Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik Universitas Sumatera Utara

(1)

PUSAT KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(ARSITEKTUR HIJAU)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490-STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2013/2014

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh KHAIRUNNISA

080406078

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(2)

PUSAT KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(ARSITEKTUR HIJAU)

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490-STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2013/2014

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh KHAIRUNNISA

080406078

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(3)

PUSAT KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(ARSITEKTUR HIJAU)

Oleh KHAIRUNNISA

080406078

Medan, Desember 2014 Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

SALMINAWATI GINTING ST,MT.

NIP. 197205042000122001 NIP.196910182000031001

FIRMAN EDDY ST,MT.

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. VINKY RAHMAN, MT NIP. 196606221997021001


(4)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR

(SHP2A)

Nama : KHAIRUNNISA NIM : 080406078

Judul Proyek Akhir : Pusat Kegiatan Mahasiswa Arsitektur Universitas Sumatera Utara Tema Proyek Akhir : Arsitektur Hijau

Rekapitulasi Nilai :

Nilai A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

No STATUS Waktu

Pengumpulan Laporan

Paraf Pembimbing

I

Paraf Pembimbing

II

Koordinator TKA-490

1 LULUS

LANGSUNG

2 LULUS

MELENGKAPI

3 PERBAIKAN

TANPA SIDANG

4 PERBAIKAN

DENGAN SIDANG

5 TIDAK LULUS

Medan, Desember 2014

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490

Ir. N. VINKY RAHMAN, MT WAHYUNI ZAHRAH ST, MS.


(5)

ABSTRAK

Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik Universitas Sumatera Utara adalah tempat dimana para mahasiswa Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) dapat berkumpul, melakukan kegiatan yang bermanfat diluar jam kuliah (seperti diskusi, makan, olah raga, membaca buku, dll). Disamping itu mahasiswa juga dapat memanfaatkan gedung ini sebagai wadah kreativitas dan dapat memamerkan hasil karya mereka di gallery yang disediakan.

Terlepas dari itu, Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik Universitas Sumatera Utara mengaplikasikan tema Arsitektur Hijau pada bangunannya. Yang mana diharapkan nantinya dapat membantu pengurangan efek pemanasan global, dan memberikan inspirasi kepada mahasiswa dan penerusnya agar dapat selalu menjaga lingkungannya dari efek pemanasan global yang semakin lama semakin merusak bumi.


(6)

ABSTACT

Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik Universitas Sumatera Utarais a place where science students can gather useful activities outside of class hours, such as discussion, lunch, exercise, reading, etc. in addition, students can also take advantage of this building as a place of creativity and can show off their work at the gallery provided.

Regardless of the Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik Universitas Sumatera Utaraalso apply the theme of green architecture on buildings. Which is expected later to help reduce the effect of global warming and unspire students and successors to always keep the environment from the effect of global warming are increasingly damaging the erath.

Keywords/kata kunci : Student Centre, Student Union, North Sumatera University,


(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Selama proses hingga selesainya laporan ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang turut andil dalam menyukseskannya. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

o Ibu SALMINAWATI GINTING ST, MTsebagai Dosen Pembimbing I atas

bimbingan, dukungan dan semangat yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

o Bapak FIRMAN EDY ST, MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

o Ibu Ir. BASARIA TALAROSHA, MTselaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan masukan, saran, dan kritik.

o Ayah saya TOISIR. SOS, ibunda tercinta SYAMSIDAR, dan adik-adik saya atas

dukungannya.

o Teman-teman stambuk 2008 Arsitektur USU. Terutama Henny, Rabitha yang

telah membantu persiapan tugas akhir.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kelengkapan dan terwujudnya kesempurnaan sebagaimana dimaksud.

Akhir kata, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, Desember 2014


(8)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Gambar ... vi

Daftar Tabel ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Maksud dan tujuan ... 3

1.3 Permasalahan dalam perancangan ... 4

1.4 Perumusan masalah ... 4

1.5 Pendekatan ... 5

1.6 Lingkup dan batasan perencanaan ... 5

1.7 Metode penelitian ... 6

1.8 Kerangka Berfikir ... 9

1.9 Sistematika Laporan ... 10

BAB II DESKRIPSI PROYEK ... 11

2.1 Pengertian Judul ... 11

2.2 Fasilitas ... 11

2.3 Tinjauan Lokasi ... 12

2.3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi ... 13

2.3.2. Kriteria Lokasi ... 13

2.3.3. Deskripsi Kondisi Tapak Terpilih ... 14

2.4. Pengertian ... 15

2.5. Sejarah ... 15

2.6. Studi Banding ... 19

2.6.1. Student Union di University of Central Florida ... 19

2.6.2. Student Union University Of Melbourne ... 20

2.6.3. Pasadena City College ... 21

BAB III KAJIAN TEMA DAN TEORI ARSITEKTUR ... 29

3.1 Tinjauan Terhadap Tema ... 29

3.1.1. Elaborasi Tema ... 29

3.1.2. Latar Belakang Pemilihan Tema ... 29

3.1.3.Pengertian Tema Arsitektur Hijau ... 30


(9)

3.1.5. Karateristik Arsitektur Hijau Pada Bangunan ... 34

3.1.6. Keterkaiatan Tema Dengan Judul ... 35

3.1.7. Studi Banding Tema Sejenis ... 35

3.1.7.1. The Campuan Ubud, Bali ... 35

3.1.7.2 . Nanyang Technological University, Singapore ... 38

3.1.7.3. Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) ... 42

BAB IV ANALISA PERANCANGAN ... 46

4.1. Analisa Tapak ... 46

4.1.1. Analisa Lokasi Tapak ... 46

4.1.2. Kondisi Eksisting Tapak ... 47

4.1.3. Lokasi Tapak Dalam Lingkungan Kawasan ... 47

4.1.4. Tata Guna Lahan Kawasan dan Sekitarnya ... 48

4.1.5. Batas-batas Tapak... 49

4.1.6. Analisa Pencapaian... 50

4.1.7. Analisa View Kedalam Tapak ... 51

4.1.8. Analisa View Keluar Tapak ... 52

4.1.9. Analisa Entrance... 53

4.1.10. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan ... 54

4.2 Analisa Lingkungan ... 55

4.2.1. Analisa Vegetasi ... 55

4.2.2.Analisa Iklim ... 56

4.2.3. Analisa Kebisingan... 57

4.3. Analisa Nonfisik ... 58

4.3.1. Analisa Kegiatan ... 58

4.3.2. Analisa Jumlah Pengunjung ... 64

4.3.3. Besaran Ruang ... 67

4.3.3.1. Besaran Ruang Dalam ... 67

4.3.3.2. Besaran Ruang Luar ... 68

4.3.4. Analisa Bentuk Massa Bangunan ... 68

4.3.4.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan ... 68

4.3.5. Sirkulasi ... 69

4.3.6. Struktur... 73

4.3.7. Utilitas ... 77

4.3.8. Sistem Penghawaan ... 79


(10)

4.3.10. Sistem Komunikasi ... 80

4.3.11. Sistem Transportasi Pada Bangunan ... 81

4.3.12. Sistem Keamanan ... 82

4.3.13. Sistem Pencegah Kebakaran ... 83

4.3.14. Sistem Pembuangan Sampah ... 85

BAB V KONSEP ... 86

5.1. Konsep Perancangan Tapak ... 86

5.1.2. Konsep Sirkulasi Ruang Luar ... 86

5.1.3. Konsep Ruang Luar ... 87

5.1.4. Konsep Ruang Dalam ... 87

5.2. Konsep Bentukan Massa ... 90

5.2.1. Penerapan Tema Terhadap Konsep Massa Bangunan ... 90 5.3. Hasil Perancangan

5.3.1. Ground Plan Tampak Depan Gedung A Tampak Belakang Gedung A Tampak Kanan Gedung A Tampak Kiri Gedung A Tampak Depan Gedung B Tampak Belakang Gedung B Tampak Kanan Gedung B Tampak Kiri Gedung B Tampak Depan Gedung C Tampak Belakang Gedung C Tampak Kanan Gedung C Tampak Kiri Gedung C Potongan A-A Gedung A Potongan B-B Gedung B Denah Lt.I Gedung A Denah Lt.II Gedung A Denah Lt.I Gedung B Denah Lt.II Gedung B Denah Lapangan Basket


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Lokasi Site yang Akan Dibangun Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU

... 14

Gambar 2.2. Tampak Depan Student Union University Of Central Florida ... 19

Gambar 2.3. Tampak Depan Student Union University Of Central Florida ... 20

Gambar 2.4. Denah Keseluruhan Student Union University Of Central Florida ... 22

Gambar 2.5. Tampak Depan Newcastle University Student Union ... 25

Gambar 2.6. Fasilitas Digital Library dan Kantin di Newcastle University Student Union ... 26

Gambar 2.7. Terdapat Ruang Komunal Untuk Berdiskusi, Juga Perpustakaan Digital Pada Area yang Difasilitasi Oleh Banyak Komputer ... 26

Gambar 2.8. Student Lounge dan Ruang Diskusi di Newcastle University Student Union ... 26

Gambar 2.9. Ruang Rapat Mahasiswa dan Ruang Belajar yang Komunal Maupun Bersifat Individual di Newcastle University Student Union ... 27

Gambar 2.10. Di Setiap Sudut Ruangan Terdapat Kursi dan Meja Untuk Mahasiswa Yang Ingin Menggunakan Waktu Luang Dengan Belajar Ataupun Sekedar Duduk – Duduk ... 27

Gambar 2.11. Terdapat Café dan Cofee Shop Pada Student Union Yang Memiliki Desain Interior Yang Sangat Menarik ... 28

Gambar 3.1. Ressort Campuan Ubud, Bali ... 35

Gambar 3.2. The Campuan Ubud Bali dilihat Dari Perspektif Mata Burung ... 37

Gambar 3.3. Main Entrance ... 37

Gambar 3.4. Peta dan Bangunan Nanyang Technological ... 38

Gambar 3.5. Site Plan dan Tampak ... 39

Gambar 3.6. Orientasi ... 39

Gambar 3.7. Efek Kaca Pada Malam hari ... 40

Gambar 3.8. Denah Ruang ... 40

Gambar 3.9. Lanscape ... 41

Gambar 3.10. Perpustakaan Universitas Indonesia ... 42

Gambar 3.11. Gedung Perpustakaan Pusat U... 43

Gambar 3.12. Denah Perpustakaan UI ... 44

Gambar 3.13. Tampak Depan Perpustakaan UI ... 44

Gambar 3.14. Area Kalkulasi ... 45


(12)

