54
[kepada Allah] bagi orang-orang musyrik. sampai ayat
ﺭﺎﹶﻔﻐِﺘﺳﺍ ﹶﻥﺎﹶﻛ ﺎﻣﻭ ﻩﺎﻳِﺇ ﺂﻫﺪﻋﻭ ٍﺓﺪِﻋﻮﻣ ﻦﻋ ﱠﻻِﺇ ِﻪﻴِﺑَﻷِ ﻢﻴِﻫﺍﺮﺑِﺇ
Dan permintaan ampun dari Ibrahim [kepada Allah] untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang
telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Qs.At-Taubah [9]: 114. Maka naluri seorang anak terhadap orang tua itulah yang membuatku merasa
kasihan kepadanya sehingga membuatku menangis.
20
Hal inilah kemudian yang memberikan pelajaran bagi seorang muslim untuk tidak sepatutnya memintakan ampunan bagi orang musyrik meskipun
mereka adalah bagian dari kerabat. Dari sinilah maka sudah sewajibnya seorang muslim mengajak para kerabat agar beriman kepada Allah sehingga dengan
ajakan tersebut para kerabat akan mengikuti ajakan tersebut. Dengan mengikuti ajakan tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan menjadi orang yang beriman
maka kita dapat memohonkan ampun bagi kerabat yang seiman.
c. Memikul dosa kerabat
Hal lain yang tidak dapat dilakukan oleh kerabat adalah memikul dosa kerabat lainnya. ketika di dunia, kerabat dapat membantu berbagai permasalahan,
namun dalam hal urusan memikul dosa mereka tidak dapat membantu karena kerabat sendiri pun telah banyak menanggung dosa mereka sendiri, apalagi jika
ditambah dengan memikul dosa orang lain maka akan semakin berat. Sebagaimana tercantum dalam al-Qur’ân surat Fâthir ayat 18.
20
Tafsir Ibnu Mas’ud, Studi tentang Ibnu Mas’ud dan Tafsirnya. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, cet 1.hal. 568-569
55
“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil orang lain untuk memikul
dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun yang dipanggilnya itu kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri
peringatan Hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya sekalipun mereka tidak melihatNya dan mereka mendirikan
sembahyang. dan barangsiapa yang mensucikan dirinya, Sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. dan kepada Allahlah
kembalimu. Berkaitan dengan
ﰉﺮﻗ ﺍﺫ ﻥﺎﻛ ﻮﻟﻭ
yang artinya meskipun ia adalah kerabat. Qurais Shihab memberikan penafsirannya:
...sengaja ditekankan karena kerabat biasanya bersedia memikul beban kerabatnya. Ayat ini bermaksud menyatakan bahwa kalau kerabat saja
enggan memikul dosa kerabatnya, maka apalagi orang lain. Dengan demikian ayat ini membatalkan kepercayaan kaum musyrikin yang
menduga bahwa jika benar kiamat terjadi maka mereka akan memperoleh bantuan syafaat dari sesembahan-sesembahan mereka, atau mereka dapat
mengalihkan beban itu kepada selain mereka sebagaimana terjadi di dunia ini.
21
Jadi jelaslah bahwa kerabat, meskipun di dunia mereka pihak yang paling dekat dengan kita dan selalu membantu kita, dalam hal urusan akhirat, yaitu
memikul dosa seseorang. mereka tidak dapat membantu kerabat lainnya. Jika kerabat tidak mampu memikul dosa bagaimana dengan orang lain yang sama
sekali tidak mempunyai hubungan apapun. Permasalahan memikul dosa ini merupakan permasalahan masing-masing individu yang tidak ada seorang kerabat
21
Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah Pesan Kesan dan Keserasian al-Qur’ân, Ciputat: Lentera Hati 2002, cet 1, vol 11, hal. 456
56
pun yang mampu membantunya. Karena dosa adalah akibat dari perbuatan yang diperbuat selama hidup di dunia.
Peran kekerabatan dalam al-Qur’ân, sebagaimana telah dijelaskan di atas, sangat beragam namun tidak semua peran dapat dilakukan oleh kerabat. Peran
yang tidak dapat dilakukan oleh kerabat adalah peran yang berkaitan dengan permasalahan di akhirat sedangkan peran yang bisa dilakukan oleh kerabata
adalah peran sosial ketika di dunia. Ketika di dunia kerabat mampu membantu kita, namun dalam hal permasalahan akhirat kerabat tidak dapat membantu kita.
Permasalahan lain yang disebabkan tidak dapat berperannya kerabat ialah adanya permasalahan perbedaan keimanan. Permasalahan perbedaan keimanan ini
menjadikan seorang muslim tidak dapat memohonkan ampunan bagi kerabat yang beragama lain.
C. Sikap Seorang Muslim Terhadap Kerabat
Beragamnya peran dan pentingnya peran kerabat tersebut dalam kehidupan seseorang memunculkan suatu aturan tindakan dan cara bersikap
dengan kerabat. Kerabat sebagaimana dijelaskan di atas, mempunyai peran besar dalam kehidupan seseorang. Adanya berbagai peran tersebut memunculkan
berbagai cara bertindak dalam berhubungan dengan kerabat. berbagai cara tersebut dikembangkan agar hubungan dengan kerabata dapat dipertahankan. Di
dalam al-Qur’ân terdapat pedoman-pedoman dan tata cara bagaimana bersikap dengan kerabat, sikap-sikap tersebut antara lain: