Kondisi Geografis KEBUDAYAAN MASYARAKAT ARAB

27

BAB III KEBUDAYAAN MASYARAKAT ARAB

A. Kondisi Geografis

Secara etimologi, Arab berarti gurun Sahara, dan tanah tandus yang tidak mengandung air dan tumbuhan, Sejak dahulu, istilah ini digunakan untuk menyebut Jazirah Arab, juga untuk kaum yang mendiami tanah tersebut dan menjadikannya sebagai negeri mereka. Jazirah Arab, sebelah barat dibatasi oleh Laut Merah dan anak Jazirah Sina, sebelah timur dibatasi oleh Teluk Arab dan sebagian besar negeri Irak bagian selatan, sebelah Selatan dibatasi oleh Laut Arab yang merupakan bentangan dari Laut India, dan sebelah utara dibatasi oleh negeri Syam dan sebagian dari negeri Irak. 1 Jazirah Arabia adalah sebuah wilayah yang berbentuk Semenanjung. Semenanjung adalah daratan yang menjorok ke laut. Semenanjung Arab atau disebut juga Semenanjung barat daya Asia, merupakan semenanjung terbesar pada peta dunia. Sebagian ahli menggambarkan wilayah ini berbentuk bujur sangkar dengan panjang kurang lebih 1300 mil dan lebar 750 mil, yang membentang di sebelah barat daya benua Asia. 2 Secara geografis, daerah ini terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu: 1. Arabia Petrix atau Petraea, yang terletak di barat daya padang pasir Syiria, wilayah ini berpusat di dataran Sinai, daerah kerajaan nabasia yang beribukota 1 Shafiyur Rahman al-Mubarakfuri, Sejarah Hidup Muhammad, terjemahan Rahmat Jakarta: Robbani Press, 2002, hall. 2 Ali Sodiqin, Antropologi al-Quran: Model Dialektika Wahyu Budaya, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008 hal. 33. 28 di Petra. 2. Arabia Deserta, yakni sebutan lain untuk daerah padang pasir suriah sampai Mesopotamia Badiyah. 3. Arabia Felix, yaitu daerah Yaman. wilayah ini adalah yang paling subur, di mana kaum Main dan Saba bertempat tinggal dan membangun peradaban. 3 Dataran Semenanjung Arab menurun dari barat ke Teluk Persia dan dataran rendah Mesopotamia. Tulang punggung semenanjung ini merupakan gugusanpegunungan yang berbaris sejajar dengan pantai sebelah barat dengan ketinggian lebih dari 9.000 kaki di Madyan di sebelah utara dan 14.000 kaki di Yaman di sebelah selatan. Gunung al-Sarih di Hijaz mencapai ketinggian 10.000 kaki. Dari bagian tulang punggung ini, kaki gunung sebelah timur menurun dan panjang; sedangkan di sebelah barat, mengarah ke Laut Merah, curam dan pendek. Sisi selatan Semenanjung Arab, tempat air laut terus mengalami penyusutan rata-rata 72 kaki per tahun, dibingkai oleh dataran-dataran rendah, Tihamah. Nejed, dataran tinggi sebelah utara, memiliki ketinggian rata-rata 2.500 kaki. Puncak tertinggi dari gugusan Pegunungannya Syammar, merupakan pegunungan batu granit merah, Gunung Aja, dengan ketinggian sekitar 5.550 kaki di atas permukaan laut. Di belakang dataran rendah pesisir pantai terbentang dataran dengan beragam ketinggian di ketiga sisinya. Kecuali pegunungan dan dataran-dataran tinggi yang disebutkan di atas, wilayah terscbut terutama terdiri atas gurun pasir dan padang tandus. Padang-padang tandus itu merupakan dataran 3 Hasan Ibrahim, Islamic History and Culture from 632 to 1968, dikutip oleh Sodiqin, Antropologi al-Quran, hal. 33-34 29 luas di antara perbukitan yang tertutup pasir dan menyimpan kandungan air bawah tanah. Di antara sejumlah daratan gurun di kawasan itu, terdapat tiga jenis gurun: 1. Nufûd besar, sebuah bentangan daratan berpasir putih atau kemerahan yang menyelimuti wilayah yang sangat luas di Semenanjung Arab Utara. Sebutan klasik untuk dataran semacam itu adalah al-bâdiyah, kadang-kadang juga disebut al-dahnâ. Meskipun berudara kering, kecuali di beberapa sumber air, pada musim dingin al-Nufûd disirami air hujan sehingga dataran itu diselimuti hamparan rerumputan yang menghijau dan berubah menjadi surga bagi kawanan unta dan domba milik suku-suku Badui nomad. 