Gambar 4.1. Peta Lokasi Site ... 46

Gambar 4.2.Tata Guna Lahan Dan Sekitarnya ... 48

Gambar 4.3. Batas-Batasan ... 49

Gambar 4.4. Analisa Pencapaian ... 50

Gambar 4.5. View Kedalam Tapak ... 51

Gambar 4.6. View Keluar Tapak ... 52

Gambar 4.7. Analisa Entrance ... 53

Gambar 4.8. Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan ... 54

Gambar 4.9. Analisa Vegetasi ... 55

Gambar 4.10. Eksisting Vegetasi ... 55

Gambar 4.11. Analisa Iklim ... 56

Gambar 4.12 Analisa Kebisingan ... 57

Gambar 4.13. Sirkulasi Curve Driveway ... 70

Gambar 4.14. Pencapaian Langsung ... 71

Gambar 4.15. Pencapaian Tersebar ... 71

Gambar 4.16. Pencapaian Berputar ... 72

Gambar 4.17. Pondasi Menerus ... 75

Gambar 4.18 Pondasi Setempat ... 76

Gambar 4.19. Pondasi Flat ... 76

Gambar 4.20. Tangga ... 82

Gambar 4.21. Hidrant ... 84

Gambar 4.22. Sprinkler ... 84

Gambar 4.23. Hallon ... 85

Gambar 5.1 Entrance Tapak ... 86

Gambar 5.2 Konsep Ruang Luar ... 87

Gambar 5.3 Zoning Ruang Dalam Lantai ... 87

Gambar 5.4. Zoning Ruang Dalam, Lantai I Gedung A ... 88

Gambar 5.5. Zoning Ruang Dalam, lantai I Gedung B ... 88

Gambar 5.6. Zoning Ruang Dalam, lantai II Gedung B ... 89

Gambar 5.7. Zoning Ruang Dalam, lantai I Gedung C ... 89

Gambar 5.8. Penerapan Material Yang Mendukung Penghematan Energi Pada Bangunan ... 90


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Mahasiswa Teknik USU S1 dan Pascasarjana ... 19

Tabel 2.2. Fasilitas Yang Tersedia di Pasadena City College ... 24

Tabel 4.1.Tabel Analisa Kebutuhan Ruang... 63

Tabel 4.2 Jumlah Mahasiswa teknik di Universitas Sumatera Utara ... 65

Tabel 4.3 Tabel Besaran Ruang Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik Arsitektur ... 67

Tabel 4.4 Perbandingan Bentuk Dasar Bangunan ... 69


(14)

ABSTACT

Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik Universitas Sumatera Utarais a place where science students can gather useful activities outside of class hours, such as discussion, lunch, exercise, reading, etc. in addition, students can also take advantage of this building as a place of creativity and can show off their work at the gallery provided.

Regardless of the Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik Universitas Sumatera Utaraalso apply the theme of green architecture on buildings. Which is expected later to help reduce the effect of global warming and unspire students and successors to always keep the environment from the effect of global warming are increasingly damaging the erath.

Keywords/kata kunci : Student Centre, Student Union, North Sumatera University,


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Melihat masih banyaknya mahasiswa Fakultas Teknik di Universitas Sumatera Utara yang sering melakukan interaksi sosial di ruang – ruang publik seperti koridor, selasar, entrance, hall, dsb, yang seharusnya difungsikan sebagai jalur lalu lintas dan sirkulasi, maka jelaslah bahwa diperlukannya suatu sarana yang mampu mewadahi berlangsungnya kegiatan mahasiswa teknik tersebut secara maksimal. Kegiatan yang dimaksud dalam hal ini berupa kegiatan menunggu dosen, menuggu jam mata kuliah yang akan segera berlangsung, mengerjakan tugas, berdiskusi, duduk – duduk dsb. Dan sampai saat ini, Warkop Teknik merupakan sarana yang tersedia bagi mahasiswa teknik di Universitas Sumatera Utara yang memungkinkan mereka untuk dapat melakukan interaksi sosial antar sesama mahasiswa. Tetapi, warkop Teknik yang ada di Universitas Sumatera Utara ini pun tidak berfungsi secara maksimal sebagaimana diharapkan. Walaupun, warkop teknik yang ada di Universitas Sumatera Utara saat ini masih difungsikan oleh mahasiswa teknik di Universitas Sumatera Utara. Namun kebanyakan mahasiswa tersebut hanya datang ke Warkop Teknik hanya untuk sekedar makan dan minum, tidak dengan aktivitas lainnya seperti berdiskusi, nongkrong, duduk-duduk dsb. Hal ini dikarenakan kondisi warkop Teknik dan area sekitarnya yang kurang mendukung, seperti kebersihan lokasi warkop dan kenyamanan yang kurang mendukung, seperti kebersihan dan kenyamanan yang kurang terjaga serta penampilan Warkop Teknik saat ini yang hanya berupa tenda-tenda, stand makanan, kursi dan meja pengunjung tanpa adanya fasilitas-fasilitas menarik lainnya.

Oleh karena itu, perlunya adanya penataan dan perencanaan kembali Warkop Teknik menjadi “Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU” yang difungsikan sebagai ruang komunal yang nyaman dan menarik bagi mahasiswa/i teknik usu, dan juga dapat menyediakan wadah bagi mahasiswa/i teknik untuk melakukan berbagai kegiatan seperti mengadakan seminar yang berkaitan degan fakultas teknik yang berada di Universitas Sumatera Utara, menciptakan sebuah ruang baca indoor maupun outdoor yang dapat memberikan kenyamanan bagi mahasiswa/i yang ingin membaca,


(16)

menciptakan sebuah wadah sebagai pusat interaksi sosial bagi mahasiswa/i yang ingin berdiskusi atau yang hanya sekerdar bercerita tentang kegiatan sehari – hari mereka, merencanakan area ruang terbuka hijau sebagai sarana di mana mahasiswia/i juga bisa memanfaatkan ruang terbuka hijau sebagai sarana untuk istirahat atau hanya sekedar untuk bersantai menunggu jadwal kuliah yang akan hadir, menyediakan area diskusi yang dapat mewadahi kegiatan mahasiswa/i teknik usu dengan penataan lingkungan yang baik sehingga dapat menimbulkan kenyamanan di area pusat diskusi sehingga mahasiswa/i tidak bosan bediskusi dengan keadaan lingkungan yang nyaman, dan dapat menyediakan area servis yang berfungsi dengan baik dengan penataan lingkungan yang baik seperti, merencanakan area kantin yang bersih dan steril sehingga dapat memberikan kesan nyaman bagi sapa saja yang akan makan atau hanya sekedar minum di area kantin, dan merencanakan area parker yang lebih tertata di area site.

Dengan menyedeiakan “Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU” seperti ini, akan sangat membantu dalam meningkatkan sosialisasi diantara mahasiswa/i teknik di Universitas Sumatera Utara dan ini merupakan suatu hal yang sangat baik dan positif.

Agar mahasiswa/i teknik di Universitas Sumatera Utara dapat merasa nyaman dan tertarik untuk berada di “Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU” tersebut, maka perlunya dirancang suatu area yang bukan hanya sekedar menyediakan area sebagai pusat jajanan dan makanan, serta menyediakan meja dan kursi, tetapi juga, bagaimana area tersebut dibuat menarik dan berbeda, mungkin dengan menyediakan wi-fi, ruang baca, retail – retail mini yang menjual souvenir, kebutuhan mahasiswa, Dengan dirancangnya suatu ruang komunal yang didukung dengan fasilitas menarik bagi para mahasiswa teknik di USU tersebut, maka diharapkan kebutuhan para mahasiswa teknik USU tersebut akan mampu terpenuhi secara maksimal dan tidak lagi mengganggu fungsi ruang-ruang publik yang seharusnya difungsikan untuk jalur sirkulasi dan lalu lintas.

1.2. Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud dari perencanaan ‘’Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU’’ sebagai berikut :

• Menciptakan ruang komunal bagi mahasiswa/i teknik Universitas Sumatra Utara yang dapat menjadi wadah dalam berbagai kegiatan mahasiwa/i.


(17)

• Merencanakan sebuah bangunan yang dapat berfungsi sebagai area diskusi serta area baca sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ilmu bagi mahasiswa/i Teknik Universitas Sumatra Utara

• Merencanakan area ruang terbuka hijau dengan penataan sirkulasi yang baik sehingga dapat di pergunakan mahasiswa/i sebagai tempat interaksi sosial dan sebagai tempat bersantai unutuk menikmati waktu yang sedang kosong disela menunggu waktu perkuliahan.

• Merencanakan penataan area servis, seperti area parkir, area pusat jajanan, makanan dengan baik agar dapat memberikan kesan nyaman bagi para pengunjung dari luar serta khususnya bagi mahasiswa Universitas Sumatra Utara.

Adapun tujuan dari perencanaan ‘’Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU’’ sebagai berikut :

Tujuan dari perencanaan Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU agar dapat menciptakan sebuah bangunan yang dapat mewadahi segala bentuk aspek kegiatan mahasiswa teknik khususnya dalam bidang pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan pengetahuan mahasiswa/i dalam ilmu pengetahuan masing-masing jurusan yang ada dengan menyediakan ruang baca dan workshop khusus bagi mahasiswa teknik Universitas Sumatra Utara, dan menciptakan penataan ruang yang baik dan ruang terbuka hijau sebagai area pendidikan di luar bangunan perencanaan.

1.3.Permasalahan Dalam Perancangan

Adapun permasalahan dalam perencanaan “Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU” adalah sebagai berikut :

• Bagaimana merencanakan penataan sebuah bangunan sehingga terlihat menarik dan berfungsi dengan baik, serta idak berdampak buruk bagi bangunan yang berda di sekelilingnya. Sehingga bangunan “Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU” dapat menjadi ikon bagi fakultas teknik USU.

• Bagaimana menata sirkulasi di area bangunan sehingga area sirkulasi menjadi lebih tertata dan nyaman dari sirkulasi sebelumnya.

• Bagaimana menciptakan sirkulasi manusia serta sirkulasi barang di dalam bangunan sehingga tidak terjadi penyempitan sirkulasi serta adanya ruang yang tak terpakai di dalam bangunan karna tidak sesuai dengan fungsinya.

• Bagaimana menata area ruang terbuka hijau sehingga pengunjung selalu merasa nyaman ketika berada di “Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU


(18)

1.4.Perumusan Masalah

Perlunya disediakan suatu “Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU” sebagai suatu ruang komunal bagi para Mahasiswa Teknik di Universitas Sumatera Utara untuk melakukan berbagai kegiatan kemahasiswaan seperti kegiatan berdiskusi, duduk-duduk, makan, santai, menuggu dosen, menuggu kuliah, dsb.

