Hal-hal yang Berkaitan dengan Perencanaan Keuangan Syariah

23 secara hati-hati, melakukan manajemen risiko dan melatih seseorang untuk mengatur risiko investasi dengan baik, menentukan asuransi perlindungan yang tepat baik untuk jiwa, kesehatan, dan harta kepemilikan, meningkatkan kekayaan, serta mengontrol pengeluaran dan biaya-biaya.

1. Hal-hal yang Berkaitan dengan Perencanaan Keuangan Syariah

Gambar 2.1 Hal-hal yang Berkaitan dengan Perencanaan Keuangan Syariah a. Landasan Syariah Allah SWT melalui firman-Nya dalam kitab suci QS 02: 172. Allah memerintahkan kepada semua orang yang beriman untuk hanya mengambil yang thoyib baik. Jika itu diwujudkan, Allah SWT akan memberikan rezeki kepada mereka. Manusia juga diperintahkan untuk bersyukur, berterima kasih kepada-Nya, dan hanya kepada-Nya mereka Syariah Kebutuhan Hidup Kenyataan Siklus Hidup Dunia Keuangan Perencanaan 24 mengabdi. Maka, sebaik-baik manusia adalah mereka yang senantiasa berzikir dan banyak-banyak mengingat Allah SWT. Melalui firman-Nya dalan Kitab Suci QS 62: 10, diperintahkan juga kepada manusia untuk bertebaran di muka bumi setelah selesai menjalankan ibadah salat Jumat, guna mencari fadhilah atau kelebihan dari Allah SWT. Meskipun sesungguhnya manusia tidak akan memperoleh kecuali apa yang diusahakannya, tetapi karena Allah Mahakarya dan Mahakuasa, maka Dia dapat memberikan tambahan balasan kepada manusia sesuai kehendak-Nya. Oleh karena itu, dalam Kitab Suci QS 14:07, Allah SWT telah menyampaikan bahwa jika manusia bersyukur atau berterima kasih atas nikmat yang telah dianugerahkan kepadanya, maka Dia akan menambahkan nikmat-Nya. Namun, jika manusia mengingkari bahwa nikmat itu berasal dari-Nya, sesungguhnya Allah SWT akan menurunkan azab-Nya yang sangat pedih. Di samping semata-mata hidup untuk mengabdi kepada Tuhan, selalu ingat kepada-Nya, dan berterima kasih atas segala balasan-Nya, manusia juga diingatkan untuk menggunakan rezeki yang diterimanya untuk kebaikan. Dalam Kitab Suci QS 24:22, telah diperingatkan kepada orang-orang yang mempunyai fadhil kelebihan dan sa’at kelapangan agar jangan bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kerabatnya, kepada orang-orang miskin, maupun kepada orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Bila orang-orang yang 25 mempunyai kelebihan dan kelapangan itu memberi bantuan, maka dosa mereka akan diampuni. Allah SWT telah menegaskan bahwa Dia adalah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Jadi, kekayaan yang manusia terima sebenarnya adalah amanah yang harus digunakan atau dinafkahkan sesuai dengan ketentuan-Nya karena setiap manusia nantinya akan ditanya tentang hartanya, dengan cara apa dia memperolehnya dan bagaimana dia manfkahkannya. Kemampuan yang diberikan kepada manusia tidak dapat menjangkau hal-hal yang belum terjadi. Allah tidak memberikan kemampuan tersebut kepada manusia. Kemampuan yang diberikan kepada manusia hanya sebatas memprediksikan dan merencanakan planning sesuatu yang belum terjadi serta memproteksi segala sesuatu yang dirasa akan dialami oleh setiap manusia. Dalam hal ini manusia ditugaskan hanya mengatur bagaimana cara mengelola kehidupannya agar mendapatkan kebahagiaan di dunia akhirat. Adapun salah satu caranya adalah dengan menyiapkan bekal proteksi di masa datang agar segala sesuatu yang bernilai negatif, baik dalam bentuk musibah, kecelakaan, kebakaran ataupun kematian dapat diminimalisir kerugiannya. Hal semacam ini telah dicontohkan oleh nabi Yusuf secara jelas dalam menakwilkan mimpi Raja Mesir tentang tujuh ekor sapi gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi kurus dalam surat Yusuf: 46-49. 26 Ayat tersebut memberikan pelajaran bagi manusia pada saat ini yang secara ekonomi dituntut agar mengadakan persiapan secara matang untuk menghadapi masa yang sulit jikalau menimpanya pada waktu yang akan datang. 