9
BAB II KONSEP KEKERABATAN
A. Definisi Kekerabatan
Kekerabatan merupakan salah satu permasalahan yang banyak dibicarakan dalam  antropologi,  yaitu  ilmu  tentang  manusia.
1
Para  ahli  Antropologi,  sejak pertama  kali  kemunculan  Antropologi,  memberikan  banyak  perhatian  terhadap
studi kekerabatan. Studi kekerabatan merupakan bidang yang pertama kali diteliti dalam  studi-studi  Antropologi.  Mereka  melakukan  studi  kekerabatan  bersamaan
dengan studi tentang masyarakat, adat istiadat, dan ciri-ciri fisik masyarakat. Studi kekerabatan  kemudian  berkembang  seiring  dengan  berkembangnya  Antropologi
itu  sendiri.  Studi  kekerabatan  ini  dimulai  dengan  penelitian  terhadap  suku-suku terasing khususnya dibelahan  bumi  Amerika seperti Suku Indian, orang Eskimo
dan lain-lain. Ahli Antropologi yang dikenal sebagai perintis studi tentang kekerabatan
adalah  Lewis  Henry  Morgan  1818-1881.
2
Dalam  bukunya  System  Of Consanguinty And Affinity Of The Human Family 1871, Morgan meneliti suku
Indian di Amerika Utara. Penelitian ini sebenarnya merupakan usaha dari Morgan untuk membuktikan gagasannya bahwa orang Indian Amerika berasal dari daratan
Asia. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengklasifikasikan dan membanding- bandingkan  sistem-sistem  kekerabatan  bangsa-bangsa  dari  berbagai  daerah
1
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineke Cipta, 2000, cet. ke-8 hal.11.
2
Haviland, Anthropology, Terjemahan R.G. Soekadijo Jakarta: Erlangga, 1985, jilid 2, hal.104.
10
didunia.  Penelitian  pertama  yang  dia  lakukan  adalah  penelitian  terhadap masyarakat Iroquois. Dalam penelitian ini, mula-mula Morgan tertarik akan suatu
gejala  tertentu  yaitu  gejala  bahwa  istilah-istilah  kekerabatan  dalam  bahasa Iroquois  itu tidak sama dengan  istilah kekerabatan dalam  bahasa Inggris. Istilah
hanih  misalnya  berbeda  isinya  dengan  istilah  father.  Istilah  hanih  menunjukan banyak individu, yaitu ayah, semua saudara pria ayah, dan semua saudara pria ibu.
Sebaliknya  istilah  father  hanya  menunjukan  seorang  individu  saja  yaitu  ayah.
3
Adanya  perbedaan  tersebut  membuat  Morgan  berusaha  untuk  mengetahuinya. Menurutnya dibelakang perbadaan sistem istilah itu terletak juga suatu perbedaan
sistem  kekerabatan  dan  adanya  perbedaan  sikap,  hak-hak  dan  kewajiban  orang terhadap ayah dan saudara pria ayah tersebut. Karyanya ini kemudian menunjukan
nilai  potensial  yang  terdapat  dalam  studi  tentang  distribusi  sistem-sistem kekerabatan  yang  berbeda-beda, dengan  menunjukan  hubungan  yang ada antara
terminologi dan pelaku, karyanya memperlihatkan pentingnya kekerabatan untuk studi sosial.
Studi  lainnya  tentang  kekerabatan  dilakukan  oleh  Claude  Levi-Strauss seorang  Antropologi  Perancis.  Kajiannya  mengenai  kekerabatan  berpusat  pada
penemuan adanya aturan-aturan perkawinan yang sama diberbagai masyarakat di Australia, Asia dan Amerika yang tidak ada ikatan sejarah satu sama lain. Semua
masyarakat  ditandai  oleh  aturan-aturan  bahwa  seseorang  harus  menikah  dengan sepupu  silangnya.  Sistem  kekerabatan  seperti  ini  berbeda  dari  sistem-sistem
3
Koentjaraningrat,  Beberapa  Pokok  Antropologi  Sosial,  Jakarta:  Dian  Rakyat,  1981, cet. ke-5 hal. 119
11
kekerabatan  yang dikenal  Antropolog Inggris di  Afrika.