Dari permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka dapat dirumuskan, berikut ini : • Bagaimana merancang suatu ruang komunal yang dibutuhkan oleh mahasiswa –

mahasiswi teknik, universitas Sumatera Utara secara maksimal

• Bagaimana membentuk suatu ruang komunal yang nyaman , unik dan berbeda yang kemudian menarik minat para mahasiswa teknik di Universitas Sumatera Utara

1.4 Pendekatan

Adapun pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah:

• Pemilihan lokasi, lokasi berada di area kampus teknik Universitas Sumatera Utara itu sendiri yang mana saat ini masih berupa Warung Netral yang nantinya akan diredesain menjadi ruang komunal bagi mahasiswa teknik. • Survey, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk mendapatkan data-data

yang akurat dari lokasi tersebut disertai dengan mengadakan studi literature sebagai penambah dari data- data yang didapat di lokasi tersebut.

• Literatur, megambil data-data dari berbagai sumber bacaan sebagai tambahan untuk melanjutkan laporan perancangan.

1.5 Lingkup Dan Batasan Perencanaan

Batasan dari perencanaan “Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU” ialah banguan hanya di peruntukkan bagi mahasiswa/i Universitas Sumatra Utara dan di khususkan bagi mahasiswa teknik USU sebagai pusat ilmu pengetahuan dan sebagai area baca untuk menimbah ilmu di dalam bidang jurusan masing-masing.

Lingkup dari perencanaan “Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU”adalah :

• Perencanaan “Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU” ini dapat mencakup segala bentuk kegiatan mahasis teknik usu, serta menyediakan area baca bagi


(19)

mahasiswa/I teknik USU, dan juga dapat menyediakan area workshop dan area diskusi bagi mahasiswa/I sebagai pengembangan dari ilmu pengetahuan mereka, dan juga merencanak area kantin dan café shop sebagai salah satu fasilitas penunjang bagi mahasiswa/I yang ingin bersantai sejenak ataw yang ingin makan dan minum di area kampus.

• Bangunan ini rencanakan dengan menggunakan unsur-unsur perancangan arsitektur, antara lain terdapat aspek fisik dan perancangan khusus proyek bangunan, yang berkaitan dengan lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukan ruang dan arus sirkulasi dalam dan luar bangunan pada lokasi tapak perancangan, dan selanjutnya akan di terapkan ke dalam perancangan bangunan, sehingga dapat meciptakan suatu bentuk yang menarik dan dapat meningkat kan minat mahasiswa/I dalam pengembangan dirinya.

1.6 Metode Penelitian

a) Adapun metode perancangan yang digunakan dalam peremajaan dan pengembangan ini adalah dengan cara :

• Deskriptif, yaitu menguraikan dengan kata-kata yang bersifat ilmiah, yang kemudian dapat dijelaskan dalam hubungan penulisan.

• Komperatif, yaitu berdasarkan perbandingan-perbandingan yang lebih baik untuk perancangan, dapat berupa teori-teori yang mendukung maupun melalui studi banding terhadap proyek yang sudah ada, baik yang sejenis ataupun yang mendekati.

b) Setelah tahap awal (pengenalan masalah), maka dapat dilanjutkan dengan pencarian data, data dapat diperoleh dengan jalan :

• Dokumentatif yaitu mencari data atau catatan-catatan yang terkait terhadap perancangan, sebagai pendukung dalam melengkapi penulisan. • Observasi /survei yaitu mengamati kegiatan secara langsung pada lokasi

perencanaan ataupun pada lokasi lain yang menjadi studi banding, sehingga perancangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

• Literatur yaitu studi pustaka yang bersumber dari buku-buku yang berhubungan dengan perancangan proyek yang direncanakan, sebagai kelengkapan penulisan.


(20)

c) Setelah data-data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka dapat dilanjutkan dengan menganalisa data, cara menganalisa data yang diperoleh sebagai berikut.

• Dengan menganalisa data dan melihat korelasi masalah yang satu dengan yang lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan membahas data tersebut, sehingga didapat suatu hubungan dengan proses perancangan. • Pembahasan hubungan dari masalah-masalah tersebut akan di sesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat, sehingga terbentuk kesempurnaan dalam perancangan.

• Setelah data-data yang dikumpulkan telah dianalisa, maka dari analisa tersebut kita dapat menarik suatu solusi dari permasalahan yang ada. • Dari solusi yang telah diperoleh, maka kita dapat memasuki tahap

selanjutnya yaitu masuk pada konsep perencanaan.

• Apabila konsep perencanaan telah selesai maka perlu dilakukan evaluasi terhadap konsep perancanangan tersebut.

• Sebagai langkah akhir yaitu masuk kapada konsep desain berupa gambar-gambar desain, dan dapat dilengkapi dengan maket.

d) Setelah data-data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka dapat dilanjutkan dengan menganalisa data, cara menganalisa data yang diperoleh sebagai berikut.

• Dengan menganalisa data dan melihat korelasi masalah yang satu dengan yang lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan membahas data tersebut, sehingga didapat suatu hubungan dengan proses perancangan. • Pembahasan hubungan dari masalah-masalah tersebut akan di sesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat, sehingga terbentuk kesempurnaan dalam perancangan.

• Setelah data-data yang dikumpulkan telah dianalisa, maka dari analisa tersebut kita dapat menarik suatu solusi dari permasalahan yang ada. • Dari solusi yang telah diperoleh, maka kita dapat memasuki tahap

selanjutnya yaitu masuk pada konsep perencanaan.

• Apabila konsep perencanaan telah selesai maka perlu dilakukan evaluasi terhadap konsep perancanangan tersebut.


(21)

• Sebagai langkah akhir yaitu masuk kapada konsep desain berupa gambar-gambar desain, dan dapat dilengkapi dengan maket.

I.7 Kerangka Berfikir `

`

Ide/Gagasan

Latar Belakang

Permasalahan

Data

F e e d

B a c k Studi Literatur

Studi Lapangan

Studi Banding Literatur

Survey

Analisa

Desain Konsep Perancangan

Struktur Arsitektur

Tema Objek


(22)

1.8 Sistematika Laporan

Sistematika pembahasan ini meliputi: Bab I. Pendahuluan

Menjelaskan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, masalah perancangan, pendekatan, batasan dan lingkup perencanaan, asumsi-asumsi, kerangka berpikir, dan sistematika penulisan laporan.

Bab II. Deskripsi Proyek

Berisi terminologi judul, alternatif lokasi, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi, dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis.

Bab III. Elaborasi Tema

Menjelaskan tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul, dan studi banding arsitektur dengan tema sejenis.

Bab IV. Analisa

Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan, tema, dan kesimpulan.

Bab V. Konsep Perancangan

Berisi konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.

Bab VI. Perancangan Arsitektur


(23)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1. Pengertian judul

Adapun judul dari perencanaan dan perancangan ini adalah “Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU” dengan tema Arsitektur Metafora dan didefenisikan setiap kata dari judul ini adalah sebagai berikut :

Pusat : Titik utama dari suatu bagian, yang berfungsi sebagai tempat berkumpul

Kegiatan : Aktifitas dalam suatu pekerjaan

Mahasiswa : Orang yang sedang belajar atau menuntut ilmu di

perguruan tinggi.

Teknik : Pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yg

berkenaan dng hasil industri (bangunan, mesin), atau cara membuat sesuatu yang berhubungan dengan seni

USU : Universitas Sumatera Utara, adalah salah satu namauniversitas yang berada di Indonesia Provinsi Sumatera Utara.

2.2. FASILITAS

Beberapa fasilitas sebagai penunjang dalam perencanaan “Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU” adalah:

1. Kantin:

- Kantin adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Biasanya para pembeli harus mengantri dalam sebuah jalur yang disediakan untuk membeli makanan.

- Kantin, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah ruang tepat menjual makanan dan minuman (di sekolah, kantor, asrama, dll).


(24)

- Pengunjung dan juga pengeloloa dapat makan dan minum atau beristirahat sejenak.

2. Retail :

- Retail adalah ruang yang berfungsi sebagai tempat untuk berjualan, berdagang serta sebagai tempat transaksi jual beli antara pedagang dan pembeli. juga sebagai tempat untuk menyimpan barang dagangan bagi pedegang-pedagang soufenir.

3. Kantor pengelola:

- Kantor adalah unit organisasi terdiri atas tempat, staf personel dan operasi ketatausahaan guna membantu pimpinan.

- Berfungsi sebagai ruang kerja untuk pengelola. 4. Ruang terbuka hijau :

- Ruang terbuka hijau adalah ruang yang berada di luar bangunan yang di peruntukkan sebagai ruang hijau di mana terdapat tanaman dan tumbuhan dari pohon peneduh sampai tanaman bunga penghias sebagai pendukung landscape di area site.

- Fungsi dari ruang terbuka hijau ialah sebagai daerah resapan air di mana menampung curah hujan sementara, juga berfungsi sebagai tempat beristirahat sejenak bagi pengunjung pusat pasar atau pembeli yang sedang berbelanaj di pusat pasar.

5. Toilet umum.

- Toilet umum berfungsi sebagai fasilitas pendukung bagi para pengunjung, pengelola, serta pedagang untuk membuang air kecil dan tinja di area pusat pasar tradisional.

6. Tempat pembuangan sampah sementara.

- Tempat pembuangan sampah sementara berfungsi sebagai fasilitas pendukung untuk menjaga kebersihan lingkungan di area pusat pasar dengan sistem menampung sementara sampah kering dan basah di tempat penampungan lalu di angkut ke mobil dinas kebersihan lalu di buang ke tempat penampungan akhir.


(25)

2.3.TINJAUAN KOTA MEDAN

2.3.1. Sejarah Kota Medan

Gambar 2.1. Kondisi Fisik Kotamadya Medan

(Sumber : RUTRK Kota Medan 2005, PT. (Persero) Indah Karya, 1994)

INDONESIA KOTAMADYA MEDAN


(26)

Kampung kecil yang dalam masa kurun waktu lebih dari 80 tahun dengan pesatnya berkembang menjadi suatu kota yang saat ini kita kenal dengan nama Kotamadya Medan, berada disuatu dataran, di tempat sungai Babura bertemu dengan sungai deli, yang waktu itu dikenal sebagai Medan Putri tidak jauh dari jalan Putri Hijau sekarang.

