26
3. Menu Balita a. Pengertian Menu Balita
Menu merupakan perpaduan antara ilmu dan seni yang menentukan taraf hidup manusia dan menuntun makanan yang lebih baik. Menu adalah susunan
hidangan yang dihidangkan dalam satu kali makan. Susunan menu yang disajikan antara satu orang dengan yang lainya berbeda, tergantung dari
keadaan seseorang tersebut, misalnya usia anak-anak berbeda dengan orang dewasa, untuk orang yang sehat berbeda dengan menu orang yang sakit
Marwanti, 2002: 10. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa menu balita adalah susunan hidangan yang dihidangkan dalam satu kali makan untuk balita.
b. Tujuan Menu Untuk Balita
Mencukupi kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani anak balita, untuk memelihara kesehatan dan memulihkan bila anak sakit,
mencukupi kebutuhan untuk aktivtas sehari. Menu makan untuk balita hendaknya mengacu pada gizi seimbang, yaitu gizi seimbang adalah makanan
yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak
kekurangan Dirjen BKM, 2010. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan
dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan
serta pertumbuhan dan perkembangan Sunita Almatsier, 2010. Faktor yang mempengaruhi penyusunan gizi seimbang yaitu ekonomi terjangkau dengan
keuangan keluarga, sosial budaya tidak bertentangan, kondisi kesehatan,
27 umur, berat badan, aktivitas, kebiasaan makan, ketersediaan pangan setempat
Sunita Almatsier, 2010. Menu gizi seimbang terdiri dari berbagai bahan makanan yaitu:
1 Makanan pokok, untuk memberi rasa kenyang seperti nasi, jagung, ubi jalar,
singkong dsb. 2
Lauk, untuk memberikan rasa nikmat terdiri dari lauk nabati dan hewani. 3
Sayur, Untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan. 4
Buah untuk mencuci mulut, seperti pepaya, nanas, pisang, dsb.
c. Prinsip Penyusunan Menu Balita
Menyusun menu seimbang dengan cara pada setiap menu hidangan harus mengandung kalori dari karbohidrat, protein, lema, di sempurnakan dengan
vitamin dan mineral Marwanti, 2002: 3. Penyusunan menu balita yang baik dengan cara: memilih makanan yang cukup mengandung kalsium dan zat besi
Marwanti, 2002: 10. Menu makanan balita ditentukan sesuai dengan pertumbuhan anak, kemampuan menerima rangsangan makan dan mencerna
makanan. Dikelompokan menjadi makanan anak usia 1-3 tahun, dan makanan anak usia 3-5 tahun.
Penyusunan menu balita harus mengacu pada angka kecukupan gizi AKG. Angka kecukupan gizi AKG adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang
diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan
menyusui Widya Karya P G, 2013. Angka kecukupan gizi yang sudah ditetapkan untuk orang I ndonesia
meliputi energi, protein, vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, vitamin C,
28 tiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, vitamin B12, asam folat, kalsium, fosfor,
magnesium, besi, seng, iodium, mangan, selenium, dan fluor. Angka kecukupan energi tingkat nasional yang pada taraf konsumsi 2000 kkal dan taraf persediaan
2200 kkal. Sedangkan angka kecukupan protein tingkat nasional pada taraf konsumsi 52 gram dan taraf persediaan 57 gram. Kecukupan gizi untuk
pelabelan produk makanan yang dikemas disebut dengan acuan label gizi ALG. Anak balita pada usia 1-3 tahun bersifat konsumen pasif dan usia 3-5 tahun
bersifat konsumen aktif. Konsumen pasif artinya pada usia 1-3 tahun makanan yang dikonsumsi tergantung pada apa yang disediakan oleh ibu, sedangkan
konsumen aktif artinya anak dapat memilih makanan yang disukainya Supriatin, 2004. Tahap awal dari kekurangan zat gizi dapat diidentifikasi dengan penilaian
konsumsi pangan. Konsumsi pangan yang kurang akan berdampak terhadap kurangnya zat gizi dalam tubuh. Secara umum terdapat dua kriteria untuk
menentukan kecukupan konsumsi pangan, yaitu konsumsi energi dan protein. Kebutuhan energi biasanya dipenuhi dari konsumsi pangan pokok, sedangkan
kebutuhan protein dipenuhi dari sejumlah substansi hewan, seperti ikan, daging, telur dan susu Supariasa et al. 2002. Angka Kecukupan Gizi AKG dapat
digunakan untuk menilai tingkat kecukupan zat gizi individu. Basis dari AKG adalah kebutuhan
Estimated Average Requirement. Tabel 7 menyajikan angka
kecukupan gizi yang dianjurkan per orang per hari. Tabel 7. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Per Orang Per Hari
Kelompok Umur 1-3 tahun
4-5 tahun Bb kg
Tb cm Energi kkal
Protein g Vitamin A RE
Vitamin D ug Vitamin E mg
12.0 90
1000 25
400 5
6 17,0
110 1550
39 450
5 7