4
Studi kekerabatan pun semakin  berkembang  seiring  dengan  ditemukannya  berbagai  penemuan  yang
membuat  para  Antropolog    mengkaji  lebih  dalam  studi  kekerabatan  tersebut. Beberapa penemuan menarik adalah ditemukannya perbedaan sistem kekerabatan
antara satu suku dengan sistem kekerabatan suku lainnya. Perbedaan terletak baik dalam  bentuk-bentuk  sistem  kekerabatan  misalnya  sistem  kekerabatan  orang
Yahudi di Amerika Serikat. Orang-orang  Yahudi  di  Amerika  Serikat  mengembangkan  suatu  sistem
kekerabatan  dalam  bentuk  kekerabatan  bilateral.  Kekerabatan  bilateral  adalah menghubungkan  seseorang  lain  saudara  dekat  melalui  laki-laki  dan  perempuan.
Dengan lain perkataan, orang lain menelusuri keturunannya melalui kedua orang tuanya sekaligus, dan mengakui adanya banyak leluhur.
5
Adapun  contoh  dalam  perbedaan  terminologi  pada  sistem  kekerabatan adalah  perbedaan  terminologi  sistem  kekerabatan  orang  Iroquois  dengan
terminologi  sistem  kekerabatan  orang  Inggris.  Orang  Iroquois  mempunyai terminologi  sistem  kekerabatan  yang  berbeda  dengan  terminologi  sistem
kekerabatan  orang  Inggris.  Dalam  terminologi  kekerabatan  orang  Iroquois, sebutan untuk ayah seseorang dan saudara ayah adalah disebut dengan satu istilah,
seperti  juga  ibu  seseorang  dan  saudara  perempuan  ibu  yaitu  dengan  sebutan Hanih,  sedangkan  dalam  terminologi  sistem  kekerabatan  orang  Inggris,  ayah
seseorang dipanggil dengan sebutan berbeda dengan sebutan saudara ayah, begitu
4
Levi-Strauss dikutip oleh Achmad Fedyani Saifuddin, Antropologi Kontemporer: Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma, Jakarta: Kencana, 2006, hal. 193.
5
Haviland,  Anthropology,  Terjemahan  R.G.  Soekadijo  Jakarta:  Erlangga,  1985,  jilid 2,hal. 118
12
juga  sebutan  ibu  seseorang  berbeda  dengan  sebutan  saudara  ibu  seseorang. Adapun  perbedaan  dalam  fungsi  yaitu  masyarakat  mengembangkan  berbagai
sistem  kekerabatan  yang  disesuaikan  dengan  kondisi  sosial  budaya  mereka, seperti  orang  Hugao,  mengembangkan  kelompok  kekerabatan  yang  terdiri  atas
turunan  empat  pasang  orang  tua  nenek  dan  kakek  yang  digunakan  dalam masyarakat  dimana  jaringan  kekerabatan,  ikatan  sosial  dan  politik  sangat  ketat.
Sedangkan  orang  Ila,  penduduk  pemelihara  ternak  di  Zambia,  menggunakan kekerabatan  untuk  menentukan  hak  seseorang  dalam  menggunakan  tanah
pertanian, bagiannya dalam pembagian gandum dan barang-barang lain.
6
Berbagai  penemuan  dari  penelitian  tentang  sistem  kekerabatan  tersebut, memberikan  gagasan  bagi  para  Antropolog  untuk  mendefinisikan  konsep
kekerabatan.  Dalam  bahasa  Inggris  kekerabatan  disebut  dengan  istilah  kinship. Kekerabatan  secara  bahasa  menunjuk  pada  “hubungan  darah”,  yang  dimaksud
dengan kerabat adalah mereka yang bertalian berdasarkan ikatan “darah” dengan kita.
7
Dalam  pernyataan  ini  hubungan  keturunan  antara  orang  tua  dan  anak merupakan ikatan pokok kekerabatan. Gagasan di atas kurang lebih sama definisi
kekerabatan  dalam  kamus  Antropologi.  Dalam  kamus  Antropologi,  kekerabatan adalah kerabat; kelompok. Kerabat adalah orang, sedarah yang dipanggil danatau
disebut  dengan  istilah  kekerabatan.
