63 4.
Jumlah Anggota Keluarga Banyaknya anggota keluarga akan mempengaruhi konsumsi pangan.
Suhardjo 2003 mengatakan bahwa ada hubungan sangat nyata antara besar keluarga dan kurang gizi pada masing-masing keluarga. Jumlah
anggota keluarga yang semakin besar tanpa diimbangi dengan meningkatnya pendapatan akan menyebabkan pendistribusian konsumsi pangan akan
semakin tidak merata. Pangan yang tersedia untuk suatu keluarga besar, mungkin hanya cukup untuk keluarga yang besarnya setengah dari
keluarga tersebut. Keadaan yang demikian tidak cukup untuk mencegah timbulnya gangguan gizi pada keluarga besar.
Harper 1988, mencoba menghubungkan antara besar keluarga dan konsumsi pangan, diketahui bahwa keluarga miskin dengan jumlah anak
yang banyak akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan pangannya, jika dibandingkan keluarga dengan jumlah anak sedikit. Lebih lanjut dikatakan
bahwa keluarga dengan konsumsi pangan yang kurang, anak balitanya lebih sering menderita gizi kurang. Menurut Hurlock 1998 dalam Gabriel
2008, jumlah anggota keluarga dikelompokkan menjadi tiga yaitu 1 kelompok kecil 3-4 orang, 2 kelompok sedang 5-6 orang dan kelompok
besar 7-9 orang.
c. Metode Pengukuran Pola Makan
Medode pengukuran pola makan untuk individu, antara lain metode food
recall 24 jam, Metode estimated food records, Metode penimbangan makanan food weighing, Metode dietary history, Metode frekuensi makanan food
frequency.
64 a
Metode Food Recall 24 Jam
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan
recall 24 jam data yang diperoleh cenderung bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT sendok, gelas, piring dan lain-lain.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa
berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang
intake harian individu. b
Estimated Food Records Pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang ia
makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam URT Ukuran Rumah Tangga atau menimbang dalam ukuran berat gram dalam periode tertentu
2-4 hari berturut-turut, termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut.
c Penimbangan Makanan
Food Weighing Pada metode penimbangan makanan, responden atau petugas
menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari. Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa hari
tergantung dari tujuan, dana penelitian dan tenaga yang tersedia. Bila terdapat sisa makanan setelah makan, maka perlu juga ditimbang sisa
tersebut untuk mengetahui jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi.
65 d
Metode Riwayat Makan Dietary History Method
Metode ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama bias 1
minggu, 1 bulan, 1 tahun. Burke 2005 menyatakan bahwa metode ini terdiri dari tiga komponen yaitu komponen pertama adalah wawancara termasuk
recall 24 jam, yang mengumpulkan data tentang apa saja yang dimakan responden selama 24 jam terakhir, Komponen kedua adalah tentang frekuensi
penggunaan dari sejumlah bahan makanan dengan memberikan daftar check
list yang sudah disiapkan, untuk mengecek kebenaran dari recall 24 jam tadi, Komponen ketida adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari sebagai cek
ulang. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengumpulan data adalah keadaan musim-musim tertentu dan hari-hari istimewa seperti awal bulan,
hari raya dan sebagainya. e
Metode Frekuensi Makanan Food Frequency
Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama
periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau tahun. Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar makanan dan frekuensi penggunaan
makanan tersebut pada periode tertentu. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup
sering oleh responden.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian relevan digunakan untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut.
66 Tabel 8. Hasil Penelitian Yang Relevan.
Nama peneliti Tujuan Penelitian
Hasil Relevansi Peneliti
Andriadus Mujur 2010 1 mengetahui pola makan remaja yang
mengalami berat badan lebih 2 mengetahui aktivitas fisik remaj a yang mengalami
berat badan lebih 3 mengetahui hubungan antara pola makan dan
aktivitas fisik terhadap berat badan lebih pada remaja remaja SMAN 4 Semarang
Pola makan remaja termasuk kategori baik, aktivitas fisik termasuk jenis aktivitas
ringan . Hasil analisis data dengan korelasi
chi-square menunjukan bahwa terdapat
hubunga antara pola makan dan aktivitas fisik dengan berat badan pada remaja
SMAN 4 Semarang Sama meneliti pola
makan.
Nuris Zuralda Rakhmawati 2013
1. Mengetahui perilaku ibu dalam memberikan makan
pada anak. 2.
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku pemberian makan anak
3. Hubungan sikap ibu dengan perilaku pemberian
makan anak. Hasil penelitian menunjukkan 86.15 ibu mempunyai
pengetahuan baik, 76.92 ibu mempunyai sikap kurang dan 73.95 ibu mempunyai perilaku kurang.
Analisis data menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam pemberian
makanan untuk anak p= 0,003 dan ada hubungan antara sikap dan perilaku ibu dalam pemberian
makanan untuk anak p= 0,04. Pengetahuan ibu
terhadap makanan yang diberikan kepada balita.
I ntan Candra Dewi 2010 Untuk mengetahui sikap, presepsi, dan pemenuhan
kecukupan gizi. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan pemenuhan
kecukupan gizi p= 0,362 ada hubungan sikap dengan pemenuhan kecukupan gizi p: 0,028 dan ada
hubungan presepsi dengan pemenuhan kecukupan gizi p: 0.031 serta ada hubungan pengetahuan sikap dan
dengan pemenuhan kecukupan gizi p: 0,003 Kecukupan gizi pada
balita.
Nugroho Priyo Handono 2013
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang gizi, pola makan, dan tingkat konsumsi energi dengan
status gizi anak balita di wilayah kerja Puskesmas Selogiri Kabupaten Wonogiri. Penelit ian ini
menggunakan 80 sampel. ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan
tentang gizi, pola makan, dan tingkat konsumsi energi dengan status gizi anak balita di wilayah kerja
Puskesmas Selogiri Kabupaten Wonogiri p= 0,035. Pengetahuan pola
makan, status gizi pada balita.
Elvina Fisher, Helendra, Erismar Amri
2012 Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
tentang nutrisi ke bayi dengan status gizi bayi di desa Sioban Mentawai I slands
Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang status gizi dari bayi di desa Sioban Mentawai I slands.
Hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang status gizi.