Menurut Tengku Lukman Sinar, SH. Dalam bukunya yang berjudul Riwayat Hamparan Perak yang diterbitkan pada tahun 1971, bahwa yang mendirikan kampung Medan adalah Raja Guru Patimpus, nenek moyang Datuk Hamparan Perak (Dua Belas Kuta) dan datuk Sukapiring, yaitu dua dari empat kepala suku Kesultanan Deli (T. Lukman Sinar, SH, 1995)

Deli mulai terkenal namanya setelah orang-orang Belanda yang dipelopori oleh Nienhuys membuka perkebunan tembakau di sekitar Medan. Dalam waktu beberapa tahun saja Deli telah terkenal diseluruh dunia karena daun tembakau yang dihasilkannya tiada tandingannnya sampai sekarang sebagai pembungkus cerutu. Hal ini menarik investor-investor asing dan menyebabkan banyak orang-orang dari daerah lain yang pindah ke daerah Deli untuk mencari nafkah.

Nienhuy kemudian pindah dari Labuhan ke Medan Puteri dimana kota Medan berkembang dengan pesatnya dan akhirnya menjadi pusat bagi pemerintahan propinsi Sumatera Utara dan Kerajaan Deli. Di tahun 1918, Medan dijadikan Kotapraja tetapi tidak termasauk di dalamnya daerah Kota Matsum dan daerah Sungai Kera yang tetap berada dibawah kekuasaan Sultan Deli. Ketika itu penduduk kota Medan telah berjumlah 48.826 jiwa dan terdiri dari 409 orang bangsa Eropa, 25.000 orang bangsa Indonesia, 8.269 orang bangsa Cina dan 130 orang Asia lainnya.

Dengan keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 66/ III/ PSU, terhitung mulai tanggal 21 september 1951 daerah kota Medan diperluas tiga kali lipat. Keputusan tersebut disusun oleh maklumat Walikota Medan No.21 tanggal 29 september 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha dan meliputi empat kecamatan :

1. Kecamatan Medan 2. Kecamatan Medan Timur 3. Kecamatan Medan Barat


(27)

Kemudian melalui Undang-Undang Darurat No.7 dan 8 tahun 1956, dibentuk di Propinsi Sumatera Utara daerah-daerah tingkat II antara lain kabupaten Deli Serdang dan Kotamadya Medan. Perkembangan selanjutnya di Propinsi Sumatera Utara umumnya dan Kotamadya Medan khususnya, memerlukan perluasan daerah untuk menampung lajunya perkembangan. Oleh karena itu maka dikeluarkan peraturan pemerintah No. 22 tahun 1973, yang mana dimasukkan beberapa bahagian Kabupaten Deli Serdang ke dalam Kotamadya Medan sehingga yang tersebut belakangan ini menjadi 26.510 Ha. Terdiri dari 11 kecamatan dan 116 kelurahan. Kemudian dengan surat persetujuan Mendagri No.140/ 2271/ PUOD tanggal 5 Mei 1986 jumlah kelurahan di Kotamadya Medan menjadi 114 kelurahan, yaitu:

1. Kecamatan Medan Kota : 26 Kelurahan 2. Kecamatan Medan timur : 18 Kelurahan 3. Kecamatan Medan Barat : 13 Kelurahan 4. Kecamatan Medan Baru : 18 Kelurahan 5. Kecamatan Medan Deli : 6 Kelurahan 6. Kecamatan Medan Labuhan : 7 Kelurahan 7. Kecamatan Medan Johor : 11 Kelurahan 8. Kecamatan Medan Sunggal : 14 Kelurahan 9. Kecamatan Meadn Tuntungan : 11 Kelurahan 10.Kecamatan Medan Denai : 14 Kelurahan 11.Kecamatan Medan Belawan : 6 Kelurahan

Melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 1991 tentang pembentukan beberapa kecamatan di Sumaterta Utara termasuk 8 kecamatan pemekaran di Kotamadya daerah tingkat II Medan, sehingga yang sebelumnya terdiri dari 11 kecamatan dimekarkan menjadi 19 kecamatan, yaitu:

1. Kecamatan Medan Tuntungan : 9 Kelurahan 2. Kecamatan Medan Johor : 6 Kelurahan 3. Kecamatan Medan Amplas : 8 Kelurahan 4. Klecamatan Medan Denai : 5 Kelurahan

5. Kecamatan Medan Tembung : 7 Kelurahan 6. Kecamatan Medan Kota : 12 Kelurahan


(28)

7. Kecamatan Medan Area : 12 Kelurahan 8. Kecamatan Medan Baru : 6 Kelurahan 9. Kecamatan Medan Polonia : 5 Kelurahan 10.Kecamatan Medan Maimon : 6 Kelurahan 11.Kecamatan Medan Selayang : 5 Kelurahan 12.Kecamatan Medan Sunggal : 6 Kelurahan 13.Kecamatan Medan Helvetia : 7 Kelurahan 14.Kecamatan Medan Petisah : 7 Kelurahan 15.Kecamatan Medan Barat : 6 Kelurahan 16.Kecamatan Medan Timur : 18 Kelurahan 17.Kecamatan Medan Deli : 6 Kelurahan 18.Kecamatan Medan Labuhan : 7 Kelurahan 19.Kecamatan Medan Belawan : 6 Kelurahan

Kemudian melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 tahun 1992 tentang pembentukan beberapa kecamatan di Sumatera Utara termasuk dua kecamatan pemekaran di Kotamadya Daerah tingkat II Medan Sehingga yang sebelumnya terdiri dari 19 kecamatan dimekarkan menjadi 21 kecamatan dengan penambahan dua kecamatan, Yaitu:

1. Kecamatan Medan Marelan : 4 Kelurahan 2. Kecamatan Medan Perjuangan : 9 Kelurahan.

2.3.2. Letak Geografis Kota Medan

Dapat dipastikan fungsi dan peranan strategis suatu daerah akan banyak dipengaruhi geografis daerah, baik peran politisnya maupun ekonomisnya. Untuk itulah kedudukan Kota Medan dilihat secara fisiografi, iklim maupun keberadaan sungai-sungainya.

Dengan luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari luas keseluruhan Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah penduduk 2.210.743 jiwa (sensus penduduk tahun 2000), Kota Medan berada pada letak 3º 30' - 3º 43' lintang utara dan 98º 35' - 98º


(29)

44' bujur timur. Untuk itu topografinya Kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Dari luas wilayah Kota Medan dapat dipersentasekan sebagai berikut : 1. Pemukiman 36,3 %

2. Perkebunan 3,1 % 3. Lahan Jasa 1,9 % 4. Sawah 6,1 % 5. Perusahaan 4,2 %

6. Kebun Campuran 45,4 % 7. Industri 1,5 %

8. Hutan Rawa 1,8 %

Secara administratif Kota Medan di sebelah Barat, Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, disebelah Utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, yang diketahui merupakan salah satu lintas laut paling sibuk (padat) di dunia. Secara relatif Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografisnya Kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber alam seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain.

Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Disamping itu sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 (dua) kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasiun Polonia pada tahun 2001 berkisar antara 23,2º C - 24,3º C dan suhu maksimum berkisar antara 30,8º C - 33,2º C serta menurut Stasiun Sampali suhu minimumnya berkisar antara 23,3º C - 24,1º C dan suhu maksimum berkisar antara 31,0º C - 33,1º C.


(30)

Berdasarkan pengukuran stasiun klimatologi Polonia, curah hujan di Kota Medan tahun 2001 menurut Stasiun Polonia mencapai rata-rata 3.594 mm dengan hari hujan sebanyak 230 hari serta menurut Stasiun Sampali mencapai rata-rata 2.712 mm dengan hari hujan sebanyak 224 hari. Angka ini relatif tinggi dibandingkan dengan tahun 1997.

Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata berkisar antara 84 - 85%. Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,48 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 104,3 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2001 rata-rata per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali per bulannya 226,0 mm dan pada Stasiun Polonia per bulannya 299,5 mm. Secara geografis Kota Medan juga merupakan jalur sungai. Paling tidak ada 8 (delapan) sungai yang melintasinya, yaitu :

1. Sungai Belawan 2. Sungai Badra 3. Sungai Sikambing 4. Sungai Pulih 5. Sungai Babura 6. Sungai Deli

7. Sungai Sulang-Saling / Sei Kera

Pemanfaatan terbesar dari sungai-sungai ini adalah sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai dan juga dapat dipergunakan sebagai jalur transportasi air.

2.3.3. Batas Wilayah

Batasan wilayah Kota Medan secara fisik adalah : 1. Sebelah Utara : Selat Malaka

2. Sebelah selatan : Pancur Batu , Deli Tua , Patumbak , Kabupaten Deli Serdang .

3. Sebelah Timur : Kecamatan Percut Sei Tuan , tanjung Morawa , Kabupaten Deli Serdang.


(31)

2.3.4. Luas Wilayah

Menurut PETA Master Plan Kotamadya Medan tahun 2005 , terlihat bahwa daerah Kota Medan terbagi atas :

- Daerah pinggiran Kota Medan , merupakan daearh yang diperuntukkan untuk kegiatan industri , pergudangan , transportasi serta sebagai daerah pusat rekreasi dan juga berfungsi sebagai daerah permukiman penduduk .

- Daerah pusat Kota Medan diperuntukkan sebagai daerah pemerintahan , perkantoran , perdagangan dan juga sebagai tempat fasilitas sosial bagi masyarakat luas .

Maka dengan demikian terlihatlah jelas bahwa Kotamadya Medan memiliki suatu konsep “ Multiple Nuclei ” , dimana berdasarkan tingkat perkembangannya , Kotamadya Medan dapat dibagi atas tiga bagian yaitu :

1. Daerah Pusat 2. Daerah Transisi 3. Daerah Pinggiran .

Daerah pinggiran merupakan daerah yang produktif, terutama bagi kegiatan industri perdagangantransportasi , rekreasi dan pergudangan . Hal tersebut karena membutuhkan lahan yang cukup luas dan pada daerah pinggiran lahan masih cukup tersediah . Perkembangan wilayah dan struktur Kota :

1. Wilayah Kotamadya Medan secara umum terbagi atas tiga bagian , yaitu Kotamadya Medan Utara (KMU) , Kotamadya Medan Tengah (KMT) , dan Kota Madya Medan Selatan (KMS) .

2. Modal dan strategi pengembangan diarahkan menjadi lima wilayah pengembangan dan pembangunan (WPP) yang dilayani oleh satu pusat pengembangan dan empat sub pusat pengembangan .

3. Pengembangan secara linier dibatasi , serta pengembangan intensif kearah Barat , Timur dan Utara dilakukan secara terkendali , sedangkan kearah selatan sampai tingkat minimal .

