b. Daur hidup life cycle design, yaitu metodologi untuk menganalisa proses membangun dan dampaknya terhadap lingkungan. Proses membangun yang
dimaksud meliputi seluruh tahapan sejak tahap sebelum membangun pre- building phase, selama membangun building phase sampai bangunan
difungsikan post building phase. Model konvensional dari sebuah daur hidup bangunan adalah design – construction – operation – demolition. Pada prinsip
ini dimasukkan pendekatan yang mengenali adanya konsekuensidampak terhadap lingkungan pada setiap proses dalam model daur hidup itu. Pendekatan
ini pada dasarnya adalah untuk mengurangi dampak negatif dan menambah umur hidup material bangunan. Sebuah material bangunan yang habis masa
pakainya akan dapat berubah bentuk sebagai material baru, dan dengan demikian akan selalu dapat dipakai ulang.
c. Rancangan yang Manusiawi humane design, yaitu prinsip yang fokus terhadap interaksi antara manusia dengan lingkungan. Prinsip ini berkaitan
dengan adaptasi rancangan terhadap kondisi alam, urban design dan perencanaan tapak, serta tingkat kenyamanan bangunan yang akan dicapai. Dua
prinsip pertama berkaitan dengan hal efisiensi dan konservasi, sementara prinsip yang ketiga ini berkaitan dengan keharmonisan hidup semua konstituen
ekosistem: elemen non organik, organisme hidup dan manusia. Prinsip ini tampaknya tumbuh dari filosofi pemikiran untuk menghargai keberadaan
seluruh benda dan mahluk hidup di muka bumi. Akhirnya, untuk dapat merancang bangunan yang ramah lingkungan, arsitek harus belajar tentang
masalah lingkungan hidup. Pendidikan arsitektur harus dapat menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dan memperkenalkan mahasiswa kepada etika
lingkungan, serta mengembangkan keahlian berdasarkan ilmu pengetahuan knowledge base in sustainable design. Saat ini mungkin status rancangan
arsitektur ramah lingkungan masih berada dalam tataran etika daripada dalam tataran ilmu pengetahuan. Perubahan gaya hidup dan sikap terhadap lingkungan
adalah penting, tetapi pengembangan keahlian berdasarkan ilmu pengetahuan tidak kalah pentingnya. Pengembangan keahlian ini pada saatnya akan
menghasilkan ketrampilan, teknik dan metode dalam praktek perancangan bangunan yang ramah lingkungan.
Sumber : http:esubijono.wordpress.comarchitecturegreen-building-pt-1
3.1.5. Konsep Menuju Arsitektur Hijau Green Architecture
Konsep green architecture menjelaskan bagaimana sebuah hunian bisa melakukan penghematan energi, bersahabat dengan iklim dan alam, serta menghormati
lahan dan pengguna. a. Hemat energi
Universitas Sumatera Utara
Satu hal pertama untuk terlibat kampanye ’save the earth’ adalah menghemat energi. Kurangi pemakaian barang-barang elektronik. Triknya, sediakanlah
ventilasi dan jendela kaca yang cukup banyak dalam bangunan, supaya suhu komputer, televisi dan alat elektronik lainnya tidak meningkat. Ada dua
keuntungan yang bisa kita dapatkan dari jendela kaca. Pertama; udara di rumah dapat bersirkulasi dengan baik, kedua; Anda bisa menghemat listrik, karena
tidak perlu menyalakan lampu di pagi dan siang hari.
b. Bersahabat dengan iklim Untuk bisa bersahabat dengan iklim, seorang ahli perencana harus mengenali
dulu daerah lokasi perencanaan. Jika daerah tersebut memiliki curah hujan dan kelembaban yang cukup tinggi, siasati dengan menggunakan atap yang memiliki
kemiringan 30º, supaya air hujan bisa dengan mudah turun kebawah. Jangan lupa gunakan talang untuk menampung curah hujan.
c. Bersahabat dengan alam Bersahabat dengan alam maksudnya adalah tanpa mempertahankan bentuk awal
tanpa merusak lingkungan yang ada. Contohnya : jika ingin merenovasi? Jangan langsung merubuhkan bangunan lama karena ternyata hal itu membuang panas dan CO2
ke lingkungan. Untuk itu, perhatikan bangunan yang akan direnovasi. Jika masih bisa, pertahankanlah bangunan semula.
d. Menghormati lahan Memaksimalkan lahan yang ada untuk mendirikan sebuah bangunan merupakan
tindakan yang bijak. Namun sebaiknya, jangan kesampingkan ekosistem yang sudah ada. Jika lahan yang ada berbentuk hutan dengan banyak pohon-pohon tinggi, jangan
tebang semuanya. Jadikan sebagian pohon tersebut sebagai elemen penunjang bangunan yang akan direncanakan.
