Syariah Enterprise Theory Kajian Teori

20

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Syariah Enterprise Theory

Shariah enterprise theory merupakan enterprise theory yang perlu diinternalisasikan dengan nilai Tauhid. Shariah enterprise theory menjelaskan, aksioma terpenting yang harus mendasari dalam setiap penetapan konsepnya adalah Allah sebagai Pencipta dan Pemilik Tunggal dari seluruh sumber daya yang ada di dunia ini. Maka yang berlaku dalam shariah enterprise theory adalah Allah sebagai sumber amanah utama, karena Dia adalah pemilik yang tunggal dan mutlak. Sedangkan sumber daya yang dimiliki oleh para stakeholders pada prinsipnya adalah amanah dari Allah yang di dalamnya melekat sebuah tanggung jawab untuk menggunakan dengan cara dan tujuan yang ditetapkan oleh Sang Pemberi Amanah Triyuwono, 2006. Pandangan dalam shariah enterprise theory, distribusi kekayaan atau nilai tambah value-added tidak hanya berlaku pada para partisipan yang terkait langsung dalam , atau partisipan yang memberikan kontribusi kepada operasi perusahaan, seperti: pemegang saham, kreditur, karyawan, dan pemerintah, tetapi pihak lain yang tidak terkait langsung dengan bisnis yang dilakukan perusahaan, atau pihak yang tidak memberikan kontribusi keuangan dan skill. Manusia pada dasarnya adalah Khalifatullah fil Ardh yang membawa misi menciptakan dan mendistribusikan kesejahteraan bagi seluruh manusia dan alam. Oleh karena itu, untuk mewujudkan nilai keadilan terhadap manusia dan lingkungan alam, maka shariah enterprise theory akan membawa kemaslahatan bagi stockholders, stakeholders, masyarakat yang tidak memberikan kontribusi keuangan atau ketrampilan dan lingkungan alam tanpa meninggalkan kewajiban penting menunaikan zakat sebagai manifestasi ibadah kepada Allah Triyuwono, 2006. Menurut shariah enterprise theory, stakeholders meliputi Tuhan, manusia, dan alam. Tuhan merupakan pihak paling tinggi dan menjadi satu-satunya tujuan hidup manusia. Oleh karena itu, akuntansi syariah hanya dibangun berdasarkan ketentuan atau hukum-hukum Allah. Stakeholders yang kedua adalah manusia. Dalam hal ini dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu pihak yang terkait langsung dengan bisnis perusahaan direct stakeholders yang terdiri dari: pemegang saham, manajemen, karyawan, kreditur, pemasok, pemerintah, dan lain-lain. Kelompok kedua yaitu pihak yang tidak terkait langsung dengan bisnis perusahaan indirect stakeholders, yang terdiri dari: masyarakat mustahiq penerima zakat, infaq dan shadaqah dan lingkungan alam. Stakeholders yang ketiga adalah alam. Alam merupakan pihak yang cukup penting dalam suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan berada di atas bumi, menggunakan energi dari alam, dan mengambil bahan baku juga dari alam. Selanjutnya sebagai feedback atas hal tersebut alam tidak menginginkan imbalan materi seperti halnya manusia. Alam hanya ingin mendapatkan wujud distribusi kesejahteraan berupa kepedulian terhadap lingkungan dan kelestarian alam. Penjelasan tersebut berarti bahwa shariah enterprise theory menempatkan Allah sebagai pusat segala sesuatu. Manusia merupakan pihak yang dituntut untuk patuh terhadap semua hukum-hukum Allah. Hal ini dikarenakan Allah menjadi pusat tempat kembalinya manusia dan alam semesta. Etika kerja Islam dalam penelitian ini merupakan segala bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang dalam bekerja yang didasarkan pada niat dalam melakukan pekerjaan tersebut dengan harapan mendapat ridho Allah dalam segala tindakannya. Niat tersebut merupakan wujud kepatuhan manusia terhadap hukum-hukum Allah, yang tidak terlepas dari tujuan Islam. Segala bentuk niat, tindakan dan kegiatan yang diridhoi Allah yang bersifat positif diharapkan akan menimbulkan dampak positif pula terhadap kepuasan kerja karyawan dalam melaksanakan kegiatan suatu organisasi atau perusahaan.

2.1.2 Theory of Reasoned Action