4. Pengembangan kearah Utara dengan unsur daya tarik jalan tol Medan – Belawan dengan penekanan kegiatan komersil industri skala besar .


(32)

WPP

CAKUPAN WILAYAH KECAMATAN

LUAS

( Ha )

KEGIATAN UTAMA

A

Medan Belawan Medan Marelan Medan Labuhan

8. 674, 28

Pelabuhan industri , tempat barang / pergudangan, orientasi pelabuhan , perumahan , konservasi .

B Medan Deli 2. 084, 33 Perumahan , perdagngan dan perkebunan. C Medan Timur Medan Perjuangan Medan Area Medan Denai Medan Tembung Medan Amplas

4. 560, 47

Perumahan, industri terbatas , terminal barang ,

perdagangan orientasi konsumen . D Medan Baru Medan Maiumun Medan Polonia Medan Johor Medan Kota

3. 767, 08

Pusat bisnis ( CDB ) , pusat pemerintahan dan pusat pendidikan E Medan Barat Medan Petisah Medan Helvetia Medan Tuntungan Medan Selayang

7. 423, 84

Perumahan , perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota .


(33)

2.3.5. Perkembangan Kota Medan

Sesudah kekuatan Republik Indonesia dipulihkan kembali pada tahun 1950, maka pertumbuhan penduduk kota Medan semakin pesat, sehingga sejak tanggal 14 Nopember 1951, oleh Gubernur Kepala Daerah propinsi Sumatera Utara (dengan mendahului Pemerintah Pusat) dengan keputusan No. 66/III/PSU dan kemudian disusul pula oleh maklumat Walikota Madya Medan No. 21 tanggal 29 Nopember 1951, kota Medan diperluas. Sejak tahun 1950, banyak penduduk yang berurbanisasi ke Medan karena itu penduduk Medan berkembang dari semenjak terjadinya perluasan kota, maka dengan sendirinya kampung – kampung berkembang secara cepat setelah mengalami perluasan dan dengan pertambahan penduduk yang luar biasa. Dengan keputusan Gubernur Kepala Daerah Sumatera Utara dan maklumat Walikota Medan, kota Medan diperluas menjadi 5.130 ha dan dibagi atas 4 kecamatan, yaitu:

a. Kecamatan Medan Barat b. Kecamatan Medan Timur c. Kecamatan Medan Baru d. Kecamatan Medan Kota

Perkembangan selanjutnya pada tahun 1970 melalui Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1973 mengenai perluasan Kotamadya Medan dengan memasukan beberapa bagian dari Kabupaten Deli Serdang sehingga luasnya menjadi 26.10 ha yang terdiri dari sebelas Kecamatan dan 116 Kelurahan/Desa. Sedangkan pada akhir tahun 1991 Kotamadya Medan terdiri dari 21 Kecamatan dan 144 Kelurahan/Desa, dan jumlah penduduk pada tahun 1990 menurut sensus adalah + 1.730.052 orang. Dengan demikian Kotamadya Medan rata – rata telah naik sebanyak 2,33% setiap tahun pada periode tahun 1980 – 1990 yaitu 1.379.642 jiwa pada tahun 1980 menjadi 1.730.052 jiwa pada tahun 1990. Sedangkan kepadatan penduduk bertambah dari 52,04 jiwa/ ha pada tahun 1980 menjadi 64 jiwa/ha pada tahun 1990 dengan kenaikan kepadatan sebesar 2,55% setiap tahun. Sedangkan pertumbuhan rumah tangga sebesar 3,88% pertahun pada periode 1980 – 1990 di kota Medan melebihi pertumbuhan penduduk sebesar 2,33% pertahun pada periode yang sama sedangkan pertumbuhan rumah jauh lebih besar yaitu


(34)

5,54% pertahun namun perbedaan antara jumlah keluarga dan jumlah rumah tetaplah besar.

2.3.6. Tata Ruang Kota Medan

Pada hakekatnya perencanaan (tata ruang) kota adalah proses untuk menentukan tindakan di masa depan yang sesuai melalui suatu urutan (tahapan) pilihan-pilihan. Dengan demikian, perencanaan (planning) mempunyai dua pengertian yang tidak terpisahkan, yaitu sebagai produk (keadaan akhir yang di kehendaki) dan sebagai manajemen (pola pengarahan dalam pencapaian pembangunan). Saat ini Kotamadya Medan sedang dan akan berkembang dalam rangka mengimbangi percepatan pembangunan industri di daerah Kotamadya Medan sebagai zona industri. Pemda Kotamadya Medan tengah mengupayakan peningkatan kemampuan lahan (land capability) yang saat ini “kurang produktif” menjadi produktif. Dengan cara menata kembali kawasan tersebut agar didapatkan nilai tambah yang lebih memadai dan sesuai dengan potensi serta nilai ekonomi yang dimilikinya. Dengan kata lain, upaya peningkatan kemampuan lahan tersebut dimaksudkan agar lahan dapat dimanfaatkan sesuai dengan The Highest Use dari potensi yang dimiliki. Salah satu produk penataan ruang kota adalah rencanan pemanfaatan ruang kota yang merupakan rencana alokasi penggunaan lahan atau rencana peruntukan tanah yang menetapkan bidang-bidang tanah tertentu untuk melakukan jenis kegiatan tertentu. Misalnya, ada bidang-bidang tanah yang diperuntukan bagi perumahan, pertokoan, dan industri, ada pula bidang-bidang tanah yang diperuntukan untuk jalan raya, jalan kereta api, dan perpipaan.

RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota) Kota Medan Tahun 2005 menitik beratkan perencanaan pada kegiatan dengan mempertimbangkan kembali bentuk Kota Medan saat ini karena itu kebijakan pokok pengembangan ruang adalah :

a. Menitik beratkan kemampuan lahan kawasan kota sesuai dengan potensi nilai ekonomi yang dimiliki dengan prinsip sebagai berikut

1) Mengupayakan pertumbuhan Kota Medan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan serta mempertimbangkan rencana studi / program yang ada.

2) Mengupayakan penyediaan sarana dan prasarana terlengkap mungkin dan menjadi Kota Mandiri.


(35)

3) Mengupayakan perencanaan Kota Medan secara pragmatis dengan orientasi terhadap kecendrungan terhadap kebutuhan dan perkembangan di masa depan. b. Dengan berlandaskan pada batasan – batasan fisik alami dan kelestarian

lingkungan, perkembangan fisik Kota diarahkan pada intensifikasi pengembangan kearah Barat – Timur dan Utara serta membatasi pengembangan sampai tingkat minimal di daerah selatan.

c. Mengadakan sistem pengendalian tanah perkotaan dalam memenuhi kepentingan pembangunan masyarakat luas.

d. Mengembangkan ketentuan – ketentuan lingkungan dan bangunan yang serasi dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

e. Menempatkan fungsi Kota Medan sebagai pusat perdagangan dan jasa, khususnya dalam kegiatan sektor regional, nasional dan ASEAN karena adanya beberapa kebutuhan yaitu upaya mengembangkan perekonomian Indonesia yang bertumpu pada pengembangan Ekspor dan adanya hubungan kerjasama Pemko Medan dengan Kota – Kota di negara asean.

`NO KECAMATAN LUAS (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Kec. Medan Belawan Kec. Medan Marelan Kec. Medan Labuhan Kec. Medan Deli Kec. Medan Timur Kec. MedanPerjuangan Kec. Medan Barat Kec. Medan Petisah Kec. Medan Baru Kec. Medan Polonia Kec.Medan Maimoon Kec. Medan Kota Kec. Medan Johor Kec. Medan Amplas Kec. Medan Denai Kec. Medan Tembung

2.625.01 2.382.10 3.667.17 2.084.33 775.75 409.42 681.72 532.84 583.77 901.12 297.76 526.96 1.457.47 1.118.57 905.04 1.351.69


(36)

17 18 19 20 21

Kec. Medan Helvatia Kec Medan Sunggal Kec. Medan Tuntungan Kec. Medan Selayang Kec. Marelan Area

1.316.42 1.543.66 2.068.04 1.281.16 552.43

JUMLAH 26.510

Tabel 2.2. Pemekaran Wilayah Administrasi Kodya Medan Sumber:Bappeda Kotamadya Medan2011

2.3.7. Perkembangan Wilayah

Propinsi Sumatera Utara yang dibagi menjadi beberapa wilayah pengembangan guna memudahkan dalam pengelompokan sasaran pembangunan, maka dalam konteks pembangunan Kota Medan, hal ini juga perlu dilakukan. Untuk Kota Medan dilakukan istilah Wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP). Adanya istilah “Pembangunan” karena periode RUTRK Medan hanya 10 Tahun, sehingga tidak hanya terbatas pada pengembangan saja melainkan dengan pembangunannya.

Wilayah Kota Medan secara umum terbagi atas 3 (tiga) bagian, yaitu Kotamadya Medan bagian Utara (KMU), Kotamadya Medan bagian Tengah (KMT), dan Kotamadya Medan bagian Selatan (KMS). Model dan strategi pengembangan diarahkan menjadi 5 wilayah pengembangan

WILAYAH PEMBANGUNAN

CAKUPAN WILAYAH KEC

LUAS

(Ha) KEGIATAN UTAMA

WPP-A

Kec. Medan Belawan Kec. Medan Marelan Kec. Medan Labuhan

Jumlah 2.625.01 2.382.10 3.667.17 8.674.28 Pelabuha, Industri, Terminal, Barang, Pergudangan berorientasi pelabuhan Belawan, Perumahan,


(37)

Konservasi

WPP-B Kec. Medan Deli 2.084.33

Perumahan, Perdagangan (Pasar Induk Sekunder) dan Perkebunan

WPP-C

Kec. Medan Timur Kec. MedanPerjuangan Kec. Medan Area Kec. Medan Denai Kec. Medan Tembung Kec. Medan Amplas

Jumlah 775.75 409.42 552.43 905.04 799.26 1.118.57 4560.47 Perumahan, Industri, terbatas (KIM) Terminal Barang/Pergudangan berorientasi ke konsumen

WPP-D

Kec. Medan Baru Kec. Medan Maimun Kec. Medan Polonia Kec. Medan Kota Kec. Medan Johor

Jumlah 583.77 297.76 901.12 526.96 1.457.47 3.767.08

Pusat Bisnis (CBD), Pusat Pemerintahan, Perumahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan

WPP-E

Kec. Medan Barat Kec. Medan Petisah Kec. Medan Sunggal Kec. Medan Helvetia Kec. Medan Tuntungan Kec. Medan Selayang

681.72 532.84 1.543.66 1.316.42 2.068.04 1.281.16 Perumahan, Perkantoran, Konservasi, LapanganGolf, Hutan Kota dan Pendidkan


(38)

Jumlah 7.423.84

KOTAMADYA

MEDAN

JUMLAH 26.510

Tabel 2.3.Pembagian Wilayah Pengembangan dan Pembangunan (WPP) Sumber : RUTRK Medan Tahun 2011

2.3.8. Perkembangan Perekonomian

Kota Medan sebagai pusat pemerintahan Propinsi Sumatera Utara berperan juga sebagai pusat perekonomian yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Sumatera Utara. Perkembangan PDRB Kota Medan dapat dilihat dari PDRB tahun 1999 yang berjumlah Rp. 10,705 Miliar (harga berlaku) dan harga konstan sebesar Rp. 4,999 Miliar selalu meningkat dibanding tahun – tahun sebelumnya. Perkembangan PDRB Kota Medan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.