2. Al-Dahnâ tanah merah, dataran berpasir merah yang membentang dari Nufiid besar di utara hingga al-Rab al-Khali di selatan. Hamparan gurun pasir ini membentuk pola busur besar mengarah ke sebelah tenggara, dengan panjang lebih dari 1020 km. Bagian sebelah barat terkadang disebut al-Ahqâf gurun pasir. Pada peta kuno, al-Dahna biasanya disebut juga al-Rab al- Khâli tanah kosong. Ketika musim hujan, al-Dahni diselimuti oieh bentangan padang rumput hijau yang menarik orang-orang badui dan ternaknya selama beberapa bulan dalam setahun, tapi pada musim panas wilayah itu sepi dari denyut kehidupan. 3. Al-Harrah, sebuah daratan yang terbentuk dari lava bergelombang dan retak- retak di atas permukaan pasir berbatu. Bentangan daratan vulkanik jenis ini banyak dijumpai di wilayah Semenanjung sebelah barat dan tengah, dan menjorok ke utara hingga wilayah Hauran sebelah timur. Yaqut mencatat tak kurang dari tiga puluh buah Harrah. Letusan vulkanik terakhir yang 30 diriwayatkan oleh para sejarawan Arab terjadi pada 1256 M. Dalam lingkaran gurun pasir dan padang tandus ini terdapat dataran tinggi, Nejed, sebuah wilayah yang dihuni oieh kaum wahabi. Di Nejed, batuan sedimen telah lama dikenal; di mana-mana bisa dijumpai wilayah sempit berpasir. Bukit syammar terdiri atas batu-batu granit dan batuan hitam dari letusan gunung vulkanik. 4 Adapun dari kondisi cuaca, Semenanjung Arab merupakan salah satu wilayah terkering dan terpanas. Meskipun diapit oleh lautan di sebelah barat dan timur, laut itu terlalu kecil untuk dapat memengaruhi kondisi cuaca Afro-Asia yang jarang turun hujan. Lautan di sebelah selatan memang membawa partikel air hujan, tapi badai gurun samum musiman menyapu wilayah tersebut dan hanya menyisakan sedikit kelembaban di wilayah daratan. Angin timur al-shaba yang sejuk dan menyegarkan menjadi tema yang sangat disukai oleh para penyair fuab. Di Hijaz, tempat kelahiran Islam, musim kering yang berlangsung selama tiga tahun atau lebih merupakan hal yang lumrah. Hujan badai yang singkat dan banjir yang cukup besar kadang-kadang menimpa Mekah dan Madinah, dan pernah beberapa kali hampir meruntuhkan Ka’bah. Setelah hujan turun, tanaman gurun untuk makanan ternak bertumbuhan. Di sebelah utara Hijaz, Oasis terpencil yang paling besar luasnya sekitar 17 km persegi, merupakan sumber kehidupan satu- satunya bagi pendudukut sekitar lima perenam penduduk Hijaz adalah nomaden. rata-rata suhu di dataran rendah hijaz mendekati 90F dengan suhu sedikit di bawah 70F. Madinah terasa lebih menyegarkan dibanding kota tetangganya di Selatan, Mekah. Semenanjung Arab sama sekali tidak memiliki satu pun sungai 4 Philip K. Hitti, History Of The Arabs, Terjemahan R. Cecep Lukman Yasin dkk, Jakarta: Serambi Ilmu Kencana, 2008, hal. 18-20 31 besar yang mengalir sepanjang dua musim dan bermuara di laut ia juga tidak memiliki aliran sungai yang bisa dilaluli kapal. Sebagai ganti sungai, semenajung arab memiliki jaringan wadi danau yang menampung limpahan curah hujan yang cukup deras. Wadi-wadi ini juga mempunyai peran lain mereka menjadi penentu arah rute perjalanan kafilah dan jemaah haji. Kondisi geografis ini tentunya sangat mempengaruhi kondisi sosial budaya mereka.

B. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Arab Pra-Islam