14 b. Kebutuhan Hidup Manusia Beberapa tingkatan kebutuhan manusia menurut Firman Allah SWT dan ajaran Rasulullah SAW dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, dengan memakai istilah tajuu’a, terkait dengan kecukupan makanan yang dibutuhkan manusia sebagai makhluk untuk hidup. Kedua, dengan menggunakan istilah ta’roo, terkait kebutuhan yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya, yaitu kebutuhan sebagai makhluk hidup sosial untuk menutup aurat dan tampil menarik. Ketiga, dengan memakai istilah tazhma’u, terkait dengan memenuhi dahaga atau dapat disebut sebagai kepuasan, yaitu sesuatu yang membuat manusia ingin mendapat lebih. Keempat, atau yang terakhir, dengan istilah tadhhaa, yang memakai panas sinar matahari sebagai analogi. Dalam jumlah yang cukup, panas sinar matahari akan sangat berguna dan menyehatkan. Tetapi bila terlalu banyak atau berlebihan, bisa membakar kulit dan menimbulkan masalah. 15 14 AM. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 102-104. 15 Iwan P. Pontjowinoto, Kaya dan Bahagia Cara Syariah, Jakarta, PT. Mizan Publika, 2010, h. 9. 27 Dengan demikian, manusia seharusnya dapat memahami bahwa Allah SWT telah menunjukkan adanya pembedaan differentiation atas semua hal yang diperlukan dalam hidup manusia. Menurut pembeda itu, hal-hal yang diperlukan dalam hidup manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut. Keperluan darurat, dalam konteks kebutuhan, adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia sebagai makhluk untuk tetap hidup. Sebut saja air, oksigen, dan makanan. Bila kebutuhan yang termasuk dalam golongan darurat tidak terpenuhi, manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk, yang digambarkan dengan istilah tidak cukup makan tajuu’a. Kebutuhan haajat, dalam konteks kebutuhan, adalah segala sesuatu yang secara mendasar harus dipenuhi untuk mencapai fitrah sebagai manusia. Di antaranya, kebutuhan untuk berpakaian, berkomunikasi, berkeluarga, punya tempat tinggal yang layak, dan kebutuhan lainnya. Kebutuhan-kebutuhan ini digambarkan dengan istilah tidak berpakaian atau ta’roo. Keinginan raghbat, yaitu keinginan yang diharapkan dipenuhi untuk mencapai kepuasan yang lebih luas dari kebutuhan dasar, yang digolongkan sebagai darurat dan haajat. Keinginan ini layak menjadi motivasi untuk mencari fadhilah, kelebihan dari Alah SWT, sehingga manusia tidak melupakan haknya atas nikmat dunia, sesuai dengan 28 ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan-Nya. Keinginan jenis ini digambarkan sebagai dahaga atau tazhma’u. Hasrat syahwat, yaitu keinginan atau raghbat yang sebenarnya tidak diperlukan. Sehingga bila dipenuhi, manfaatnya sangat kecil atau bahkan tidak ada, sedangkan mudharatnya lebih besar. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan syahwat bukanlah semata-mata berkaitan dengan masalah seksual, tetapi segala macam bentuk rangsangan atau hasrat untuk segera memenuhi keinginan. Sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan, atau belum saatnya untuk dipenuhi, sehingga menjadi kelebihan yang merugikan tadhdha. Masalah utama dalam syahwat adalah bila manusia menyegerakan sesuatu yang dianggapnya sebagai kebutuhan, padahal sebenarnya tidak pernah menjadi haknya. Contoh paling sederhana adalah makan berlebihan hingga jatuh sakit, bahkan mungkin meninggal dunia. Contoh lainnya adalah keinginan untuk memiliki barang mewah yang berada di luar jangkauan kemampuan, baik kemampuan saat ini maupun di masa mendatang. Syahwat semacam ini sangat berbahaya, karena bisa memicu timbulnya pikiran “liar” seperti menipu, mencuri, atau korupsi untuk memenuhinya. Syahwat atau rangsangan untuk segera memenuhi keinginan yang mungkin belum menjadi kebutuhan atau tidak pernah menjadi kebutuhan terbukti telah menimbulkan berbagai kerusakan di muka bumi. Bukan 29 hanya memicu timbulnya peperangan, tetapi juga dapat menjerumuskan manusia ke dalam khamar seperti narkoba, maysir seperti judi maupun spekulasi, hingga transaksi riba yang terbukti telah menciptakan resesi akibat krisis keuangan dunia. 16 c. Siklus Hidup Konsumsi orang yang berumur 20 tahun tentu sangat berbeda dengan orang yang berumur 50 tahun. Faktor internal seperti umur, besarnya penghasilan, jumlah anggota keluarga, dan gaya hidup turut mempengaruhi seseorang dalam menghabiskan uang dan berinvestasi. 17 Rencana-rencana keuangan akan berubah tergantung pada umur dan kondisi. Beberapa taraf atau tingkatan dalam siklus hidup untuk perencanaan keuangan pribadi adalah sebagai berikut. 