Tabel Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan

Tahun

PDRB (Juta) PDRB Perkapita

Harga Berlaku Harga

Konstan Harga Berlaku Harga Konstan

1993 4.382.251,47 4.382.251,4

7 2.414.255,90 2.414.255,90 1994 5.094.032,93 4.686.615,4

1 2.739.905,00 2.520.770,00 Peningkatan

(%) 16,24 6,94 13,49 4,41

1995 5.866.716,74 5.035.818,7


(39)

Peningkatan

(%) 15,17 7,45 13,12 5,54

1996 6.402.013,53 5.481.625,7

9 3.324.253,46 2.846.340,99 Peningkatan

(%) 9,12 8,85 7,26 6,99

1997 7.031.630,96 5.903.111,1

9 3.525.864,19 2.959.991,71 Peningkatan

(%) 9,83 7,69 6,06 3,99

1998 9.737.645,51 4.833.911,1

9 4.984.149,98 2.429.528,40 Peningkatan

(%) 38,48 -18,11 38,81 -17,92

1999 10.705.120,29 4.999.857,9

7 5.229.302,16 2.475.054,69 Peningkatan

(%) 9,93 3,43 6,84 1,87

% Rata – rata 15,35 2,70 14,26 0,81

Tabel 2. 4. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan Sumber : RUTRK Medan Tahun 2011


(40)

2.4.TINJAUAN LOKASI

2.4.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi

Lokasi dipilih berdasarkan kondisi eksisting yang sudah ada, dikarnakan kondisi eksisting yang berada dekat dengan fakultas teknik Universitas Sumatra Utara dan sehingga dapat lebih berfungsi dalam perencanaan pusat kegiatan fakultas teknik USU, kondisi site juga sangat strategis yang berada di tengah area kampus USU sehingga dapat lebih dikenal sebagai ikon fakultas teknik USU.

2.4.2. Kriteria Pemilihan Lokasi

- Luas minimal 2 ha

- Memiliki lingkungan yang baik bagi Mahasiswa dan dosen pengajar. - dekat dari Fakultas Teknik USU

- memiliki jalur infrastruktur yang mendukung - site dapat dengan mudah di capai

Dalam Perencanaan pusat kegiatan fakultas teknik USU ini, lokasi perencanaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting agar bangunan ini dapat berfungsi dengan baik dan tepat guna. Adapun pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi perencanaan adalah sebagai berikut :

1. Pencapaian

Pencapaian ke lokasi harus dapat dicapai dengan mudah dan cepat, baik dengankenderaan pribadi, maupun pejalan kaki.Sehingga sedapat mungkin lokasi berada pada wilayah yang mudah dijangkau dari segala arah. Hal ini juga berhubungan dengan kemudahan pencapaian oleh mobil pemadam kebakaran untuk dapat mencapai bangunan apabila terjadi kebakaran dalam bangunan. Mudahnya pencapaian ke lokasi bangunan diharapkan agar kegiatan pada bangunan nantinya dapat berjalan dengan lancar dan dapat terus berkelanjutan. 2. Keadaan Lingkungan

Keadaan lingkungan tapak sangat penting dalam perencanaan ini, diupayakan lingkungan tidak terlalu padat dengan aktifitas urban dan dalam kawaasan


(41)

komersial sehingga mendukung perencanaan pusat kegiatan fakultas teknik USU tersebut.

2.4.3. Deskripsi Kondisi Tapak Terpilih

Analisis Penetapan Tapak

Student Center merupakan bangunan tempat berkumpulnya hampir seluruh aktifitas non akademis mahasiswa teknik dan mengarah kepada kegiatan yang mengisi waktu luang namun lebih bermanfaat. Untuk itu dibutuhkan pilihannlokasi yang tepat untuk

menjamin kelancaran aktivitas di dalam bangunan tersebut.

Berdasarkan kriteria pemilihan lokasi diatas, maka diputuskan untuk memilih tiga alternatif lokasi di dalam kawasan Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Maka diputuskan untuk memilih tiga alternatif lokasi yang cocok untuk perancangan proyek ini.

a. Lokasi A

• Lokasi :

• Luas Lahan :

• Fasilitas pendukung : Gedung perkuliahan

T. MESIN


(42)

b. Lokasi B

• Lokasi :

• Luas Lahan :

• Fasilitas pendukung : Gedung perkuliahan

c. Lokasi C

• Lokasi : Jl. Perpustakaan • Luas Lahan : ± 1,5 Ha

T. SIPIL

T. ARSITEKTUR

Gambar 2.3 Lokasi B


(43)

• Fasilitas Pendukung : Gedung perkuliahan

Dari ketiga alternatif lokasi yang ada, maka setiap lokasi akan dinilai berdasarkan kriteria yang sudah disebutkan diatas :

Aspek Lokasi A Lokasi B Lokasi C

Luas Lahan < 1 Ha (2)

< 1 Ha (2)

± 1,5 Ha (5) Posisi Site Pinggir Fakutas

Teknik (3) Pinggir Fakutas Teknik (3) Pinggir Fakutas Teknik (3) Pencapaian ke Lokasi

Lokasi berada di pinggir jalan yang

cukup untuk dilewati kendaraan

roda empat dan roda dua.

(3)

Lokasi berada di pinggir jalan yang

cukup untuk dilewati kendaraan roda empat dan roda dua. Dan site berada di sudut sehingga

mejadi tempat pertemuan janan (persimpangan).

(4)

Lokasi berada di pinggir jalan yang

cukup untuk dilewati kendaraan roda empat dan roda dua. Dan site berada di sudut sehingga

mejadi tempat pertemuan janan (persimpangan).

(4) Akses pejalan kaki Terdapat trotoar

(5) Terdapat trotoar (5) Terdapat trotoar (5) Fungsi Pendukung Sekitar Lokasi Gedung perkuliahan (4) Gedung perkuliahan (4) Gedung perkuliahan (4) Kepadatan Bangunan Sekitar Sedang (4) Sedang (4) Sedang (4)


(44)

Lokasi Intensitas Kendaraan Sedang (5) Sedang (5) Sedang (5) View ke Dalam dan

ke Luar Sedang (4) Sedang (4) Baik (5) Utilitas Tersedia dengan

baik (5) Tersedia dengan baik (5) Tersedia dengan baik (5) Loading Dock Tidak terdapat jalan

alternatif (4) Terdapat jalan alternatif (5) Terdapat jalan alternatif (5)

39 40 45

Dari penilaian beberapa kriteria-kriteria da analisa diatas serta memenuhi persyaratan, maka terpilihlah Lokasi C yaitu Jl. Perpustakaan, Universitas Sumatera Utara.

2.5. Pengertian Judul 2.5.1. Arti Kata

Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU

a. Pengertian Pusat : yang berarti tempat yang letaknya di bagian tengah, titik yang ditengah – tengah pusar, pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan. (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia)

b. Pengertian Kegiatan :

Berikut ini adalah pengertian dan definisi kegiatan :

- Menurut kamus besar bahasa Indonesia : kegiatan adalah aktivitas usaha pekerjaan atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan.

- Menurut Syafarudin : Kegiatan adalah upaya yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu.


(45)

- Menurut Jos Daniel Parera : Kegiatan merupakan semua tingkah laku yang terjadi dalam interaksi berbahasa.

c. Pengertian Mahasiswa : Mahasiswa atau Mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani suatu kata yang tersusun dari dua unsur kata yaitu, “maha” dan “siswa”. Dimana kata maha disini diartikan sesuatu yang lebih tinggi tingkatannya atau tidak merasa cukup, sedangkan siswa sendiri adalah pelajar atau seorang yang menunutut ilmu. d. Pengertian Teknik : Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka

mengimplementasikan suatu metode. Dalam hal ini Teknik yang dibicarakan adalah sebuah sub jurusan terkhusus di sebuah universitas.

e. USU ( Universitas Sumatera Utara) : salah satu universitas negerri yang terletak di provinsi Sumatera UTtara.

2.5.2 Pengertian

Dari penjabaran di atas, maka didapatkan dari Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU adalah pusat kegiatan mahasiswa yang terletak di dalam kampus Universitas Sumatera Utara. Dalam hal ini Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU, adalah wadah yang menampung kegiatan mahasiswa diluar jam kuliah formal sebagai pengisi waktu luang dan tempat yang tepat untuk melakukan interaksi sosial antar individu maupun komunitas yang ada di fakultas teknik USU.

2.6. Sejarah

Sejarah Teknik USU

Pembentukan Fakultas Teknik USU diawali dengan keluarnya Surat Keputusan Pembentukan Fakultas TEknik USU diawali dengan keluarnya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Sumatera Utara pada tanggal 18 januari 1958, No. 5/XII/PSU tentang pembentukan suatu Panitia Teknisi Pembentukan Fakultas Teknik di Sumatera Utara dengan tugas menyelidiki kemungkinan-kemungkinan pendirian sebuah Fakultas Teknik di Sumatera Utara yang hasilnya akan


(46)

disampaikan selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan. Setelah dilakukan usaha-usaha pembentukan fakultas Teknik maka keluarlah SK Menteri Muda Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan TI No. 83303/S tertanggal 26 Agustus 1959 tentang persiapan berdirinya Fak. Teknik di lingkungan USU terhitung mulai tanggal 1 September 1959, yang dijadikan sebagai awal berdirinya Fakultas Teknik USU.

