Pengakuan Piutang Usaha Account Receivable

438

D. Penilaian Piutang Usaha

Piutang akan dicantumkan dalam neraca sebesar jumlah yang akan dapat direalisasikan nilai realisasi penyelesaian realizable settlement value yaitu jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Jumlah yang diharapkan dapat ditagih dihitung dengan cara mengurangi jumlah piutang yang ada dengan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih. Misalnya PT Cendekia pada tanggal 31 Desember 2006 mempunyai saldo piutang usaha Rp. 100.000.000,-. Dari piutang tersebut yang diperkirakan tidak dapat tertagih sebesar Rp. 15.000.000,- dikarenakan kondisi pelanggannya mengalami kebangkrutan. Jadi jumlah yang diharapkan diterima adalah Rp. 85.000.000 Rp. 100.000.000,- dikurangi Rp. 15.000.000,-. Jumlah piutang yang tidak dapat tertagih diakui sebagai kerugian piutang. Kerugian piutang ini dilaporkan dalam laporan laba rugi periode berjalan sebagai beban lain- lain. Besarnya kerugian piutang dapat ditentukan dengan menggunakan metode penghapusan langsung atau metode cadangan.

1. Metode penghapusan langsung

Jumlah kerugian piutang atau piutang yang dihapuskan dapat diakui dan dilaporkan jika terdapat bukti yang meyakinkan bahwa pelanggan benar-benar tidak dapat melunasinya. Sehingga jumlah piutang yang dilaporkan dalam neraca adalah sebesar nilai bruto bukan nilai yang diharapkan dapat diterima. Contoh, misalnya PT Rajawali pada tanggal 31 Desember menerima memo berupa copy surat keputusan dari pengadilan bahwa pelanggan tersebut dinyatakan pailit, maka pada tanggal tersebut PT Rajawali akan menghapus piutangnya senilai Rp. 15.000.000,-. Ayat jurnal untuk mencatat kerugian piutang pada tanggal 31 Desember 2006 adalah: Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit 2006 Desember 31 Kerugian Piutang Usaha Rp. 15.000.000 Piutang usaha Rp. 15.000.000

2. Metode Cadangan

Jika menggunakan metode cadangan, perusahaan setiap akhir tahun harus menentukan berapa taksiran besarnya piutang tak tertagih yang akan diakui dan dilaporkan sebagai kerugian piutang pada periode nilai realisasi penyele- saian realizable settlement value yaitu jumlah yang diharap-kan dapat ditagih. 439 berjalan. Sehingga jumlah piutang yang dilaporkan dalam neraca adalah sebesar jumlah yang diharapkan dapat diterima. Ada dua dasar untuk menentukan jumlah kerugian piutang sebagaimana dalam ilustrasi 4.1. Ilustrasi 4.1: Metode Cadangan Kerugian Piutang

a. Jumlah penjualan

Kerugian piutang ditentukan dengan cara mengalikan persentase tertentu dengan jumlah penjualan yang diakui pada periode tersebut khususnya penjualan kredit. Dasar ini digunakan karena yang menimbulkan piutang adalah penjualan kredit. Tetapi jika sulit memisahkan berapa jumlah penjualan tunai dan berapa jumlah penjualan kredit maka yang digunakan adalah jumlah penjualan keseluruhan periode tersebut. Contoh, misalnya penjualan yang diperoleh oleh PT Setia Jaya pada tahun 2006 adalah Rp. 300.000.000,- dimana seperempatnya adalah penjualan tunai. Perusahaan menetapkan bahwa persentase piutang tak tertagih pada tahun 2006 adalah 10. Maka besarnya kerugian piutang dihitung sebagai berikut: Penjualan tahun 2006 Rp. 300 juta Penjualan tunai tahun 2006 14 x 300 juta Rp. 75 juta Penjualan kredit tahun 2006 Rp. 225 juta Piutang tak tertagih: 10 x Rp. 225 juta Rp. 22,5 juta Ayat jurnal untuk mencatat besarnya kerugian piutang pada tanggal 31 Desember 2006 adalah : 1. Jika pada periode tersebut baru menerapkan metode cadangan, maka jurnalnya sebagai berikut: Persentase dari Penjualan Penandingan Penjualan Penghapusan Piutang Persentase dari Penjualan Nilai Realisasi Kas Piutang Dagang Cadangan Kerugian Piutang Didasarkan atas Laba-Rugi Didasarkan atas Neraca