8
Sedangkan  kelompok  adalah  kesatuan kolektif  manusia  yang  beridentitas  sama; dalam  bentuk adat  istiadatnya, system
6
Haviland,  Anthropology,Terjemahan  R.G.  Soekadijo  Jakarta:  Erlangga,  1985,  jilid 2,hal. 105
7
Roger  M.  Keesing,  Antropologi  Budaya,  Jakarta:  Yayasan  Obor  Indonesia,  1980, hal. 212.
8
Suyono  dan  Aminuddin  Siregar,  Kamus  Antropologi,  Jakarta:  Akademika  Pressindo, 1985, hal.196.
13
normanya  yang  mengatur  pola-pola  intelektual  antara  masing-masing  manusia. Definisi  di  atas  merupakan  definisi  kekerabatan  secara  sederhana  dimana  yang
dimaksud dengan kerabat hanyalah orang sedarah. Konsekuensinya dari definisi adalah  orang  yang  tidak  mempunyai  hubungan  darah  seperti  orang  yang
mempunyai hubungan karena perkawinan adalah bukan merupakan kerabat. Levi-Strauss  memberikan  pendapatnya  berkaitan  dengan  hubungan
kekerabatan.  Menurutnya  paling  sedikit  ada  tiga  sebab  seseorang  bisa  disebut kerabat,  yaitu  kerabat  karena  hubungan  darah,  kerabat  karena  hubungan  kawin,
dan  kerabat  karena  hubungan  keturunan.  Kerabat  karena  hubungan  darah  yaitu kerabat  karena  adanya  hubungan  antara  individu  dengan  saudara-saudara
sekandungnya  yang  berupa  hubungan  darah.  Hubungan  kerabat  karena perkawinan  adalah  hubungan  individu  dengan  pasangannya  yang  berupa
hubungan  karena  perkawinan,  yang  menghubungkan  kelompok  saudara sekandungnya  sendiri  dengan  saudara  sekandung  pasangannya.  Sedangkan
hubungan kekerabatan karena keturunan adalah hubungan individu dengan anak- anak mereka, yang berupa hubungan keturunan.
9
Definisi  lain  dikemukakan  oleh  Roger  M.  Keesing.  Keesing mendefinisikan  kekerabatan  adalah  jaringan  hubungan  yang  diciptakan
berdasarkan  hubungan  genealogi  dan  berdasarkan  landasan  sosial  termasuk didalamnya  berdasarkan  adopsi  yang  mengikuti  bentuk  hubungan  alami
genealogi  orang  tua.
10
Titik  berat  pada  definisi  ini  adalah  bentuk  hubungan.
9
Levi-Strauss  dikutip  oleh  Koentjaraningrat,  Sejarah  Teori  Antropologi  1,  Jakarta: Universitas Indonesia UI-Press, 1987, hal. 214.
10
Keesing,  Kin Groups and Social Structure, Philadelphia:  Harcort Brace Jovanovich College Publisher, hal. 13.
14
Bentuk  hubungan  yang  dikembangkan  oleh  Keesing  ini  bertujuan  untuk mengakomodir jika terdapat hubungan kekerabatan yang bukan di dasarkan pada
hubungan  darah,  perkawinan,  dan  keturunan  sebagaimana  dikemukakan  oleh Levi-Strauss. Contoh bentuk hubungan ini adalah adopsi yang merupakan bentuk
hubungan yang tidak berdasarkan hubungan darah, perkawinan dan keturunan. Definisi  di  atas  adalah  sebagian  dari  definisi  kekerabatan  yang
dikemukakan oleh para Antropolog berdasarkan penelitian yang mereka lakukan. Dari berbagai definisi yang dikemukakan di atas, inti dari definisi yang membuat
orang menjadi kerabat dengan orang lain adalah adanya hubungan antara individu satu  dengan  individu  lainnya,  hubungan  ini  bisa  berupa  hubungan  darah,
perkawinan, dan keturunan ataupun bentuk hubungan yang menyebabkan mereka menjadi kerabat.
B. Bentuk-Bentuk Kekerabatan