69
6.2.4 Gambaran Supir Menghilangkan Alat Pengaman
Menghilangkan alat pengaman dalam penelitian ini adalah melepas alat pengaman pada bus. Alat pengaman merupakan peralatan keselamatan kerja yang
dipasang pada tempat-tempat tertentu dan berfungsi untuk memberi keamanan tambahan bagi para pekerja O‟Brien, 1974 dalam Helliyanti, 2009. Sedangkan
alat pengaman pada bus ialah alat-alat yang berfungsi untuk keamanan serta mencegah kecelakaan saat mengemudi, seperti lampu sen, seat bealt, rem, spion,
klakson, dan penghapus kaca Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan dan Pengemudi. Menghilangkan alat pengaman
pada bus berarti meningkatkan risiko kecelakaan lalu-lintas. Berdasarkan hasil wawancara dengan semua informan, mereka tidak pernah
menghilangkan atau melepas alat-alat pengaman pada bus dengan alasan bahwa mereka menganggap alat-alat itu penting dan fital saat mengemudi. Berdasarkan
hasil observasi, peneliti tidak menemukan adanya supir yang menghilangkan alat pengaman pada bus, ini dibuktikan dengan masih tersedianya alat-alat pengaman
tersebut dalam bus. Hal ini bertentangan dengan pendapat Suma‟mur 1996 yang menyatakan bahwa banyak pekerja bekerja tanpa perlindungan alat pengaman
dengan melepas perlengkapan pengaman tersebut dengan alasan dapat mengganggu pekerjaan.
70
6.2.5 Gambaran Supir Membuat Alat Pengaman Tidak Berfungsi
Membuat alat pengaman tidak berfungsi dalam penelitian ini adalah supir sengaja merusak alat-alat pengaman pada bus seperti rem, spion, klakson, lampu
sen, hiter penghapus kaca, dan seat belt. Pada beberapa kasus, alat pengaman yang menyebabkan ketidaknyamanan supir dalam mengemudi seperti seat belt,
dapat mendorong supir untuk merusakkannya. Membuat alat pengaman pada bus menjadi tidak berfungsi sangat berbahaya karena kegunaannya sebagai pengaman
akan hilang sehingga dapat menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan serta memperbesar efek kecelakaan pada supir. Menurut para informan, alat-alat
pengaman pada bus tetap berfungsi sebagai mana mestinya, sebab mereka tahu keuntungan dari alat-alat pengaman tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat
Federal Highway Administration 1981 dalam Putranto 2007 yang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan lalu-
lintas ialah adanya kerusakan bagian dari kendaraan. Hal ini juga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 pasal
106 ayat 3 yaitu setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mematuhi ketentuan tentang persyaratan teknis dan laik jalan kaca spion,
klakson, lampu sen, rem.
6.2.6 Gambaran Supir Menggunakan Peralatan yang Rusak