Komitmen Organisasional Kajian Variabel

2.2.2.1 Dimensi Pengukuran Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan kondisi dimana karyawan memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaannya, sementara karyawan yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan negatif tentang pekerjaannya Robbins dan Judge, 2008 dalam Lailatirrohmah, 2014. Dimensi yang dapat dijadikan tolok ukur dalam menilai kepuasan kerja berdasarkan Mas‟ud 2004 dalam Lailatirrohmah 2014 adalah sebagai berikut: 1. Gaji yang cukup 2. Menikmati kerja 3. Dukungan manajer 4. Bekerja dengan senang hati 5. Perhatian dan penghargaan 6. Hubungan baik dengan rekan 7. Kondisi organisasi sesuai keinginan

2.2.3 Komitmen Organisasional

Komitmen organisasi organizational commitment mencerminkan tingkat di mana seseorang mengenali sebuah organisasi dan terikat pada tujuan-tujuannya. Komitmen organisasi adalah sikap kerja yang penting, dikarenakan seseorang yang memiliki komitmen organisasi diharapkan dapat menunjukan kesediaan untuk bekerja lebih keras demi mencapai tujuan organisasi dan memiliki hasrat yang lebih besar untuk tetap bekerja di suatu perusahaan Kreitner Knicki, 2014:165. Tiga komponen komitmen organisasional menurut Kreitner Knicki, 2014:165 adalah sebagai berikut: 1. Affective commitmen komitmen afektif, berarti pelekatan emosi pegawai pada, identifikasi pegawai dengan perusahan dan keterlibatan pegawai dalam perusahaan. Pegawai yang memiliki komitmen afektif yang kuat terus bekerja untuk perusahaan karena mereka menginginkannya. 2. Continuance commitmen komitmen berkelanjutan, adalah kesadaran akan kerugian karena meninggalkan perusahaan. Pegawai yang hubungan dasarnya dengan perusahaan didasarkan pada komitmen berkelanjutan tetap bekerja karena mereka harus bekerja. 3. Normative commitmen komitmen normatif, mencerminkan rasa tanggung jawab untu terus bekerja. Pegawai yang memiliki tingkat komitmen normatif yang tinggi merasa bahwa mereka harus tetap berada di perusahaan. Masing-masing komponen dipengaruhi oleh beberapa kumpulan anteseden yang berbeda pula. Anteseden merupakan sesuatu yang menyebabkan munculnya komponen komitmen. Komitmen afektif affective commitment berhubungan dengan berbagai karakteristik pribadi, seperti kepribadian dan lokus kendali locus of control, pengalaman kerja terdahulu, dan kesesuaian nilai-nilai Kreitner Knicki, 2014:166 Sementara itu, komitmen berkelanjutan continuance commitment mencerminkan rasio kerugian dan keuntungan degan meninggalkan perusahaan, antesedan adalah segala sesuatu yang mempengaruhi jumlah investasi nyata dan psikologis yang dimiliki seseorang dalam organisasi atau masyarakat tertentu. Komitmen berkelanjutan seseorang akan tinggi jika seseorang tidak memiliki pilihan pekerjaan lain, terlibat secara aktif dalam kegiatan keagamaannya, memiliki banyak teman di masyarakat, memiliki sebagian saham perusahaan, dan membutuhkan tunjangan medis untuk keluarganya Kreitner Knicki, 2014:166. Ketiga, komitmen normatif normative commitment dipengaruhi oleh proses sosialisasi yang disebut kontrak psikologis physcological contract. Kontrak psikologis merupakan persepsi seseorang mengenai syarat dan ketentuan dari sebuah pertukaran timbal balik antara dirinya dengan pihak lain. Dalam lingkungan kerja, kontrak psikologis menunjukan keyakinan pegawai mengenai apa yang akan dia terima atas apa yang telah dia berikan pada perusahaan Kreitner Knicki, 2014:167. Beberapa cara untuk meningkatkan komponen komitmen pegawai kepada perusahaan Kreitner Knicki, 2014:167 adalah sebagai berikut: 1. Komitmen afektif bisa ditingkatkan dengan cara merekrut pegawai yang nilai-nilai pribadinya sesuai degan nilai-nilai perusahaan. Lingkungan kerja yang positif dan menyenangkan juga harus bisa meningkatkan hasrat pegawai untuk tetap bekerja bagi perusahaan. 2. Komitmen berkelanjutan bisa ditingkatkan dengan cara memberikan pegawai berbagai tunjangan yang progresif dan program-program sumber daya manusia SDM. 3. Komitmen normatif bisa ditingkatkan degan memastikan bahwa pihak manajemen tidak melanggar kontrak psikologisnya dan dengan berusaha meningkatkan tingkat kepercayaan di semua bagian perusahaan.

2.2.3.1 Dimensi Pengukuran Komitmen Organisasional

Komitmen organisasional merupakan suatu keadaan ketika seorang karyawan memihak pada organisasi serta tujuan-tujuannya, dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi Kreitner dan Knicki, 2014. Dimensi yang dapat dijadikan tolok ukur dalam menilai komitmen organisasional berdasarkan Mas‟ud 2004 dalam Lailatirrohmah 2014 adalah sebagai berikut: 1. Bangga sebagai bagian organisasi 2. Membanggakan organisasi 3. Kepedulian terhadap organisasi 4. Gembira bekerja pada organisasi 5. Kesamaan nilai pribadi dengan organisasi 6. Bekerja ekstra untuk organisasi 7. Keinginan untuk tetap bekerja pada organisasi 8. Organisasi memberi inspirasi

2.2.4 Kinerja Karyawan