74
selalu menggunakan sabuk pengaman seat belt demi keselamatan dan keamanan supir dalam berkendara.
6.2.9 Gambaran Supir Mengangkut dengan Beban yang Tidak Sesuai
Federal Highway Administration 1981 dalam Putranto 2007 menjelaskan bahwa salah satu faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan lalu-
lintas adalah kehilangan kendali akibat pergeseran muatan. Pengisianpembebanan yang tidak sesuai dalam penelitian ini ialah perilaku supir untuk mengangkut
penumpang melebihi kapasitas angkut secara berlebihan. Penyebab lain terjadinya kecelakaan adalah akibat beban muatan yang berlebihan sehingga melebihi
kemampuan bus dalam menampung over load. Membawa atau mengangkat barang dan penumpang yang terlalu berat dan terlalu banyak, akan
membahayakan perjalanan. Akan jauh lebih aman bagi supir untuk membatasi jumlah penumpang yang diangkut agar bus tetap stabil sehingga meminimalisir
risiko kecelakaan. Untuk bus Mayasari Bakti, batas muatan hingga 59 penumpang.
Menurut para informan, supir sering mengangkut penumpang sampai melebihi kapasitas angkut sebab penumpang itu sendiri yang memaksa untuk naik,
mereka tidak mau telat ke tempat tujuan. Selain alasan itu para supir juga sengaja menaikkan penumpang sampai melebihi kapasitas angkut dengan alasan
menambah keuntungan bagi mereka. Berdasarkan hasil observasi, peneliti tidak menemukan supir yang membawa penumpang hingga melebihi batas angkut. Oleh
karena itu, untuk mencegah risiko kecelakaan akibat muatan yang berlebih saat mengemudi over load, disarankan agar supir tidak membawa penumpang
75
melebihi kapasitas muatan yang ditetapkan secara berlebihan sambil melaju dengan kecepatan tinggi.
6.2.10 Gambaran Posisi Tubuh yang Salah Saat Mengemudi
Kesehatan berpengaruh penting bagi terwujudnya keselamatan. Sebaliknya, gangguan kesehatan atau penyakit dapat menjadi sebab kecelakaan. Menurut
Suma‟mur 2009, gangguan kesehatan ringan pun menyebabkan risiko terjadinya kecelakaan. Sekalipun ringan, gangguan kesehatan menurunkan konsentrasi dan
mengurangi kewaspadaan sehingga kecelakaan terjadi. Posisi tubuh yang salah dalam penelitian ini adalah postur atau posisi tubuh
supir yang janggal saat mengemudi. Sikap duduk yang keliru akan merupakan penyebab adanya masalah-masalah punggung. Seseorang dengan sikap duduk
yang salah akan menderita pada bagian punggungnya Nurmianto, 2004. Sedangkan Suma‟mur 1999 menjelaskan bahwa sikap atau posisi tubuh dalam
bekerja memiliki hubungan yang positif dengan timbulnya kelelahan kerja. Tidak peduli apakah pekerja harus berdiri, duduk, atau dalam sikap posisi kerja yang
lain, dimana pertimbangan-pertimbangan ergonomis yang berkaitan dengan sikapposisi kerja akan sangat penting. Sikap duduk yang baik pun penting
diperhatikan untuk mencegah kelelahan pada umumnya dan ketegangan pada punggung. Sikap duduk yang baik yaitu punggung tegak dan posisi duduk
menekan bagian belakang. Menurut Wignjosoebroto 2003, beberapa jenis pekerjaan akan memerlukan
sikap dan posisi tertentu yang kadang-kadang cenderung untuk tidak
76
mengenakkan. Kondisi kerja seperti ini memaksa pekerja selalu berada pada sikap dan posisi kerja yang tidak nyaman dan berlangsung dalam jangka waktu yang
lama. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan pekerja cepat lelah, melakukan banyak kesalahan, dan menderita cacat tubuh.
Membiasakan diri dengan kondisi postur yang baik akan membantu dalam mencegah berbagai gangguan fisik, seperti kelelahan, memperbaiki bentuk tubuh,
memberi kesan penampilan diri lebih luwes dan tidak kaku. Postur yang baik sangat tergantung pada kebiasaan seseorang, untuk itu hindari sikap malas, posisi
punggung yang membungkuk atau posisi tubuh yang membuat lekukan pada tulang punggung ketika sedang bekerja. Sikap duduk yang baik penting
diperhatikan untuk mencegah kelelahan pada umumnya dan ketegangan pada punggung. Sikap duduk yang baik yaitu punggung tegak dan posisi duduk
menekan bagian belakang Wignjosoebroto, 2003. Posisi nyaman dalam bekerja seperti yang diutarakan oleh Wignjosoebroto 2003, juga dirasakan oleh semua
supir Mayasari Bakti. Federal Highway Administration 1981 dalam Putranto 2007 juga menjelaskan bahwa salah satu faktor yang berkontribusi terhadap
terjadinya kecelakaan lalu-lintas adalah adanya rasa sakit atau lelah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka bekerja dalam posisi duduk selama lebih
dari delapan jam kerja. Posisi mereka pada saat mengemudi ialah lurus dan tidak miring, hanya saja menurut beberapa informan, terkadang jika situasi jalan sedikit
macet atau supir merasa pegal, posisi badannya sedikit miring sambil menyandarkan tangannya ke pintu. Menurut Gatam 2012, jika posisi duduk
miring ini sering dilakukan, maka ruas tulang belakang berisiko terjadi
77
pembengkokan atau skoliosis. Dari 86 persen kasus ortopedi, mayoritas menderita skoliosis atau tulang belakang bengkok, saraf terjepit, dan nyeri punggung. Cedera
itu baru terasa setelah kebiasaan duduk dalam posisi miring ini terakumulasi dalam waktu yang lama. Hal ini terbukti dengan keluhan mereka, mereka suka
mengeluh capek, pinggang kebas, pegal-pegal, hingga rematik. Postur tubuh yang buruk dapat membuat seseorang merasa sakit dan nyeri,
terutama di area punggung dan leher. Selain itu, posisi tubuh yang membungkuk membuat seseorang tidak bisa bernapas dengan lancar sehingga menjadi mudah
lelah. Area perut yang selalu dalam kondisi menekuk juga dapat mengganggu kerja pencernaan. Hal ini
sesuai dengan Suma‟mur 1999, yang mengatakan bahwa pertimbangan-pertimbangan ergonomik yang berkaitan dengan sikapposisi
kerja sangat penting.
6.2.11 Gambaran Supir Berkelakar atau Bersenda Gurau dengan Menggunakan Handphone