18 1 Dewasa belum menikah. Perencanaan terfokus pada memiliki asuransi yang sesuai, akumulasi tabungan dan kekayaan, pendidikan untuk pengembangan karir. 2 Pasangan muda yang baru menikah. Perencanaannya meliputi perhitungan mengenai apabila pasangan ingin mempunyai anak. Untuk keluarga yang lebih besar, lebih membutuhkan rumah yang tentu saja memerlukan persyaratan tertentu untuk bisa mendapatkan 16 Ibid., h. 11 17 Kapoor, Personal Finance Seventh Edition, h. 13. 18 Adler H. Manurung dan Lutfi T. Rizky. Successful Financial Planner a Complete Guide. Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2009, h.9. 30 Kredit Pemilikan Rumah KPR. Kebutuhan untuk asuransi kesehatan dan asuransi jiwa akan meningkat. Sebuah surat wasiat dan perencanaan warisan menjadi penting dan harus dimiliki. 3 Orang tua baru. Perencanaannya lebih cenderung untuk mempersiapkan kebutuhan anak dan menyediakan dana pendidikan anak. 4 Orang tua yang baru bercerai. Salah satu dari mantan pasangan ini biasanya ayah memiliki kewajiban membayar tunjangan hidup kepada mantan istri alimony dan anaknya child support. Kebutuhan keuangan akan meningkat karena dari sisi sang ayah harus mencukupi kebutuhan dua keluarga keluarga baru bila ada dan kewajiban kepada yang diceraikan. Meskipun suami dan istri di keluarga baru keduanya bekerja, biaya-biaya hidup akan tetap meningkat. 5 Orang tua dengan anak-anak yang sudah lebih dewasa. Perencanaan warisan akan mendapatkan perhatian yang lebih penting. Program asuransi yang lebih baik dan cukup mungkin dibutuhkan. Kelebihan dana lebih baik diinvestasikan. Taraf awal perencanaan pensiunan akan dimulai. 6 Anak telah pindah dan keluar dari rumah. Orang tua bisa mempertimbangkan untuk pindah ke tempat tinggal yang lebih kecil 31 atau tempat yang lebih dekat dengan anak. Perencanaan pensiunan harus direncanakan menjadi lebih serius. 7 Memasuki masa pensiunan. Sangat penting untuk meninjau ulang review asuransi dan program tunjangan hidup. Pensiunan akan membutuhkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan pribadi lainnya semasa pensiun, seperti bepergian atau berjalan-jalan. d. Kenyataan Hidup Kenyataan hidup atau yang lebih dikenal dengan faktor ekonomi juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perencanaan keuangan seseorang. Perubahan kondisi ekonomi terhadap keputusan keuangan dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Perubahan Kondisi Ekonomi terhadap Keputusan Keuangan Barometer Perekonomian Indikator Perekonomian Hal yang menjadi tolak ukur Pengaruhnya terhadap perencanaan keuangan Indikator perekonomian terdepan Indeks indikator perekonomian ke depan Adanya tanda pertumbuhan ekonomi yang sehat Cenderung terjadi perubahan perekonomian dalam 6-9 bulan ke depan. Peningkatan indeks yang berkesinambungan akan berdampak lebih terbukanya lapangan kerja dan kesempatan untuk meningkatkan pendapatan perorangan Pendapatan perkapita GDP Tingkat pemesanan produk dalam perusahaan, tingkat produksi, indeks pembelian Total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di sebuah Negara Indikasi kondisi perekonomian yang sehat, pertumbuhan pendapatan perkapita yang berkesinambungan, mengakibatkan terbukanya lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan perorangan. 32 PHK Tingkat PHK, lamanya menganggur, indeks bantuan pemerintah, klaim PHK Jumlah pengangguran yang masih mempunyai kemauan dan kemampuan untuk bekerja Perlu adanya pengurangan dana atas biaya hidup pengangguran, mereka yang menganggur seharusnya kembali bekerja untuk mengurangi utang. Tingginya tingkat pengangguran akan menghambat tingkat konsumsi Inflasi Indeks harga konsumen CPI, indeks harga produsen PPI, deflasi terhadap pendapatan perkapita, indeks biaya gaji, produktivitas Ukuran dari biaya hidup dan daya beli terhadap rupiah Mempengaruhi kemampuan untuk membeli barang dan jasa. Harga konsumen yang tinggi serta inflasi akan menaikkan tingkat suku bunga Pembelanjaan konsumen Indeks harapan konsumen, indeks kepercayaan produsen Permintaan konsumen atas barang dan jasa Peningkatan pembelanjaan konsumen akan menciptakan lapangan pekerjaan. Tingkat pembelanjaan dan peminjaman yang tinggi akan memicu timbulnya inflasi dan tingkat suku bunga Penjualan eceran Penjualan eceran