e. Menghormati Pengguna Pengguna disini bukan berarti keluarga inti saja. Ada tetangga, kerabat atau
bahkan orang tua yang sudah berusia lanjut orang sekitar. Menghormati pengguna orang lain berarti memahami penghuni dan para tamu. Untuk itu, sebisa mungkin
hindari mendesain rumah yang mengganggu orang lain. Supaya orang lain merasa nyaman berada di bangunan yang akan direncanakan.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : edit dari http:www.solusibangunanmu.comindex-mod-info-opt-vwInfo-id- 33.html
Ada 2 tahap konsep menuju arsitektur hijau untuk menghemat energi dan biaya, yakni :
a. Pra Konstruksi : - Pertimbangkan massa bangunan hanya sebagai ruang yang fungsional
sehingga tidak boros dan aman secara sosial aman dari gangguan penjahat maupun secara konstruksi lebih ringan dan ringkas.
- Penataan tata ruang dengan lebih banyak penghawaan silang sehingga kelak meminimalkan kerja pengkondisi udara atau kipas angin.
- Penataan ruang dengan pertimbangan pencahayaan alami yang lebih banyak dengan kaca atau glassblock secara tepat, misalnya menghadap ke arah yang
selatan atau timur dan skylight didalam ruangan.arah hadap jendela, pintu dan fasade lainnya. Konsep green architecture menjelaskan bagaimana
sebuah hunian bisa melakukan penghematan energi, bersahabat dengan iklim dan alam, serta menghormati lahan dan pengguna.
- Teritisan atap yang lebih panjang sehingga dapat meneduhkan pemakai bangunan dana atap yang lebih tinggi untuk kondensasi panas.
- Pemakaian bahan-bahan bangunan yang mudah didapat disekitar lingkungan kita sehingga beban transportasi yang lebih sedikit. banyak yang
tidak menyukai pemakaian kayu sebagai boikot terhadap pembalakan liar kayu di hutan hujan tropis.
- Adanya void untuk sirkulasi udara dan cahaya pada bangunan bertingkat. - Pertimbangkan ruang terbuka yang lebih banyak dengan tanpa perkerasan
diantara dinding masif bangunan terutama sebagai peresapan air tanah dan efek pemantulan sinar matahari.
- Pemakaian jalusi krepyak pada jendela atau pintu seperti halnya dinding yang bernapas dan glassblock untuk dinding.
- Tanpa mengurangi kualitas bangunan, pilih struktur yang lebih ringan sehingga beban bangunan lebih sedikit terbebani baik terhadap beban angin
maupun gempa, terlebih volume yang lebih sedikit akan menguragi biaya konstruksi.
- Dengan alasan lebih dekat dengan alam, fungsi ruang dalam rumah ditarik keluar, semisal ruang tamu di taman teras depan, ruang makan dan ruang
keluarga pada halaman belakang atau samping, kamar mandi semi terbuka di taman samping, dapat juga diperlakukan sebaliknya, dengan adanya ruang
menerus ke dalam ruang. misalnya ruang tamu atau ruang keluarga hingga dapur menyatu secara fisik dan visual.
b. Pasca konstruksi: - Perabotan dan asesoris yang tidak terlalu berlebihan, dapur dan kamar mandi
dengan saluran yang senantiasa bersih akan menghemat pengeluaran anda
Universitas Sumatera Utara
akan listrik dan air. semisal dapur yang dekat dengan taman, sisa air cucian dapur dapat dipakai untuk menyirami tanaman, sisa bilasan cucian jemuran
bisa untuk mencuci kendaraan.
- Memberi tumbuhan rambat pada tembok kita sehingga mengurangi panas di dinding.
- Memilih warna cat yang tidak gelap pada tembok luar, karena menyerap panas, namun sebaliknya juga tidak memilih warna putih karena dapat
menyilaukan. - Tidak menutup semua lahan terbuka dengan perkerasan, sebagai
pertimbangan penyerapan air hujan. - Menanam lebih banyak tanaman baik sebagai pohon penedeh, pengurang
bising, pengurang debu maupun untuk penghalang terpaan sinar matahari semisal tanaman rambat sebagai jalusi atau tanaman buah dalam pot. irigasi
dapat memakai irigasi tetes drip irigation.
- Mengganti lampu dan peralatan listrik yang lebih hemat dan berusia lama. - Bila bangunan terdiri dari dua lantai atau lebih, pertimbangkan adanya roof
garden. - Perilaku hemat dan pemilihan bahan yang hemat energi seperti lampu led
berdaya rendah, saklar thermostat atau yang memakai fotometer, pemakaian bahan pemanas air yang lebih hemat.
3.1.6. Karakteristik Arsitektur Hijau Pada Bangunan