Pada awal tahap berdirinya Fak. Teknik hanya mengasuh satu jurusan, yaitu Teknik Sipil. Selanjutnya membuka jurusan baru yaitu : 1962 Teknik Mesin, 1965 Teknik Elektro dan Industri. 1979 Program Studi Kimia dan 1991 Arsitektur. Pada tahun 1993 Fak. Teknik membuka Program Pendidikan Sarjana Ekstensi (S1) dengan jurusan : Teknik Sipil, Mesin, Elektro, Industri dan Kimia. Untuk memenuhi kebutuhan angkatan kerja terdidik dan terampil bagi dunia industry, maka sejak tahun 1999 fakultas Teknik USU menyelenggarakan Program Diploma IV yang memiliki 4 program studi yaitu :

- Program Studi Teknologi Mekanik Industri di bawah Dep. Teknik Mesin

- Program Studi teknologi Instrumentasi Pabrik di bawah Dep. Teknik Elektro

- Program Studi Teknologi & Manajemen Pabrik di bawah Dep. Teknik Industri

- Program Studi Teknologi Kimia Industri di bawah Dep. Teknik Kimia

Visi :

Fakultas Teknik USU sebagai pusat pendidikan keteknikan yang unggul dan memiliki daya saing dalam dunia internasional.

Misi :

Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat selaras dengan cita-cita pendirian USU yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan membina masyarakat ilmiah yang sehat serta meningkatkan peranan USU alam membina masyarakat pedesaan, melalui peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan sumber daya manusia yang tersedia.

Pimpinan:

Dekan : Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, M.S.M.E. Pembantu Dekan I : Dr. Ir. Turmuzi, MS


(47)

Pembantu Dekan II : Dr. Ir. Hamidah Harahap, MSc Pembantu Dekan III : Dr.Ir. Ahmad Perwira Mulia, MSc

Tabel Jumlah Mahasiswa Teknik USU

Jurusan Angakatan Jumlah

Teknik Sipil S-1 2010 127 orang

2011 140 orang

2012 166 orang

2013 130 orang

Teknik Sipil Pascasarjana 2010 14 orang

2011 24 orang

2012 14 orang

2013 20 orang

Teknik Arsitektur S-1 2010 96 orang

2011 123 orang

2012 135 orang

2013 92 orang

Teknik Arsitektur Pascasarjana

2010 19 orang

2011 28 orng

202 15 orang

2013 15 orang

Teknik Elektro S-1 2010 87 orang

2011 98 orang

2012 125 orang

2013 112 orang

Teknik Elektro Pascasarjana

2010 8 orang

2011 19 orang

2012 14 orang


(48)

Teknik Industri S-1 2010 88 orang

2011 153 orang

2012 181 orang

2013 131 orang

Teknik Industri pascasarjana

2010 2 orang

2011 11 orang

2012 15 orang

2013 10 orang

Teknik Kimia 2010 59 orang

2011 125 orang

2012 132 orang

2013 107 orang

Teknik Kimia Pascasarjana 2010 5 orang

2011 4 orang

2012 6 orang

Teknik Mesin S-1 2010 88 orang

2011 141 orang

2012 162 orang

2013 120 orang

Teknik Mesin Pascasarjana 2010 17 orang

2011 18 orang

2012 16 orang

2013 1 orang

Teknik lingkungan 50 orang

2.7 Studi Banding

2.7.1 Student Union di University Of Central Florida


(49)

Gambar 2.5. Tampak Depan Student Union di University Of Central Florida

Student Union ini berlokasi di pusat dari University Of Central Florida. Di area perkumpulan mahasiswa ini, disediakan ruang – ruang bagi para mahasiwa dan anggota dari komunitas di Universitas ini untuk melakukan berbagai kegiatan seperti belajar, bersosialisai, makan, menghadiri berbagai acara, pertemuan – pertemuan yang diselenggarakan dan untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan – kegiatan kampus lainnya. Sebagai tambahan, student Union ini menyediakan sekitar 26000 square feet area pertemuan dan acara – acara, yang mampu menampung berbagai acara dan kegiatan kampus, seminar, konfrensi, jamuan makan dan fungsi lainnya. Fasilitas lainnya yang disediakan di Student Union di University Of Central Florida ini mencakup jasa-jasa untuk pertemuan dan acara; kamtor-kantor dan departemen; restoran dan makanan; toko-toko kecil.

Student Union ini berlokasi di pusat dari University Of Central Florida, terbilang sebagai suatu ruang komunal yang diminati banyak mahasiswa terutama mahasiswa di Universitas Florida dikarenakan di tempat ini disediakan banyak fasilitas yang mampu mendukung dan memenuhi


(50)

kebutuhan para mahasiswa terutama area kantin yang menjajakan banyak jenis makanan dan minuman.Selain it tempat ini juga didukung fasilitas berupa retail-retail yang menjual aksesoris dan perlengkapan mahasiswa, area print dan fotokopi bagi mahasiswa,area bava dan menunggu, toilet dan fasilitas lainnya.Sehingga, tempat ini menjadi pusat bersantai,pusat sosial dan berkumpul para mahasiwa.

2.7.2 Student Union di University Of Melbourne

Gambar 2.6. Tampak Depan Student Union di University Of Central Florida

Student Union ini berlokasi di kampus Parvilee di University Of Melbourne. Student Union ini merupakan area perkumpulan yang diperuntukan khusus bagi para mahasiswa di University Of Melbourne dan area ini dapat ditemukan berbagai gerai makana dan toko-toko untuk mahasiswa,staff serta masyarakat umum.

Student Union di University Of Melbourne ini juga merupakan salah satu contoh ruang komunal mahasiswa yang diminati oleh para mahasiswa. Hal ini juga disebabkan tersedianya fasilitas-fasilitas yang menarik berupa kantin,retail,area print dan fotokopi,area baca,area diskusi bagi mahasiswa dan pusat kegiatan lainnya yang sesuai dan mampu memenuhi kebutuhan para mahasiswa.


(51)

2.7.3 Pasadena City College

Pasadena City College mulai didirikan pada tahun 1924 sebagai Pasadena Junior College. Di tahun1954, Pasadena Junior college bergabung dengan Junir College lainnya, John Muir College, dan menjadi sekolah yang lebih lengkap: Pasadena City College. Di tahun 1966, dewan menyetujui adanya pembangunan Pasadena Area Junior College District, yang saat ini dikenal dengan nama Pasadena Area Community College District.

Lokasi Pasadena City College

Pasadena City College (sering juga dikenal dengan sebutan PCC) adalah komunitas perguruan tinggi yang terletar di Colorado Boulevard di Pasadena, California, Amerika Serikat. Lokasinya Berada di dekat Robinson Stadium.

Fasilitas Bangunan

Pasadena City College ini memiliki beberapa fasilitas yang masih dalam tahap renovasi. Beberapa fasilitas yang ada diantaranya :

- Campus Center : berfungsi sebagai fasilitas yang menyediakan pelayanan akademik. Di dalamnya terdapat fasilitas seperti : industrial technologi, arts building (berfungsi sebagai fasilitas yang menampung kegiatan seni dan departemen music di perguruan tinggi ini.

- Athletic field : salah satu fasilitas yang ada di athletic field ini adalah lapangan bola yang juga digunakan untuk pertandingan oleh sekolah-sekolah disekitarnya. - Parking structure : adalah salah satu fasilitas yang selesai direnovasi pada tahun


(52)

Gambar 2.7. Denah Keseluruhan Student Union di University Of Central Florida

Fasilitas pendukung

Pada tahun 2003 dewan menyetujui pembangunan Art Building ini untuk meningkatkan fasilitas yang ada di PCC dengan biaya sekitar 150 juta dolar amerika. Arts building ini memiliki fungsi utama untuk mewadahi kegiatan-kegiatan seni dan music yang ada di sana. Ruang-ruang yang ada di dalamnya antara lain:

No. Fasilitas Ruang Luas Fungsi

1 Music Music Clasroom

Music general clasroom ±220 m2 ±1360 m2 Untuk ruang pelatihan musik

2 Piano - Paiano privat

classroom - Piano general

classroom

±30 m2

±400m2

3 choral Choral room ±30 m2 Ruang yang

digunakan untuk latihan paduan suara

4 Painting - Painting lab

- Terrace - storage ±190 m2 ±200 m2 ± 180 m2 Studio yang digunakan untuk tempat melukis dan menyimpan


(53)

lukisan 5 Photography - photo studio

- photo film developing - photo B+W

print

- photo finish

±900 m2 ±175 m2 ±360m2 ±175m2 Ruang – ruang yang dibutuhkan untuk pelatihan photography

6 Sculpture - sculpture labs - computer room - tool storage - sculpture patio - and other

upport room ± 1630 m2 Ruang – ruang yang digunakan sebagai studio pembuatan karya seni rupa

7 Gallery ±400

m2

Untuk ruang pameran karya seni visual

8 Recital hall ±1580

m2

Untuk ruang pameran karya seni visual art

9 Little theatre ±762

m2

Untuk pertunjukan seni


(54)

10 Faculty office ±54 m2 Kantor pengajar maupun pengelola yang ada di setiap lantai


(55)

Gambar 2.8. denah basemant pasadena city college


(56)

2.7.4. Newcastle University Students Union Gambar 2.10. denah Lt. 2 Passadena College

Gambar2.10 .denah Lt. 3 Passadena College University


(57)

Mulai dari lantai dasar dapat ditemukan IT Cluster Suite yang merupakan tempat 89 PC, dan kedai kopi Starbucks yang tetap buka sampai tengah malam. Sementara wilayah utama dianggap sebagai daerah untuk ‘studi sosial’. Pada lantai 2 juga memiliki dua ruang kelompok belajar yang tenang. Sepanjang koridor, juga terdapat toilet, mesin penjual otomatis, dan sruang staff pendukung utama (seperti kantor admin, IT, Maketing dan komersial. )

Di lantai 1, para siswa memiliki akses ke lounge (juga terdapat mesin penjual otomatis lainnya). Di lantai ini juga dapat ditemukan Kegiatan Departemen termasuk ruang SCAN, Modul Pengembangan Karir, Go Play, Give It A Go, dan Ruang untuk aktivitas atletik. Sementara ruang pertemuan, ruang presentasi dan ruang untuk rapat terdapat pada lantai 2 bangunan.

Bangunan ini terdapat jendela kaca di mana-mana. Dan di desain secara futuristic namun atraktif dengan warna warna tegas yang kontras menghiasi setiap ruangan. Terkesan dapat member semangat bagi siapa saja yang berada di dalam ruangan tersebut.

