40
4. Mengelola Kekayaan
Kekayaan yang dilimpahkan kepada kita bukanlah semata-mata untuk diri kita sendiri. Dalam kekayaan juga terdapat amanah berupa hak pihak lain
yang diberikan melalui kita manusia. Amanah tersebut adalah amanah untuk orang lain, untuk masa kini, untuk masa sulit, untuk masa depan, serta amanah
untuk masyarakat yang harus dikelola.
23
Pertama, hal yang penting dilakukan dalam mengelola harta adalah membersihkan harta dengan mengeluarkan zakat, infaq, dan sedekah. Kedua,
menafkahkan harta untuk hidup masa kini sesuai dengan keleluasaan atau kesempitan, serta tidak melupakan hak atas kenikmatan yang halal di dunia.
Ketiga, membelanjakan harta dengan hemat dan menyisihkan kelebihan untuk masa-masa sulit. Keempat, mempersiapkan untuk masa depan agar
dapat hidup bahagia setelah tidak produktif, serta dapat meninggalkan keturunan dalam keadaan sehat dan kaya. Kelima, atau yang terakhir,
mengembangkan harta untuk meningkatkan penyebarluasan kemaslahatan bagi masyarakat.
C. Tingkat Pendidikan dan Status Marital
1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
23
Pontjowinoto, Kaya dan Bahagia Cara Syariah. h. 73.
41
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
24
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai proses
pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran. Pendidikan pada
dasarnya merupakan usaha pengembangan sumber daya manusia dilakukan secara sistematis, pragmatis, dan berjenjang agar menghasilkan manusia-
manusia yang berkualitas yang dapat memberikan manfaat dan sekaligus harkat dan martabatnya.
25
Hakikat pendidikan merupakan usaha mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik di dalam maupun di luar sekolah. Usaha-
usaha tersebut diselenggarakan dalam berbagai macam bentuk sebagai berikut
26
:
a. Usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah, dan sistematis melalui suatu lembaga disebut pendidikan formal.
24
Irmayanti Meliono dkk, MPKT Modul I, Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI, 2007, artikel ini diakses tanggal 24 Juni 2011 pukul 02.03 p.m. dari http:www.id.wikipedia.org.
25
Aditya Dwi Purwoko, Pengaruh Pelaksanaan Self Assessment System, Kualitas Pelayanan KPP, dan Tingkat Pendidikan terhadap Motivasi Wajib Pajak Memenuhi Kewajiban Pajak, Skripsi
UIN, Jakarta, 2008.
26
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda, 1997, h. 10.
42
b. Usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, akan tetapi tidak berencana dan tidak sistematis di lingkungan keluarga disebut pendidikan
informal. c. Usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja dan berencana
tetapi tidak sistematis di luar lingkungan keluarga dan lembaga pendidikan formal disebut pendidikan nonformal.
Peningkatan kualitas diri manusia yang dicapai melalui pendidikan mencakup beberapa aspek yaitu
27
: a. Peningkatan kualitas berpikir kecerdasan, kemampuan analisis,
kreatifitas, dan visioner. b. Peningkatan kualitas moral ketakwaan, kejujuran, ketabahan, keadilan,
dan tanggung jawab. c. Peningkatan kualitas kerja keterampilan, profesional, dan efisien.
d. Peningkatan kualitas hidup kesejahteraan materi dan rohani, ketenteraman dari terlindungnya martabat dan harga diri.
e. Peningkatan kualitas
pengabdian semangat
berprestasi, sadar,
pengorbanan, dan kebanggaan terhadap tugas. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dilakukan dengan
pendidikan, tidak hanya pendidikan dalam arti sempit sekolah tetapi juga dalam arti luas mencakup pendidikan dalam keluarga dan masyarakat. Karena
27
M. Tholhah Hasan. Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta: Lantabora Press, 2005, h. 136.
43
pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pembudayaan sikap, watak, dan perilaku yang berlangsung sejak dini. Melalui pendidikan sebagai
proses budaya akan tumbuh dan berkembang nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia seperti kelakuan, keimanan, disipllin, akhlak, dan
etos kerja serta nilai-nilai instrumen seperti penguasaan iptek dan kemampuan berkomunikasi yang merupakan unsur pembentuk kemajuan dan kemandirian
bangsa.
2. Status Marital