, Jakarta: PT. Gramedia, 1983, cet. ke-2, hal. 62 Terbawa masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa yang sedang dipergunakan, sehingga tampak adanya penyimpangan kaidah dari bahasa yang sedang dipergunakan disebut dengan interferensi.

B. Kata Serapan

Kata serapan adalah salah satu faktor yang sangat aktif dalam menentukan perkembangan bahasa. Penyerapan terjadi akibat adanya kontak antar satu bahasa dengan bahasa lain, baik yang sekerabat maupun yang tidak sekerabat. Kontak dengan bahasa-bahasa lain menimbulkan saling adanya pengaruh dalam bahasa mereka dan pengaruh yang paling sederhana berupa pinjaman kata-kata karena perkembangan antar bahasa yang saling mempengaruhi pastilah berbeda. Oleh karena itu kata-kata serapan pasti ada pada setiap bahasa di dunia. Sebagaimana di Indonesia, selain ada bahasa Nasional yaitu bahasa Indonesia ada juga bahasa- bahasa daerah. Bahkan kebanyakan masyarakat Indonesia menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua setelah bahasa daerahnya masing-masing. Dengan situasi kebahasaan seperti itu, dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia termasuk masyarakat bilingual atau multilingual karena tidak sedikit dari masyarakat itu yang menguasai lebih dari satu bahasa, misalnya mereka menguasai bahasa Indonesia, bahasa daerahnya sendiri, juga menguasai bahasa asing. Penyerapan dari satu bahasa ke bahasa lain dapat terjadi secara leksikal. Pada proses penyerapan unsur bahasa secara leksikal akan terbawa juga proses penyerapan bunyi. Penyerapan leksikal dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu penyerapan dialek, penyerapan mesra, penyerapan kultural. 1. Penyerapan dialek adalah penyerapan yang diambil dari salah satu dialek dalam bahasa Indonesia, seperti damprat memaki-maki, mendusin sadar, dan lain-lain. Dianggap sebagai penyerapan dialek karena merupakan salah satu dialek bahasa Indonesia yang diambil dari bahasa Jakarta Betawi. 2. Penyerapan mesra adalah penyerapan dari bahasa lain yang terdapat dalam daerah kebahasaan Indonesia, seperti kata ganteng, leluhur, dan prihatin yang berasal dari bahasa Jawa. 3. Penyerapan kultural adalah bahasa yang diambil dari bahasa yang tidak ada dalam daerah kebahasaan Indonesia, seperti kata fakir, jahiliyah, dan kiamat yang diserap dari bahasa Arab. Di samping penyerapan leksikal ada pula penyerapan struktural, yang termasuk dalam penyerapan ini adalah penyerapan yang menyangkut unsur fonem, morfem, dan kalimat. 2 Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu, dalam perkembangannya telah banyak menyerap kata-kata dari bahasa serumpun ataupun bahasa asing. Salah satu bahasa asing yang telah banyak mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia adalah bahasa Arab. Kehadiran bahasa Arab dalam bahasa Indonesia dimulai sejak berkembangnya agama Islam di Indonesia yang dibawa oleh orang-orang Persia, India, dan Arab. Al-Qur’an sebagai kitab 2 Samsuri, Analisa Bahasa, Jakarta, Erlangga, 1994, cet. Ke-9, h. 52-53 suci umat islam yang berbahasa Arab memegang peran penting dalam proses penyebaran islam, selain itu mereka mengisahkan cerita-cerita tentang para nabi dan juga tulisan-tulisan lain tentang agama islam yang berbahasa Arab, sehingga tanpa disadari kata-kata tersebut terserap dalam bahasa Indonesia. 3 Kata-kata serapan dari bahasa Arab telah memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Kata-kata yang berasal dari bahasa Arab sudah sering digunakan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dalam keseharian mereka, terutama dalam bidang keagamaan, sehingga kata-kata tersebut sudah tidak terasa asing lagi. Kata-kata yang terkait dalam bidang keagamaan, seperti masya Allah, insya Allah, takdir, dan masih banyak lagi yang lainnya yang mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Bahasa Sunda, semula oleh para sarjana belanda disebut-sebut sebagai sempalan dari bahasa Jawa, oleh karenanya wilayah sunda pada jaman kolonial disebut jawa bagian barat atau Jawa Barat. Namun, kenyataannya ternyata tidak begitu, Sunda merupakan wilayah tersendiri yang bukan jawa. Begitu juga dengan bahasanya. Bahkan pada tahun 1956, para pemuda pasundan pernah mengadakan kongres untuk menolak penyebutan Jawa Barat untuk wilayah Sunda. 4 Namun hasilnya hanya tersimpan dalam hati saja. Seperti halnya yang terjadi pada semua bahasa, kontak antar bahasa pasti tidak bisa dihindari. Sehingga terjadilah proses integrasi, serap-menyerap, berdasarkan pada kebutuhan perkembangan zaman. Begitu juga pada bahasa 3 Simorangkir, dkk, Kesusastraan Indonesia, Jakarta : Pembangunan, 1959, h.66 4 Ajip Rosidi, The Sundanese Youth Congres translated by J. Noorduyn, dalam Tulak Bala; Sistem Pertahanan Tradisional Masyarakat Sunda dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda, Bandung: Pusat Studi Sunda, 2003, h. 57 Sunda, percampuran terjadi karena para penutur bahasa Sunda bersinggungan dengan penutur bahasa lain. Pada bahasa Sunda, kata serapan disebut basa kosta bahasa asing 5 atau kecap serepan. 6 Dengan begitu, kata serapan serapan adalah bahasa asing yang digunakan dalam bahasa lokal. Perkembangan penggunaannya tidak jauh berbeda seperti yang terjadi pada bahasa Indonesia. Kontak budaya dan bahasa yang terjadi di tanah Sunda menjadi penyebab utama berkembang dan masuknya lebih banyak lagi kata serapan. Oleh karena orang Sunda banyak yang memeluk agama Islam, maka kata-kata yang berasal dari bahasa Arab tidak bisa ditolak. Terlebih untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak ada padanannya dalam bahasa Sunda seperti istilah-istilah yang sangat erat hubungannya dengan keagamaan.

C. Proses Penyerapan Kata-kata Bahasa Arab Kedalam Bahasa Sunda