57
1. Sikap yang Diperintahkan Al-Qur’ân
Di dalam al-Qur’ân terdapat berbagai cara bersikap terhadap kerabat. cara bersikap tersebut terbagai dalam dua pembagian yaitu cara bersikap yang
diperintahkan al-Qur’ân dan cara bersikap yang dilarang al-Qur’ân. adapun Cara bersikap terhadap kerabat yang diperintahkan dalam al-Qur’ân yaitu:
a. Berbuat baik kepada kerabat
Berbuat baik kepada kerabat merupakan salah satu sikap yang dianjurkan dalam berhubungan dengan kerabat. Berbuat baik kepada kerabat dilakukan
setelah sesorang telah berbuat baik kepada kedua orang tua terlebih dahulu. Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’ân surat al-Nisâ ayat 36:
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baîdah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yangjauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,
Ayat di atas memerintahkan kepada semua manusia untuk berbuat baik dengan lainnya. Berbuat baik tidak hanya pada kedua orang tua tetapi juga
terhadap para kerabat dan juga orang-orang miskin dan seterusnya. Al-Thabari menyatakan bahwa yang dumaksud dengan berbuat baik kepada orang tua dan
kerabat pada ayat di atas adalah menyambung silaturrahmi dan menunaikan hak-
58
haknya.
22
Sikap ini sangatlah penting untuk dilakukan karena dengan sikap ini seseorang dapat menjaga dan memperkokok hubungan baik dengan para kerabat
yang telah terjalin selama ini. Hubungan baik harus tetap dipertahankan agar berbagai peran kerabat dapat terlaksana dengan baik.
b. Memberikan haknya
Sikap selanjutanya yang harus diakukkan kepada kerabat adalah memberikan hak mereka. Seorang muslim diharuskan memberikan kepada para
kerabat hak-hak mereka karena merekalah orang yang berhak terhadap hak-hak tersebut, sehingga dengan pemberian hak-hak tersebut maka hak-hak tersebut
dapat diberikan kepada orang yang tepat. Sebagaimana tercantum dalam al- Qur’ân surat al-Isrâ ayat 26:
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan danjanganlah kamu
menghambur-hamburkan secara boros.
Pada ayat di atas Allah memerintahkan kepada kaum muslim agar memenuhi hak keluarga dekat, orang-orang miskin, dan orang-orang yang dalam
perjalanan. Hak yang harus dipenuhi itu ialah memper erat tali persaudaraan dan hubungan kasih sayang, mengunjungi rumahnya dan bersikap sopan santun, serta
membantu meringankan penderitaan yang mereka alami. Sekiranya ada deiantara keluarga dekat, ataupun orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
22
Abu Jafar Muhammad bin Jarir al-Thabari, Tafsir al-Thabari, Jakarta: Pustaka Azzam, 2007, hal. 164
59
perjalanan itu memerlukan biaya untuk keperluan hidupnya maka hendaklah diberi bantuan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang-orang
yang dalam perjalanan yang patut diringankan penderitaannya ialah orang yang melakukan perjalanan karena tujuan-tujuan yang dibenarkan oleh agama. Orang
yang demikian perlu dibantu dan ditolong agar bisa mencapai tujuan.
23
Sedangkan Al-Marâghi berpendapat bahwa contoh hak-hak yang dumaksud dalam ayat ini
adalah silaturrahim, rasa cinta, kunjungan dan pergaulan yang baik, dan jika kerabat itu memerlukan nafkah, maka belanjakanlah kepadanya apa yang dapat
memenuhi kebutuhannya.
24
Redaksi lain berkenaan dengan pemberian hak kepada kerabat terdapat pada al-Qur’ân surat al-Rûm ayat 38:
Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian pula kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah
yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka Itulah orang-orang beruntung.
Berkaitan dengan penafsiran ayat di atas, Quraish Shihab berkata dalam tafsirnya:
Ayat di atas menggaris bawahi adanya hak bagi keluarga yang terdekat dengan Firman-Nya
ﻪﻘﺣ ﰉﺮﻘﻟﺍﺫ ﺕﺄﻓ
berikanlah kepada keluarga yang terdekat haknya. Hak yang dimaksud dipahami oleh ulama dalam arti
Pemberian dalam bentuk materi selain zakat. Ada juga yang
23
Departemen Agama RI, Al-Qur’ân dan Tafsirnya Edisi yang Disempurnakan Jakarta:, 2005, Jilid 5, h.464
24
Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tqfsir al-Maraghi, Mesir: Mustafa al-Babi al-Halabi, 1394 H Juz XV. Hal.67
60
memahaminya dalam arti belasungkawa, kalimat yang indah serta bantuan keuangan sesuai adat kebiasaan yang berlaku. Ibnu Asyur memahami ayat
ini sebagai pembatalan adat kebiasaan masyarakat jahiliah yang mementingkan orang lain atas keluarga, terdorong oleh keinginan
memperoleh pujian dan popularitas. Islam dilarang membatalkan hal tersebut dengan menyatakan seperti tuntunan ayat di atas, jika semua yang
berkemampuan memprioritaskan keluargnaya, maka akan berkurang orang-orang yang butuh serta tidak terjadi tumpang tindih dalam
bantuan.
