Siklus Hidup Kenyataan Hidup

56 Tabel 4.4 Reliability Statistics Dimensi Kebutuhan Hidup Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .881 .877 10 Sumber: data diolah Output hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach’s. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Dari hasil output diperoleh nilai alpha 0.877 0.7, sehingga dapat disimpulkan untuk dimensi kebutuhan hidup adalah reliabel.

3. Siklus Hidup

Dari 10 sepuluh item pertanyaan yang telah dibuat, maka butir yang dianggap tidak valid adalah butir nomor 1dan 7. Sisanya dianggap sebagai instrumen yang valid. Item dikatakan tidak valid karena menghasilkan hasil perhitungan di bawah r tabel pada taraf signifikan 5 yaitu sebesar 0.3610. Artinya item pertanyaan yang valid adalah item yang menghasilkan hasil perhitungan di atas taraf signifikan 0.3610. Dengan demikian, semua instrumen yang tidak valid tidak dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur besarnya minat membuat perencanaan keuangan syariah. 57 Tabel 4.5 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Dimensi Siklus Hidup Item Corrected Item-Total Correlation Kriteria C1 .132 Tidak Valid C2 .402 Valid C3 .748 Valid C4 .709 Valid C5 .738 Valid C6 .766 Valid C7 .241 Tidak Valid C8 .796 Valid C9 .803 Valid C10 .764 Valid Sumber: data diolah Tabel 4.6 Reliability Statistics Dimensi Siklus Hidup Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .887 .873 10 Sumber: data diolah Output hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alpha Cronbach’s. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Dari hasil output diperoleh nilai alpha 0.873 0.7, sehingga dapat disimpulkan untuk dimensi siklus hidup adalah reliabel. 58

4. Kenyataan Hidup

Dari 10 sepuluh item pertanyaan yang telah dibuat, maka butir yang dianggap tidak valid adalah butir nomor 3. Sisanya dianggap sebagai instrumen yang valid. Item dikatakan tidak valid karena menghasilkan hasil perhitungan di bawah r tabel pada taraf signifikan 5 yaitu sebesar 0.3610. Artinya item pertanyaan yang valid adalah item yang menghasilkan hasil perhitungan di atas taraf signifikan 0.3610. Dengan demikian, semua instrumen yang tidak valid tidak dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur besarnya minat membuat perencanaan keuangan syariah. Tabel 4.7 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Dimensi Kenyataan Hidup Item Corrected Item-Total Correlation Kriteria D1 .682 Valid D2 .658 Valid D3 .339 Tidak Valid D4 .718 Valid D5 .459 Valid D6 .793 Valid D7 .741 Valid D8 .660 Valid D9 .576 Valid D10 .376 Valid Sumber: data diolah 59 Tabel 4.8 Reliability Statistics Dimensi Kenyataan Hidup Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .858 .880 10 Sumber: data diolah Output hasil pengujian reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Alph a Cronbach’s. Jika nilai alpha lebih besar dari 0.7 maka suatu konstruk dikatakan reliabel. Dari hasil output diperoleh nilai alpha 0.880 0.7, sehingga dapat disimpulkan untuk dimensi kenyataan hidup adalah reliabel.

5. Dunia Keuangan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah pada Pemerintah Kabupaten / Pemerintah Kota Di Sumatera Utara

66 321 115

Studi Komperatif Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebelum Dan Setelah Otonomi Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Medan)

0 34 88

Tingkat Kesadaran Pegawai Baitul Maal Wa Tamwil Dalam Membuat Perencanaan Keuangan Syariah (Studi Pada Pegawai Baitul Maal Wa Tamwil Di Kota Tangerang Selatan)

0 8 164

Pengaruh Sistem Informasi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

0 9 32

Pengaruh perencanaan keuangan syariah terhadap minat masyarakat dalam menempatkan dana di lembaga keuangan syariah: studi pada masyarakat Villa Pamulang

0 5 107

PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ANTARA DAERAH INDUK DAN DAERAH Perbedaan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Antara Daerah Induk Dan Daerah Otonom Baru Setelah Pemekaran.

0 2 20

Analisis kinerja keuangan pemerintah kota berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) : studi kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta.

0 0 186

Analisis kinerja keuangan pemerintah kota berdasarkan rasio keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) studi kasus di Pemerintah Kota Yogyakarta

1 2 184

KAJIAN PERBEDAAN MINAT MEMBUAT PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA MENURUTTINGKAT PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA DI KOTA PEKANBARU

0 0 11

AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH: Studi Eksplanatif Tentang Pengaruh Tingkat Profesionalisme Aparat dan Keefektifan Sistem Informasi Keuangan Daerah Terhadap Tingkat Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pada Badan Pengelolaan Keuangan Pemeri

0 0 217