38
Depok, dan Bekasi. Seiring dengan perkembangan dan situasi, perusahaan menangkap peluang dengan merambah bisnis usaha dengan melayani wilayah
Parahyangan Timur Bandung, Garut, Tasikmalaya, Banjarsari, Sumedang, Bogor, dan Sukabumi.
5.1.2. Mesin dan Sasis
Bus Mayasari Bakti didominasi oleh sasis dan mesin bus asal Jepang yaitu Hino. Tetapi untuk beberapa tipe bus lama, Mayasari Bakti menggunakan sasis
dan mesin Mercedes-Benz. Sejak dua tahun belakangan ini, Mayasari Bakti mengadakan pembenahan untuk moda transportasi mereka, seperti yang umum
dilakukan pada bus dengan nomor trayek P9A dan P6. Untuk beberapa bus, seperti PAC 52 dan PAC 05, mesin dan sasis masih menggunakan yang lama,
tetapi didress up sebagai bus baru. Secara umum, bus Mayasari Bakti menggunakan karoseri Mayasari Utama, selebihnya mereka menggunakan
Laksana dan juga Rahayu Santosa. Yang terkenal di antara ketiga karoseri tersebut adalah Laksana Nucleus 3 yang lazim dipergunakan untuk Bus Antar
Kota dan Antar Provinsi, dan juga Rahayu Santosa Evo X yang bisa ditemui pada bus dengan nomor trayek PAC05 dan PAC52.
5.1.3. Visi dan Misi
Setiap perusahaan tentunya memiliki visi dan misi yang jelas agar masa depan perusahaan baik. Begitu juga halnya PT Mayasari Bakti memiliki visi dan
misi sebagai berikut:
39
Visi:
“Menjadi perusahaan angkutan umum yang terpercaya dan terkemuka di Indonesia
.”
Tujuan Visi:
1. Jenis perusahaan yang ingin diwujudkan
2. Menetapkan arah yang dituju oleh setiap karyawan
3. Memberdayakan karyawan
Misi:
“Meningkatkan dan menyelenggarakan angkutan umum berkelanjutan kepada masyarakat melalui pelayanan bernuansa religius yang memungkinkan PT
Mayasari Bakti tumbuh dan berkembang .”
Tujuan Misi:
1. Menjelaskan kerja organisasi secara ringkas dan nyata
2. Mudah dimengerti oleh setiap karyawan
3. Berorientasi pada pelanggan, memfokuskan pada jasa angkutan.
5.2. Jenis-Jenis Perilaku Tidak Aman Supir Saat Mengemudi 5.2.1. Gambaran Supir Melakukan Pekerjaan Tanpa Wewenang
Gambaran supir melakukan pekerjaan tanpa wewenang dalam penelitian ini adalah mengemudi bus Mayasari Bakti yang dilakukan oleh supir yang tidak
mempunyai SIM B1 umum dan bukan supir resmi bus Mayasari Bakti.
40
Semua supir bus Mayasari Bakti memiliki SIM B1 umum. Ketika diwawancarai, semua supir bus Mayasari Bakti sudah memiliki SIM B1 umum,
begitupun saat diobservasi, supir tersebut dapat menunjukkan SIM B1 umum mereka.
“Punya, kalau SIM B1 umum mah.” Bapak A, supir “Ya, ada, punya. Pasti punya, kalau nggak punya ya nggak bisa narik lah.
Nggak bisa jalan kalau nggak punya SIM. Soalnya dari perusahaan kalo…., bisa ngelamar di perusahaan kalo nggak ada SIM ya nggak bisa diterima
.” Bapak B, supir
“Punya, setiap supir pasti ada.” Bapak C, supir
Selain itu, berdasarkan informasi dari Bapak A diketahui bahwa masih ada supir menyuruh temannya yang masih termasuk supir bus Mayasari Bakti untuk
membawakan bus yang dia bawa, hanya saja „supir tembak‟ ini tidak tercantum di Surat Perintah Jalan SPJ bus yang dia bawa. Surat Perintah Jalan SPJ, ialah
dokumen resmi yang dipegang oleh supir bus dan dikeluarkan oleh perusahaan sebagai bukti penunjukan kerja. Supir berbuat demikian sebab mereka merasa
lelah atau sakit. “Bukan nggak resmi supir tembak itu, resmi cuman nggak tercantum di SPJ
gitu. Ya karyawan, cuman nggak ada di SPJ aja, lain jadwal. Pernah kasih ke orang, tapi masih supir juga, yang nggak tercantum di SPJ. Kalo lagi
capek, temen lagi nganggur, ya kita kasih. ” Bapak A, supir
41
“Pernah nyuruh orang, tapi supir Mayasari juga. Kalo misalnya pas lagi capek, ya disuruh bawa. Ya istilahnya kalo nyari makan kantong sendiri kan
nggak sayang, istilahnya kan dia kasih kerjaan dari pada dia istilahnya nganggur ya lumayan. Istilahnya, pergaulan gitu namanya, kalo di
Mayasari . ” Bapak B, supir
“Ya, supir tembak, tapi karyawan, sama-sama karyawan Mayasari. Ya supir, cuman dia nganggur, gitu. Lagi nggak kerja, kita nembak ya dikasih
.” Bapak C, supir
Para kondektur juga menyatakan hal yang sama, adanya supir tembak ini disebabkan supir tersebut merasa lelah akibat kerja dan menyuruh temannya yang
memiliki waktu kosong untuk menggantikannya. “Jadi nggak supir yang lain, nggak bisa kan. Kalo bawa orang lain kan ini
nya diperiksa kalau keluar, diperiksa dulu, ini nya sama surat perjalanan itu. Yang periksa pak keamanan itu yang di luar. Kalo bus nya mau keluar
di iniin dikasih itu….SPJ, lembaran itu yang merah itu. Paling kalo supir mau ngasih, ke supir yang masih satu land. Biasanya supir begitu karna
pengen istirahat .” Bapak AA, kondektur
“Kalo sama yang lain mah nggak pernah kalo bukan karyawan, kecuali kalo misalnya karyawan masih supir sini, nah baru. Supir begitu gara-gara
capek . ” Bapak AB, kondektur
42
“Ya pernah, tapi supir juga, kalo bukan supir mah ama orang dalem juga nggak boleh. Biasanya si supir ngeluh sakit, makanya dikasih ke kawan.
” Bapak AC, kondektur
Berdasarkan hasil observasi, peneliti tidak menemukan ada supir yang digantikan oleh supir lainnya.
5.2.2. Gambaran Supir Gagal dalam Mengamankan