Saling Memaafkan dan Berlapang Dada

65 mengharapkan upah sedikit juapun atas dawahnya, selain dapat menumbuhkan kasih sayang dan per-saudaraan antara ummat. 29 Dari asbab al-nuzul di atas jelaslah bahwa kasih sayang dalam dalam kekerabatan lebih penting daripada harta benda yang dimiliki.tanpa adanya kasih sayang seseorang tidak akan tentram meskipun ia memiliki banyak harta. Berkaitan dengan penafsiran ayat di atas terutama menyangkut penafsiran ﻻ ﺃ ﰉﺮﻘﻟﺍ ﰲ ﺓﺩﻮﳌﺍ ﻻﺇ ﺍﺮﺟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻜﻟﺄﺳ Quraish Shihab memberikan penafsirannya: “ ﻻ ﺃ ﰉﺮﻘﻟﺍ ﰲ ﺓﺩﻮﳌﺍ ﻻﺇ ﺍﺮﺟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻜﻟﺄﺳ Ia asalukum alaihi ajran ilia al- mawaddah fi al-qurbal aku tidak meminta kepada kamu atasnnya satu upah kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan. Ada yang memahaminya dalam arti: Aku tidak meminta atas seruanku ini, balasan apapun yang kuminta hanyalah perlakuan baik-bukan permusuhan- karena adanya hubungan kekerabatan antara kita. 30 Berdasarkan asbab al-nuzul dan penafsiran Quraish Shihab jelaslah bahwa kasih sayang dalam kekeluargaan lebih penting daripada harta benda. Kasih sayang dalam hal ini adalah kasih sayang yang tulus dari keluarga dan juga kasih sayang dari para kerabat. adanya kasih sayang ini akan membuat seseorang menjadi tentram dalam menghadapai permasalahan kehidupan sehari-hari.

e. Saling Memaafkan dan Berlapang Dada

Sikap selanjutnya yang diperintahkan kepada muslim adalah saling memaafkan dan berlapang dada. Sikap saling memafkan dan berlapang dada ini digunakan ketika ada kerabat yang melakukan kesalahan. Pemberian maaf kepada kerabat tersebut baik dilakukan ketika dia meminta maaf ataupun tidak. Setelah 29 . Jalaluddin al-Suyuti, Riwayat Turunnya Ayat-Ayat Suci Al-Qur’ân, hal. 507. 30 Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’ân, Ciputat: Lentera Hati 2002, cet 1, vol. 12, hal. 489 66 memberi maaf selanjutnya Allah memerintahkan kepada orang yang memberi maaf tersebut untuk berlapang dada sebagaimana dijelaskan pada surat al-Nûr ayat 22:                               Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabatnya, orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaqfkan dan berlapang dada. apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Berkaitan dengan ayat di atas al-Maraghi menerangkan dalam tafsirnya: ...ayat ini diturunkan berkaita dengan Abu Bakar ra. Ketika bersumpah untuk tidak memberi manfaat apapun selama-lamanya kepada Misthah bin Utstsah, setelah dia berkata buruk tentang Aisyah. Ini disebabakan ayat tentang pembersihan diri Aisyah dari tuduhan berbohong yang diturunkan, agar orang-orang tidak berburuk sangka lagi, dan Allah menerima taubat kaum muminin yang terlibat dalam penyebaran berita itu, serta menjatuhkan had kepada orang yang berhak menerimanya, merupakan karunia dari Allah. Maka, Abu Bakar Ash-Shiddiq kembali mengasihi kerabatnya, Misthah putra bibinya, seorang yang miskin dan termasuk orang yang berhijrah di jalan Allah, akan tetapi dia telah tergelincir lalu Allah menerima taubatnya dan menjatuhkan had kepadanya. ﺍﻮﺤﹶﻔﺼﻴﹾﻟﻭ ﺍﻮﹸﻔﻌﻴﹾﻟﻭ Dan hendaklah orang-orang yang mempunyai kelebihan serta kelapangan itu tidak menjatuhkan hukuman kepada mereka berupa pemboikatan pemberian yang pernah diberikan kepada mereka, kemudian hendaklah kembali memberikan kelebihan seperti dahulu 31 31 Al-Maraghi, Tqfsir al-Maraghi,, juz XVIII. Hal 156 67 Ayat di atas memerintahkan kepada kita untuk memaafkan kerabat kita yang berbuat salah dan kemudian dia bertaubat, karena adanya sikap pemaaf ini maka hubungan yang tadinya sempat merenggang dapat diperkuat lagi dengan cara memaafkan dan berlapang dada.

2. Sikap yang dilarang dilakukan terhadap kerabat