9
1. Perilaku tertutupterselubung covert behavior
Respon seseorang terhadap stimulus masih dalam bentuk terselubung atau tertutup covert. Respon dan reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi, pengetahuankesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati dengan jelas oleh
orang lain. 2.
Perilaku terbukatampak nyata overt behavior Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik practice yang dengan mudah dapat diamati atau
dilihat oleh orang lain. Bloom 1908 dalam Notoatmodjo 2007 membagi perilaku manusia ke
dalam 3 domain, ranah, atau kawasan, yakni: kognitif cognititive, afektif affective, dan psikomotor psychomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom
ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni : 1. Pengetahuan knowledge.
2. Sikap attitude. 3. Praktik atau tindakan practice.
2.1.3. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku
Bentuk-bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi. Bentuk-bentuk perubahan perilaku menurut World Health Organization dalam Notoadmodjo
2007, terbagi menjadi tiga kelompok, yakni:
10
1. Perubahan alamiah natural change
Pengertian perubahan alamiah ialah bahwa perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam
masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik, atau sosial- budaya dan ekonomi, maka anggota masyarakat di dalamnya juga akan
mengalami perubahan. 2.
Perubahan terencana planned change Perubahan perilaku yang terencana ini terjadi karena memang direncanakan
sendiri oleh si subjek. Sehingga, hanya subyek itu sendiri yang ingin dan dapat mengubahnya.
3. Kesediaan untuk berubah readdiness to change
Apabila terjadi suatu inovasi atau program pembangunan di masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima
inovasi atau perubahan tersebut berubah perilakunya, dan sebagian lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini
disebabkan setiap orang mempunyai kesediaan untuk berubah readiness to change yang berbeda-beda, meskipun kondisinya sama.
2.1.4. Determinan Perilaku
Menurut Notoatmodjo 2007, meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme orang, namun
dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi
11
beberapa orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan
perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni: 1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,
yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering
merupakan faktor yang dominan dalam mewarnai perilaku seseorang. Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan
totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan
kata lain, perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai bentangan yang sangat luas.
2.2. Perilaku Tidak Aman