Estimasi total penjualan pada tingkat penjualan eceran Merupakan dasar perencanaan bagi kondisi perekonomian di masa depan. Tingkat penjualan yang menurun akan mengurangi tingkat produksi dan lapangan pekerjaan Suku bunga Potongan, suku bunga pokok, saham dan obligasi Suku bunga pinjaman, tingkat pengembalian dari hasil tabungan dan investasi Semakin tinggi suku bunga maka pembelian dalam bentuk kredit akan semakin mahal sementara investasi akan sangat menarik dan tingkat pinjaman akan menurun. Perubahan tingkat suku bunga pokok akan mempengaruhi bunga pinjaman dan penjualan perumahan akan lebih meingkat Ketersediaan dana M1, M2, M3 Mata uang rupiah mampu memenuhi pembelanjaan di dalam perekonomian Indonesia Suku bunga akan menurun apabila semakin banyak orang menabung atau berinvestasi. Apabila jumlah tabungan semakin banyak maka tingkat pembelanjaan semakin berkurang yang akan berdampak berkurangnya jumlah produksi yang berarti berkurang juga lapangan pekerjaan 33 Perumahan Perumahan, pembelanjaan bidang konstruksi Jumlah perumahan yang sedang dibangun Meningkatnya pembangunan perumahan akan berdampak terciptanya lebih banyak lapangan pekerjaan, pendapatan lebih tinggi, lebih banyak pembelanjaan dan pertumbuhan perekonomian yang pesat di segala bidang Keseimbangan perdagangan Keseimbangan tingkat pembayaran pemerintah Indonesia, nilai rupiah Selisih nilai ekspor dan impor dalam suatu Negara Apabila terjadi defisit perdagangan, suku bunga akan meningkat dan barang-barang impor serta perjalanan ke luar negeri akan jauh lebih mahal Sumber: Adler H. Manurung, Successful Financial Planner a Complete Guide e. Dunia Keuangan Saat ini banyak sekali produk-produk keuangan yang ditawarkan oleh berbagai lembaga keuangan baik itu syariah maupun konvensional. Banyaknya pilihan tersebut membuat seseorang harus melakukan perencanaan untuk dapat mengetahui jenis dan produk mana yang memang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan agar seseorang tidak banyak menghamburkan uang karena membeli produk yang salah. Setiap investasi memiliki karakteristik sendiri-sendiri, seperti tingkat pengembalian return, tingkat risiko risk, status hukum dan aturan serta tingkat pajak atas hasil yang diperoleh. Secara fundamental, investasi dapat dibagi ke dalam lima kelas harta investasi. Beragam pilihan yang tersedia saat ini, merupakan turunan atau kombinasi dari beberapa kelas tersebut. 34 Kelas 1, simpanan untuk menampung dana dalam bentuk kas, seperti rekening giro, tabungan, deposito, dan reksa dana pasar uang. Kelas 2, surat berharga yang menyatakan adanya pinjaman yang diberikan investor kepada pemerintah maupun korporasi, seperti Surat Utang Negara, obligasi korporasi, obligasi ritel Indonesia, sukuk ritel, reksa dana pendapatan tetap, dan reksa dana terproteksi pendapatan tetap. Kelas 3, yaitu komoditas, seperti emas, permata, perak, logam mulia lain, kelapa sawit, lukisan, batik kuno, dan barang koleksi lainnya. Kelas 4, properti, seperti rumah, apartemen, tanah, gedung perkantoran, ruko, dan rukan. Kelas 5, surat berharga yang menyatakan adanya porsi kepemilikan investor di sebuah perusahaan atau organisasi, seperti saham atas perusahaan publik, saham atas perusahaan tertutup, penyertaan modal di sebuah bisnis baik yang dijalankan sendiri maupun orang lain, reksa dana saham, reksa dana campuran, dan reksa dana indeks. 19 Daftar di atas tidak berhenti sampai di situ. Setiap tahun, akan muncul berbagai inovasi-inovasi baru yang ditawarkan industri keuangan. Semakin tinggi potensi tingkat imbal hasil suatu investasi, maka risiko yang menyertaipun akan semakin besar. Kombinasi kelas harta investasi yang dimiliki investor disebut portofolio investasi. 19 Prita H. Ghozie. Menjadi Cantik, Gaya dan Tetap Kaya. Jakarta, PT. Elex Media Komputindo, 2010, h. 163. 35 Sebuah portofolio investasi adalah kumpulan jenis-jenis investasi yang dimiliki oleh seorang investor. Sering kali dikenal dengan nama keranjang investasi. Seorang investor memiliki portofolio investasi untuk memenuhi tujuan investasi baik itu untuk dana pensiun, dana pendidikan, atau lainnya yang telah ditetapkan sebelumnya dengan variasi investasi yang beragam sesuai dengan kebutuhannya.

