Penilaian Investasi Saham Pelaporan pada Nilai Terendah antara

498 Karena total nilai pasar dari portfolio investasi Rp. 31.450.000,- lebih rendah dibandingkan dengan biaya perolehannya Rp. 32.202.800,-, maka neraca investasi akan melaporkan investasi lancar pada harga pasarnya, yaitu Rp. 31.450.000,-. Jurnal berikut ini akan dibuat untuk mencatat penurunan nilai surat berharga pada tanggal pelaporan keuangan: Tanggal Keterangan Ref Debit Kreidt 31 Desember Kerugian karena penurunan nilai Surat Berharga Rp.752.000,- Penyisihan untuk penurunan nilai Surat Berharga Rp.752.000,- Untuk mencatat penurunan nilai investasi lancar atau kerugian yang belum terealisir atas investasi lancar akan dilaporkan dalam laporan laba-rugi pada beban dan pendapatan lain-lain. Akun penyisihan akan dilaporkan sebagai akun kontra contra account terhadap investasi lancar di neraca sebagai berikut : Aset Lancar Kas Rp. XXX Surat Berharga- pada harga perolehan Rp. 32.302.800,- Dikurangi : penyisihan untuk mengurangi investasi lancar agar sesuai dengan nilai pasar Rp. 752.800,- Investasi lancar pada harga pasar Rp. 31.450.000,- Piutang dagang, netto Rp. XXX Alternatif lain yang sering dipergunakan adalah memperlihatkan nilai LCM pada neraca, dan melaporkan nilai yang lebih tinggi dalam catatan atas laporan keuangan, seperti terlihat dibawah ini : Aset Lancar Kas Rp. XXX Surat Berharga - pada harga pasar Rp.31.450.000,- Piutang dagang, netto Rp. XXX Catatan : Investasi lancar dilaporkan pada nilai terendah antara biaya perolehan dan niali pasar. Pada tanggal 31 Desember 19XX besarnya biaya perolehan adalah Rp. 32.202.800,-. 499 Jika biaya perolehan investasi lancar lebih rendah dibandingkan dengan nilai pasarnya, maka investor akan melaporkan nilai investasi lancar pada biaya perolehan dan mengungkapkan nilai pasar dalam catatan atas laporan keuangan.

F. Investasi Lancar – Obligasi

Prinsip pengukuran, pengakuan dan penilaian untuk investasi lancar dalam obligasi sama dengan untuk investasi saham. Dalam hal obligasi maka pada waktu penjualannya timbul masalah bunga berjalan. Contoh, pada tanggal 1 Maret 2007 PT. Merdeka membeli obligasi PT. Telkom nominal Rp. 100.000,- per lembar dengan kurs 102. Bunga obligasi 12 setahun diobayarkan setiap 6 bulan sekali yaitu tanggal 1 Juli dan tanggal 1 Januari. Biaya provisi dan materei adalah Rp. 10.000,- Tanggal 1 Agustus 2007 seluruh obligasi PT. Telkom dijual dengan kurs 104, biaya penjualan Rp. 2.000,-. Transaksi investasi di atas akan dicatat sebagai berikut: Tanggal Keterangan Ref D K 1 Maret Surat Berharga – Obligasi PT. Telkom Rp. 112.000,- Pendapatan Bunga Rp. 2.000,- Kas Rp. 114.000,- Keterangan: Harga perolehan : Kurs x Nominal = 102100 x Rp. 100.000,- = Rp. 102.000,- Provisi dan materei = Rp. 10.000,- Harga perolehan = Rp. 112.000 ,- Bunga Berjalan : Tanggal bunga terakhir : 1 Januari 2007 Tanggal pembelian : 1 Maret 2007 Periode bunga berjalan : 2 bulan Bunga berjalan : 212 x12x Rp.100.000,- = Rp.2.000,- 500 Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit 1 Juli Kas Rp. 6.000,- Pendapatan Bunga Rp. 6.000,- Mencatat Penerimaan Bunga Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit 1 Agustus Kas Rp. 102.000,- Rugi Penjualan Surat Berharga Obligasi PT. Telkom Rp. 10.000,- Surat Berharga Obligasi PT. Telkom Rp. 112.000,- Keterangan: Kurs x Nominal = 104100 x Rp. 100.000 = Rp. 104.000 Biaya penjualan Rp. 2.000 Harga jual bersih Rp. 102.000 Bunga berjalan dihitung sejak 1 Juli 2007 sampai dengan 1 Agustus 2007 112 x 12 x Rp. 100.000 = Rp. 1.000,- Laba rugi penjualan dihitung sebagai berikut: Harga jual Rp. 102.000,- Harga perolehan Rp. 112.000,- Rugi penjualan Rp. 10.000,-