70
6.2.5 Gambaran Supir Membuat Alat Pengaman Tidak Berfungsi
Membuat alat pengaman tidak berfungsi dalam penelitian ini adalah supir sengaja merusak alat-alat pengaman pada bus seperti rem, spion, klakson, lampu
sen, hiter penghapus kaca, dan seat belt. Pada beberapa kasus, alat pengaman yang menyebabkan ketidaknyamanan supir dalam mengemudi seperti seat belt,
dapat mendorong supir untuk merusakkannya. Membuat alat pengaman pada bus menjadi tidak berfungsi sangat berbahaya karena kegunaannya sebagai pengaman
akan hilang sehingga dapat menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan serta memperbesar efek kecelakaan pada supir. Menurut para informan, alat-alat
pengaman pada bus tetap berfungsi sebagai mana mestinya, sebab mereka tahu keuntungan dari alat-alat pengaman tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat
Federal Highway Administration 1981 dalam Putranto 2007 yang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan lalu-
lintas ialah adanya kerusakan bagian dari kendaraan. Hal ini juga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 pasal
106 ayat 3 yaitu setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mematuhi ketentuan tentang persyaratan teknis dan laik jalan kaca spion,
klakson, lampu sen, rem.
6.2.6 Gambaran Supir Menggunakan Peralatan yang Rusak
Menggunakan peralatan yang rusak dalam penelitian ini adalah mengunakan alat yang tidak berfungsi dengan baik saat membawa bus. Komponen peralatan
bus yang digunakan harus berfungsi dengan baik dan dalam kondisi layak pakai.
71
Menggunakan komponen peralatan bus yang tidak layak pakai dapat membahayakan keselamatan. Oleh karena itu, semua peralatan harus dirawat
menurut kondisi dan waktu pemakaian. Tanpa perawatan yang teratur, keadaan komponen peralatan bisa berubah menjadi salah satu faktor bahaya. Menurut
Silalahi 1985, peralatan kerja yang digunakan harus berfungsi dengan baik dan dalam kondisi layak pakai. Perawatan yang tidak teratur adalah perbuatan yang
berbahaya karena dapat menimbulkan keadaan berbahaya. Menggunakan peralatan bus yang sudah tidak layak pakai dapat membahayakan keselamatan
awak bus dan penumpang. Hal ini sesuai dengan Federal Highway Administration 1981 dalam Putranto 2007 yang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang
berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan lalu-lintas ialah adanya kerusakan bagian dari kendaraan. Akan tetapi, teori tersebut berbeda dengan hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa masih ada supir yang tetap menggunakan alat yang tidak berfungsi dengan baik pada saat mengemudi. Informan menerangkan bahwa
biasanya gangguan dan timbulnya kerusakan itu di jalan, bukan dari pool. Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, mereka sering
mengalami kerusakan di rem dan kopling. Untuk masalah kopling, jika saat menggunakan kopling tercium bau terbakar, disarankan segera menghentikan
kendaraan dan parkir terlebih dahulu, karena ini menunjukkan terjadi panas tinggi pada kopling dan dapat mengakibatkan kerusakan pada kopling Fambeta, 2013.
Saat peneliti mengobservasi beberapa bus terdapat juga kerusakan pada speedometer, jok supir, dan kabel penghidup lampu sen yang terkadang mati.
Prosedur yang harus dilakukan oleh supir jika terdapat alat-alat yang mengalami
72
kerusakan adalah supir tersebut harus segera melapor kepada mekanik karena mekanik adalah pihak yang berwenang untuk memperbaiki segala kerusakan, baik
itu ringan maupun berat, pada komponen alat-alat bus.
6.2.7 Gambaran Supir Menggunakan Peralatan yang Tidak Sesuai