Pengujian I nstrumen 1. Pengujian Validitas I nstrumen

82 Rumus ini dipergunakan untuk soal obyektif. Rumusnya adalah seperti berikut ini Nitko, 1996: 310. Tes Mengikuti Yang Siswa Jumlah TK Kesukaran Tingkat = Soal Butir Benar Menjawab Yang Siswa Jumah Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya untuk keperluan ujian semester digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi sukar, dan untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran rendah mudah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal bentuk uraian digunakan rumus berikut ini. Tes Mengikuti Yang Didik Peserta Jumlah Mean = Soal Suatu Pada Tes Peserta Siswa Skor Jumah Mean Tingkat Kesulitan = Skor maksimum yang ditetapkan Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas menggambarkan tingkat kesukaran soal itu. Klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat dicontohkan seperti berikut ini. 0,00 - 0,30 soal tergolong sukar 0,31 - 0,70 soal tergolong sedang 0,71 - 1,00 soal tergolong mudah b. Daya Pembeda DP Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara warga belajar siswa yang telah menguasai materi yang 83 ditanyakan dan warga belajar siswa yang tidak kurang belum menguasai materi yang ditanyakan. I ndeks daya pembeda setiap butir soal biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan warga belajar siswa yang telah memahami materi dengan warga belajar peserta didik yang belum memahami materi. I ndeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan + 1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal, maka semakin kuat baik soal itu. Jika daya pembeda negatif 0 berarti lebih banyak kelompok bawah warga belajar peserta didik yang tidak memahami materi menjawab benar soal dibanding dengan kelompok atas warga belajar peserta didik yang memahami materi yang diajarkan guru.

H. Teknik Analisis Data

Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 209, teknik analisis data adalah sesuatu cara yang akan digunakan untuk mengolah data setelah data terkumpul agar dapat dihasilkan sesuatu simpulan yang tepat. Pada penelitian ini mengunakan teknik analisis data yang adalah statistik deskriptif dengan metode analisis data kuantitatif. Statistik deskriptif menurut Sugiyono 2012: 29 merupakan statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagai mana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang telah diberi skor atau nilai. Data ini dapat dianalisis secara statistik deskriptif maupun inferensial dengan rumus matematika terapan Endang Mulyatiningsih, 2011: 38. 84

1. Analisis Data Pada Variabel Pengetahuan I bu Tentang Pengusunan Menu.

Dalam penelitian ini digunakan analisis data statistik deskriptif, data yang akan diperoleh berupa modus mo, median me, rata-rata mean, standar deviasi SD, nilai maksimum, dan nilai minimum yang mana kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk tabel maupun diagram. Perhitungan dibantu dengan perangkat komputer yaitu dengan menggunakan program komputer Statistical Product and Service Sulotion SPSS versi 16.0 for windows. Data yang akan diolah atau dianalisis mengunakan analisis deskriptif yaitu tabel distribusi frekuensi, mean rata-rata, median me, modus mo simpanan Baku SD. a. M ean , M ed i an , M o d u s Dan Simpanan Baku. 1 Mean Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata mean ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut Sugiyono, 2012: 49. Rumus yang digunakan dalam Mean yaitu: Dimana: Me = mean rata-rata ∑ = psilon baca jumlah Xi = Nilai x ke i sampai ke n 85 2 Median Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil Sugiyono, 2012: 48. Rumus yang digunakan dalam median: Dimana : Md = Median b = Batas bawah, dimana median akan terletak n = Banyak data jumlah sample p = Panjang kelas interval F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median F = Frekuensi kelas median 3 Modus Mode Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sedang populasi yang sedang menjadi mode atau nilai yang sering muncul dalam kelompok tersebut Sugiyono, 2012: 47. Rumus yang digunakan dalam Modus: Dimana : Mo = Modus B = Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak P = Panjang kelas interval 86 b 1 = Frekuensi pada kelas modus frekuensi pada kelas interval yang terbanyak dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya. B 2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya. 4 Standar Deviasi Simpanan Baku Menghitung Standar Deviasi simpangan baku dengan rumus: Keterangan: s 2 = varian s = standar deviasi simpangan baku xi = nilai x ke-i = rata-rata n = ukuran sampel Sudjana, 2001: 95

b. Distribusi Kategorisasi

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini adalah sebagai berikut: 1 Membuat tabel distribusi jawaban angket 2 Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan 3 Menjumlah skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden 4 Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori 5 Kesimpulan berdasarkan tabel kategori yang disusun melalui perhitungan sebagai berikut: a Menentukan Mean I deal = Mean tertinggi yang dapat dicapai instrumen 87 b Menentukan Standar Deviasi = Standar deviasi ideal yang dapat dicapai instrumen c Membuat tabel kategori instrumen. Sebelum membuat tabel kategori maka ditentukan terlebih dahulu Mi mean ideal yang dapat dicapai instrumen dan Sdi Standar deviasi ideal yang dapat dicapai instrumen, lalu dikonsultasikan dengan tabel kategori yang dapat dilihat pada Tabel 15 berikut: Tabel 16. Kategori Kecenderungan. No Kecenderungan Kategori 1. 2. 3. 4. M + 1,5 SD i – ke atas M s.d M+ 1,5 SDi M – 1,5 SD i s.d M M – 1,5 SD i – ke bawah Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sugiyono, 2010: 37 Rerata ideal Mi dan simpangan baku ideal SDi diperoleh dengan rumus : Mi = ½ skor tertinggi + skor terendah SD i = 1 6 skor tertinggi – skor terendah

2. Analisis Data Status Gizi Balita

Dalam variabel status gizi balita diukur secara langsung. Dalam menentukan klasifikasi status gizi menggunakan aturan baku. Antropometri yang digunakan adalah WHO-NCHS. I ndikator yang digunakan adalah berat badan BB Umur U. Standar yang digunakan adalah NCHS National Centre For Health Statistics USA. Setelah itu nilai simpanan baku di kasifikasikan kedalam 3 kategori yaitu gizi buruk, gizi kurang, dan gizi baik berdasarkan klasifikasi WHO NCNS. klasifikasi sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK BALITA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI DESA GANDON KECAMATAN KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG.

0 3 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN TINGKAT KEHADIRAN ANAK BALITA DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan Tingkat Kehadiran Anak Balita di Posyandu Dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Gedongan Kecamatan Colomadu

0 3 17

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN TINGKAT Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan Tingkat Kehadiran Anak Balita di Posyandu Dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Gedongan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

1 4 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA, ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita, Asupan Energi Dan Protein Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I Ka

0 4 11

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA, ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA DENGAN STATUS Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita, Asupan Energi Dan Protein Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banyudono I Kabupaten Boyolal

0 2 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA MALANGJIWAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan

0 2 11

HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN KELUARGA DAN PENGETAHUAN GIZI IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA SELODOKO Hubungan Antara Pendapatan Keluarga Dan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Desa Selodoko Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

0 3 17

HUBUNGAN LAMA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KMS DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA Hubungan Lama Pendidikan Dan Pengetahuan Ibu Tentang Kms Dengan Status Gizi Balita Di Desa Selodoko Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN.

0 0 12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLERET, BANTUL, YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesm

0 0 15