Pengertian Piutang Menjelaskan pengertian dari piutang 2. Menjelaskan klasifikasi piutang

437 tergantung jangka waktu penagihannya. Ada yang dikelompokkan sebagai aset lancar sperti piutang bunga, persekot piutang dividen dan lain-lain. namun juga ada yang dapat dikelompokkan sebagai aset tidak lancar misalnya adalah piutang wesel yang memiliki jangka waktu penagihannya lebih dari satu periode akuntansi. Piutang bukan usaha antara lain: a. Piutang dividen b. Persekot asuransi c. Piutang bunga d. Piutang pegawai e. Piutang pesanan pembelian saham f. Piutang pendapatan sewa g. Tagihan kepada pelanggan untuk pengembalian tempat barang misal botol, drum, dan lain-lain

C. Pengakuan Piutang Usaha Account Receivable

Piutang dicatat bersamaan dengan pencatatan pendapatan yang diperoleh perusahaan. Misalnya PT Rajawali adalah perusahaan dagang yang menjual barang barang elektronik. Pada tanggal 4 Maret 2007 menjual 5 buah televisi TOSHIBA 21” Rp. 12.500.000,- yang berharga pokok Rp. 11.500.000 kepada UD Cahaya, dengan syarat 210,n30. Tiga hari setelah barang dikirimkan, UD Cahaya mengembalikan sebuah televisi tersebut karena rusak. Sedangkan UD Cahaya melunasi utangnya kepada PT Rajawali pada tanggal 12 Maret. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi di atas yang harus dibuat oleh PT. Rajawali adalah: Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit 2007 Piutang Usaha UD. Cahaya Rp. 12.500.000 4 Maret Penjualan Rp. 12.500.000 Harga Pokok Penjualan Rp. 11.500.000 Persediaan TV TOSHIBA 21” Rp. 11.500.000 7 Maret Retur dan Potongan Penjualan Rp. 2.500.000 Piutang Usaha UD Cahaya Rp. 2.500.000 Harga Pokok Penjualan Rp. 2.300.000 Persediaan TV . TOSHIBA 21” Rp. 2.300.000 12 Maret Kas Rp. 9.800.000 Potongan Tunai Penjualan Rp. 200.000 Piutang Usaha UD Cahaya Rp.10.000.000 Piutang wesel notes receivable yaitu piutang yang didukung dengan perjanjian tertulis. 438

D. Penilaian Piutang Usaha

Piutang akan dicantumkan dalam neraca sebesar jumlah yang akan dapat direalisasikan nilai realisasi penyelesaian realizable settlement value yaitu jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Jumlah yang diharapkan dapat ditagih dihitung dengan cara mengurangi jumlah piutang yang ada dengan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih. Misalnya PT Cendekia pada tanggal 31 Desember 2006 mempunyai saldo piutang usaha Rp. 100.000.000,-. Dari piutang tersebut yang diperkirakan tidak dapat tertagih sebesar Rp. 15.000.000,- dikarenakan kondisi pelanggannya mengalami kebangkrutan. Jadi jumlah yang diharapkan diterima adalah Rp. 85.000.000 Rp. 100.000.000,- dikurangi Rp. 15.000.000,-. Jumlah piutang yang tidak dapat tertagih diakui sebagai kerugian piutang. Kerugian piutang ini dilaporkan dalam laporan laba rugi periode berjalan sebagai beban lain- lain. Besarnya kerugian piutang dapat ditentukan dengan menggunakan metode penghapusan langsung atau metode cadangan.

1. Metode penghapusan langsung

Jumlah kerugian piutang atau piutang yang dihapuskan dapat diakui dan dilaporkan jika terdapat bukti yang meyakinkan bahwa pelanggan benar-benar tidak dapat melunasinya. Sehingga jumlah piutang yang dilaporkan dalam neraca adalah sebesar nilai bruto bukan nilai yang diharapkan dapat diterima. Contoh, misalnya PT Rajawali pada tanggal 31 Desember menerima memo berupa copy surat keputusan dari pengadilan bahwa pelanggan tersebut dinyatakan pailit, maka pada tanggal tersebut PT Rajawali akan menghapus piutangnya senilai Rp. 15.000.000,-. Ayat jurnal untuk mencatat kerugian piutang pada tanggal 31 Desember 2006 adalah: Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit 2006 Desember 31 Kerugian Piutang Usaha Rp. 15.000.000 Piutang usaha Rp. 15.000.000

2. Metode Cadangan

Jika menggunakan metode cadangan, perusahaan setiap akhir tahun harus menentukan berapa taksiran besarnya piutang tak tertagih yang akan diakui dan dilaporkan sebagai kerugian piutang pada periode nilai realisasi penyele- saian realizable settlement value yaitu jumlah yang diharap-kan dapat ditagih.