Gambar 2.12 : Fasilitas digital library dan kantin di Newcastle University Students Union


(58)

Gambar 2.13 : Student lounge dan ruang diskusi di Newcastle University Students Union

Gambar 2.14 : Ruang rapat dan ruang belajar yang komunal maupun bersifat individual di Newcastle University Students Union


(59)

Gambar 2.15 : Di setiap sudut ruangan terdapat kursi dan meja untuk mahasiswa yang ingin belajarataupun sekedar duduk-duduk


(60)

BAB III

KAJIAN TEMA DAN TEORI ARSITEKTUR

3.1. Tinjauan Terhadap Tema 3.1.1. Elaborasi Tema

Tema yang diangkat untuk mendukung perencanan Pusat Kegiatan Mahasiswa Teknik USU ini adalah “Arsitektur Hijau”.

3.1.2. Latar Belakang Pemilihan Tema

Pemanasan Global (global warming) menjadi pemicu perbincangan tentang sustainable city, green achitecture, green building. Green architecture yang merupakan sustainability menjadi populer setelah world comission on environment and development (komisi Brundtland) menyadarkan pentingnya isu-isu lingkungan global. Menurut Brundtland :

“…Sustainable development is development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs…”

Laporan yang dikemas bertajuk “Our Common Future”(1987) tersebut merupakan hasil kerja lanjutan komisi Brundt sebelumnya yang menghasilkan “Common Crises”(1983) setelah Earth Summit di Rio de Janeiro 1982. Hal ini menjadi suatu keharusan pembangunan demi generasi selanjutnya.

Fenomena ini yang kemudian menjadi pelajaran bagi arsitektur Indonesia. Dimana modernitas, lokalitas dan faktor ekologis (iklim tropis) harus dikedepankan. Pemecahan akan masalah ini mulai beralih menuju arsitektur hijau. Beberapa arsitek muda masa kini berlomba-lomba untuk menyelamatkan bumi yang diharapkan dapat mewujudkan sustainable city dengan penerapan Green architecture.

Untuk menuju terwujudnya kembali kota-kota di Indonesia sebagai sustainable city dapat diupayakan dengan merekayasa kota-kota yang ada sehingga menjadi kota baru yang berkelanjutan. Merekayasa kota untuk menjadi sustainable dilakukan dengan menumbuhkan komunitas-komunitas berkelanjutan (sustainable communities) atau dengan menghadirkan bangunan yang ber-arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture atau green architecture) sehingga terwujud bangunan yang hijau sebagai pemicu bagi komunitas arsitektur selanjutnya.


(61)

Green architecture (arsitektur hijau) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipis. Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi site.

Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat. Green’ dapat diinterpretasikan sebagai Sustainable (berkelanjutan), Earthfriendly (ramah lingkungan), dan High Performance Building (bangunan dengan performa sangat baik). Ukuran 'green' ditentukan oleh berbagai faktor, dimana terdapat peringkat yang merujuk pada kesadaran untuk menjadi lebih hijau. Di negara-negara maju terdapat award, pengurangan pajak, insentif yang diberikan pada bangunan-bangunan yang tergolong 'green'. (astudioarchitec.com / Budi Pradono).

Di saat ini kita dihadapkan pada beberapa persoalan yang bisa menyentuh bidang arsitektur.Banjir, perubahan cuaca yang drastis, jeleknya kualitas udara, dan lain-lain. Ini adalah persoalan yang harus dipecahkan para arsitek tanpa meninggalkan estetika bangunan.

Jalan keluar dari permasalahan yang umum dialami para perancang bangunan adalah dengan lebih kreatif dan melihat kepentingan lingkungan lebih luas. Secara sederhana konsep green architecture ini bisa kita terapkan di dalam rancangan sederhana sekalipun, hanya apakah ada goodwill atau tidak untuk penerapannya. Konsep-konsep sederhana seperti rumah hemat listrik, hemat air, dan sebagainya dapat mulai diterapkan untuk mengantisipasi berkurangnya sumber listrik dan air di kehidupan sehari-hari.

3.1.3. Pengertian Tema Arsitektur Hijau

Arsitektur hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal. Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertianPembangunan Berkelanjutan (sustaineble development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhanmerekasendiri.


(62)

Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapan arsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasui arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan.

Green Architecture atau sering disebut sebagai Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Tema merupakan pokok pikiran yang akan diangkat dari sebuah uraian. Dalam dunia arsitektur tema merupakan pokok pikiran yang digunakan sebagai solusi permasalahan didalam proses perancangan, tema akan membatasi dan menyederhanakan berbagai konsep perancangan.

Arsitektur hijau merupakan terjemahan dari bahasa asing Green Architecture. Green itu sendiri berkonotasi mendalam untuk kemaknaan “Alam yang hijau dan terpelihara” sehingga muncul isu Go Green (Cooper; 1997, WTO; 2000). Isu lain yang telah lama mengglobal adalah Back to Nature yang tidak luput menyentuh perkembangan arsitektur. Kembali ke alam menjalar bukan sajadi negara-negara maju, tetapi juga masuk ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Green Architecture adalah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.

Hal ini telah dilakukan dengan pemanfaatan kondisi lingkungan dengan bukaan yang optimal. Di jaman sekarang jarang ada contoh bangunan yang menggunakan pendekatan green architecture. Kita mungkin perlu melihat balik kepada aesitektur vernakular yang banyak mendukung pendekatan green architecture. Namun perlu disadari bahwa mendesain bangunan dengan pendekatan green architecture bukan berarti kembali kepada tradisi tersebut. Hanya sikap terhadap pemilihan material dan sumbernya saja dari pendekatan arsitektur vernakular yang perlu diakomodasi di masa depan.


(63)

Konsep arsitektur ini lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik.

Green architecture dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di masa kini dan masa yang akan datang. Dalam jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat lingkungan sama juga dengan manfaat sosial. Persoalan energi dan lingkungan merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup.

Dalam arsitektur ada banyak jalan sehingga bangunan dapat dikatakan “green” dan merespon terhadap masalah pertumbuhan lingkungan. Penyediaan energi yang tidak memadai di negara tropis (salah satunya penghentian arus listrik secara periodik) dan meningkatnya harga tinggi di seluruh dunia merupakan tuntutan akan bangunan yang sesuai dengan iklim, tanpa penyejuk udara mekanis.

(Sumber :

Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi. Dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang :

- Efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada. - Mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam

mengembangkan produktivitas penghuninya,

- Mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.

Selain itu, beberapa definisi Arsitektur Hijau ada yang menyatakan bahwa besaran volume bangunan (koefisien dasar bangunan/KDB) harus lebih kecil dari koefisien dasar hijau (KDH) pada total luas lahan. Perbandingan KDB (50-70 persen) dan KDH (30-50 persen) yang seimbang diharapkan mampu mewujudkan hunian ideal dan sehat secara konsisten.

Sumber :

Menurut Ir Jimmy Priatman, M Arch, (Pimpinan Center for Building Energy Study Universitas Petra) saat menyampaikan presentasinya pada forum yang diadakan oleh BCI Asia, penyedia jasa informasi konstruksi di kawasan Asia, dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) mengatakan bahwa : untuk menghadirkan 'bangunan hijau' tidak perlu mengorbankan kenyamanan dan produktivitas akibat penggunaan materi hemat energi.


(64)

Yang jelas, pemakaian energi menjadi sedikit, suasana lingkungan sehat, dan tetap menguntungkan.

Berbicara mengenai green building tak bisa dipisahkan dari green architecture. Ir Jimmy Priatman, M Arch mengungkapkan, yang dimaksud green building tidak hanya hemat energi tapi juga hemat air, melestarikan sumber daya alam, dan meningkatkan kualitas udara. Sementara green architecture adalah bagaimana mengubah empat hal itu menjadi seni yang berkesinambungan. Disinilah peran arsitek bagaimana memadukan elemen-elemen menjadi satu kesatuan yang green. ''Bagaimana menjadikan green building yang estetis,''. Jadi, arsitek dan engineer bekerja sama untuk mewujudkan green architecture, ujar principal PT Archi-Metric, perusahaan konsultan arsitektur.

Sumber : Source Republika, Jumat 22 Februari 2008.

3.1.4. Prinsip-Prinsip Arsitektur Hijau

Penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut:Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future:

1. Conserving Energy (Hemat Energi)

Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:

1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.

2. Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.


(65)

3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.

4. Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.

5. Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.

6. Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.

7. Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.

2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)

Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:

1. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.

2. Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan.

3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.

4. Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.

3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)

Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.

1. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.

2. Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.


(66)

4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)

Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya

5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru) Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.

6. Holistic

Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.

Bagi arsitek, merancang bangunan ramah lingkungan sesungguhnya adalah sebuah proses. Tujuannya bukan membuat bangunan yang sempurna, melainkan menciptakan bangunan yang lebih baik. Pendekatan umum yang digambarkan melalui beberapa langkah tersebut, oleh Prof. Jong-jin Kim cs dari College of Architecture and Urban Planning University of Michigan dikemas menjadi prinsip-prinsip perancangan bersinambungan (sustainable design) dalam konteks rancangan arsitektur yang ramah lingkungan. Prinsip-prinsip ini meliputi:

a. Penghematan sumber daya alam (economy of resources), yang memperhatikan aspek pengurangan, pemakaian kembali dan pemakaian ulang berbagai bahan alam yang digunakan pada bangunan. Beberapa masalah utama yang diperhatikan disini meliputi antara lain masalah penghematan penggunaan energi, konservasi air dan penggunaan material bangunan. Dengan melakukan penghematan ini arsitek akan mengurangi penggunaan sumber daya alam yang tidak terbarukan (non renewable resources) baik pada masa pembangunan maupun selama bangunan beroperasi.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

D.K. Ching, Francis, Arsitektur Bentuk, Ruang dan Susunannya, Penerbit Erlangga, Jakarta

D.K. Ching, Francis, 1992, Grafik Arsitektur-II, Penerbit Erlangga, Jakarta

De Chiara, Yoseph, Time Saver Standarts for Building Types, Mc.Graw Hill Book Company.

New York

Hakim, Rustam, 2012, Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Bumi Aksara, Jakarta

Harris, Charles W dan Nicholas T. Dines, 1998, Time Saver Standarts for Landscape

Architecture, Mc. Graw Hill Publishing Company, New York http://basepro.wix.com/properti?_escaped_fragment_=to-rent

http://ndyteen.blogspot.com/2012/07/arsitektur-metafora-metaphor.html

http://gsky.com/green-walls/pro/cad-spec/

RUTRK Kota Medan 2005, PT. (Persero) Indah Karya, 1994

Bappeda Kotamadya Medan2011

Sumbe

http://pengembangan-tekhnologi.blogspot.com/2011/10/4.html

Juwana, Ir. Jimmy S, 2005, Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga, Jakarta

Neufert, Ernst, (1996), Data Arsitek Jilid I Edisi 33, Terjemahan Sunarto Tjahjadi, Jakarta :

Erlangga