25
Memberikan hak kepada kerabat merupakan hal yang diperintahkan al- Qur’ân. Hak-hak tersebut berupa silaturrahmi, rasa cinta, kunjungan dan
pergaulan yang baik sebagaimana yang dijelaskan al-Maraghi dan belasungkawa atau kalimat yang indah serta bantuan keuangan sesuai adat kebiasaan yang
berlaku ataupun pemberian bentuk materi selain zakat sebagaimana dijelaskan Quraish Shihab. Firman Allah yang berkaitan dengan pemberian kepada kerabat
adalah surat al-Baqarah ayat 177:
……
…
...akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan
harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang
meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, . . . Ayat di atas memberikan keterangna lebih lanjut mengenai apa yang harus
diberikan kepada kerabat. sesusatu yang diberikan kepada kerabat merupakan harta yang dicintai. Memberikan harta yang dicintai merupakan pekerjaan yang
25
. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’ân, Ciputat: Lentera Hati 2002, cet 1, vol 11, hal. 70
61
sangat berat oleh karena itulah pemberian harta yang dicintai ini termasuk suatu kebajikan atau al-birr. Maksud al-birr atau kebajikan ialah setiap gerakan yang
mengandung pengorbanan.
26
Pengorbanan ini merupakan suatu yang berat jika tidak dilakukan dengan hati. Salah satu bagaian dari al-birr adalah
ﻰﻠﻋ ﹶﻝﺎﻤﹾﻟﺍ ﻰﺗﹶﺃﻭ ِﻪﺒﺣ
memberikan harta yang dicintainya. Memberikan harta yang dicintainya merupakan hal sangat susah terutama bagi orang yang hatinya masih tertuju pada
harta yang dicintainya tersebut. Orang yang hatinya masih tertuju pada harta yang dicintainya tersebut tentunya sangat susah untuk memberikan harta tersebut
kepada orang lain. Untuk siapakah kemudian harta tersebut diberikan?. Harta tersebut
diberikan salah satunya adalah kepada
ﻰﺑﺮﹸﻘﹾﻟﺍ ﻯﻭﹶﺫ
kerabat dekat. Kerabat dekat merupakan pihak yang menjadi prioritas utama dalam pemberian harta tersebut.
Berkaitan dengan pemberian harta kepada kerabat dekat ini Syarawi memberikan penjelasan:
Ayat ini mengindikasikan anjuran untuk berbuat baik yang pertama kali dilakukan adalah kepada keluarga dekat, karena mereka punya tempat
khusus. Ketika setiap manusia memberikan bantuan kepada keluarga dekatnya maka mereka akan dapat bergerak dan berusaha sehingga tidak
perlu dibantu lagi. Kalaupun masih miskin maka mereka berhak mendapatkan zakat dari keluarganya itu.
27
Perioritasan kerabat dekat tidaklah mengherankan karena kerabat dekat-lah pihak yang selama ini menjadi tanggung jawab utama orang yang mempunyai
hubungan kerabat sekaligus sebagai pihak yang sangat berperan dalam kehidupan. Keluarga inti merupakan pihak yang paling dekat dalam kehidupan, sehingga
26
Syarawi, TafsirSyarawi,jilid 1, hal 554.
27
Syarawi, TafsirSyaraw, jilid l, hal 557
62
prioritas pemberian ini diutamakan kepada pihak-pihak dalam keluarga inti seperti anak-anak dan pasangan mereka. Setelah pemberian terhadap keluarga inti
barulah kemudian kepada kerabat dekat lainnya yaitu kerabat pada keluarga luas. Bisa jadi dalam kerabat luas terdapat kerabat yang miskin ,sebagaimana lanjutan
ayat di atas, yang menjadi prioritas berikutnya. Sehingga orang miskin yang menjadi bagian dari kerabat menjadi prioritas selanjutnya dalam pemberian harta
yang kita cintai begitu juga dengan anak yatim yang masih ada hubungan kerabat.
c. Memberikan Peringatan