Landasan Syariah Kebutuhan Hidup

53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum kuesioner disebarkan, penulis melakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, di mana df = n - 2. Dalam hal ini, n adalah jumlah sampel atau responden. Pada penelitian pengukuran minat membuat perencanaan keuangan syariah pada wanita karir ini jumlah sampel n = 30, maka besarnya df = 30 – 2 = 28, dengan alpha = 0.05. Maka diperoleh nilai r tabel = 0.3610. Pengambilan keputusan adalah jika r hasil hitung positif dan serta r hasil hitung lebih besar dari r tabel maka item tersebut valid. Sebaliknya, jika r hasil hitung lebih kecil dari r tabel maka item tersebut tidak valid. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Landasan Syariah

Dari 10 sepuluh item pertanyaan yang telah dibuat, maka tidak ada butir yang dianggap tidak valid. Seluruh item dikatakan valid karena menghasilkan hasil perhitungan di atas r tabel pada taraf signifikan 5 yaitu sebesar 0.3610. 54 Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Dimensi Landasan Syariah Item Corrected Item-Total Correlation Kriteria A1 .374 Valid A2 .745 Valid A3 .800 Valid A4 .832 Valid A5 .802 Valid A6 .705 Valid A7 .646 Valid A8 .832 Valid A9 .815 Valid A10 .709 Valid Sumber: data diolah Tabel 4.2 Reliability Statistics Dimensi Landasan Syariah Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .918 .932 10 Sumber: data diolah Output hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach’s. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Dari hasil output diperoleh nilai alpha 0.932 0.7, sehingga dapat disimpulkan untuk dimensi landasan syariah adalah reliabel. 55

2. Kebutuhan Hidup

Dari 10 sepuluh item pertanyaan yang telah dibuat, maka butir yang dianggap tidak valid adalah butir nomor 5. Sisanya dianggap sebagai instrumen yang valid. Item dikatakan tidak valid karena menghasilkan hasil perhitungan di bawah r tabel pada taraf signifikan 5 yaitu sebesar 0.3610. Artinya item pertanyaan yang valid adalah item yang menghasilkan hasil perhitungan di atas taraf signifikan 0.3610. Dengan demikian, semua instrumen yang tidak valid tidak dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur besarnya minat membuat perencanaan keuangan syariah. Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Dimensi Kebutuhan Hidup Item Corrected Item-Total Correlation Kriteria B1 .453 Valid B2 .708 Valid B3 .799 Valid B4 .724 Valid B5 -.224 Tidak Valid B6 .631 Valid B7 .743 Valid B8 .711 Valid B9 .863 Valid B10 .781 Valid Sumber: data diolah 56 Tabel 4.4 Reliability Statistics Dimensi Kebutuhan Hidup Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .881 .877 10 Sumber: data diolah Output hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach’s. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Dari hasil output diperoleh nilai alpha 0.877 0.7, sehingga dapat disimpulkan untuk dimensi kebutuhan hidup adalah reliabel.

3. Siklus Hidup

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada Pemerintah Kabupaten / Pemerintah Kota Di Sumatera Utara

66 321 115

Studi Komperatif Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebelum Dan Setelah Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Medan)

0 34 88

Tingkat Kesadaran Pegawai Baitul Maal Wa Tamwil Dalam Membuat Perencanaan Keuangan Syariah (Studi Pada Pegawai Baitul Maal Wa Tamwil Di Kota Tangerang Selatan)

0 8 164

Pengaruh Sistem Informasi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

0 9 32

Pengaruh perencanaan keuangan syariah terhadap minat masyarakat dalam menempatkan dana di lembaga keuangan syariah: studi pada masyarakat Villa Pamulang

0 5 107

PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ANTARA DAERAH INDUK DAN DAERAH Perbedaan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Antara Daerah Induk Dan Daerah Otonom Baru Setelah Pemekaran.

0 2 20

Analisis kinerja keuangan pemerintah kota berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) : studi kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta.

0 0 186

Analisis kinerja keuangan pemerintah kota berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) studi kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta

1 2 184

KAJIAN PERBEDAAN MINAT MEMBUAT PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA MENURUTTINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA DI KOTA PEKANBARU

0 0 11

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH: Studi Eksplanatif Tentang Pengaruh Tingkat Profesionalisme Aparat dan Keefektifan Sistem Informasi Keuangan Daerah Terhadap Tingkat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Badan Pengelolaan Keuangan Pemeri

0 0 217