2. Hal-hal Utama dalam Perencanaan Keuangan Syariah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada Pemerintah Kabupaten / Pemerintah Kota Di Sumatera Utara

66 321 115

Studi Komperatif Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebelum Dan Setelah Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Medan)

0 34 88

Tingkat Kesadaran Pegawai Baitul Maal Wa Tamwil Dalam Membuat Perencanaan Keuangan Syariah (Studi Pada Pegawai Baitul Maal Wa Tamwil Di Kota Tangerang Selatan)

0 8 164

Pengaruh Sistem Informasi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

0 9 32

Pengaruh perencanaan keuangan syariah terhadap minat masyarakat dalam menempatkan dana di lembaga keuangan syariah: studi pada masyarakat Villa Pamulang

0 5 107

PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ANTARA DAERAH INDUK DAN DAERAH Perbedaan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Antara Daerah Induk Dan Daerah Otonom Baru Setelah Pemekaran.

0 2 20

Analisis kinerja keuangan pemerintah kota berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) : studi kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta.

0 0 186

Analisis kinerja keuangan pemerintah kota berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) studi kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta

1 2 184

KAJIAN PERBEDAAN MINAT MEMBUAT PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA MENURUTTINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA DI KOTA PEKANBARU

0 0 11

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH: Studi Eksplanatif Tentang Pengaruh Tingkat Profesionalisme Aparat dan Keefektifan Sistem Informasi Keuangan Daerah Terhadap Tingkat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Badan Pengelolaan Keuangan Pemeri

0 0 217