121 Tabel 46. Tingkat Konsumsi Energi Balita Di Desa Kemiri, Kecamatan Kaloran,
Kabupaten Temanggung
No Skor
Kategori f
1
≥ 122,65
Sangat Tinggi 9
12,50 2
95,15 ≤ X 122,65
Tinggi 21
29,17 3
67,66 ≤ X 95,15
Cukup 39
54,17 4
67,66 Rendah
3 4,17
Total 72
100.0 Berdasarkan Tabel 46 frekuensi tingkat konsumsi energi balita berada pada
kategori sangat tinggi sebanyak 9 responden 12,50 , kategori tinggi sebanyak 21 responden 29,17 , kategori cukup sebanyak 39 responden 54,17 , dan
berada pada kategori rendah sebanyak 3 responden 4,17 . Jadi dapat disimpulkan bahwa frekuensi tingkat konsumsi energi balita di Desa Kemiri,
Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung berada pada kategori cukup yaitu
sebesar 54,17 . Tabel 47. Tingkat Konsumsi Karbohidrat Balita Di Desa Kemiri, Kecamatan
Kaloran, Kabupaten Temanggung
No Skor
Kategori f
1
≥ 122,65
Sangat Tinggi 9
12,50 2
95,15 ≤ X 122,65
Tinggi 21
29,17 3
67,66 ≤ X 95,15
Cukup 39
54,17 4
67,66 Rendah
3 4,17
Total 72
100.0 Berdasarkan Tabel 47 frekuensi konsumsi karbohidrat balita berada pada
kategori sangat tinggi sebanyak 9 balita 12,50 , kategori tinggi sebanyak 21 balita 29,17 , kategori cukup sebanyak 39 balita 54,17 , dan kategori
rendah sebanyak 3 balita 4,17 . jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi karbohidrat di Desa Kemiri, Kecamatan
Kaloran, Kabupaten Temanggung berada pada kategori cukup sebesar 54,17 .
122 Tabel 48. Tingkat Konsumsi Protein Balita Di Desa Kemiri, Kecamatan Kaloran,
Kabupaten Temanggung
No Skor
Kategori f
1
≥ 122,65
Sangat Tinggi 9
12,50 2
95,15 ≤ X 122,65
Tinggi 21
29,17 3
67,66 ≤ X 95,15
Cukup 39
54,17 4
67,66 Rendah
3 4,17
Total 72
100.0 Berdasarkan Tabel 48 frekuensi tingkat konsumsi protein balita berada
pada kategori sangat tinggi sebanyak 9 responden 12,50 , kategori tinggi sebanyak 21 responden 29,17 , kategori cukup sebanyak 39 responden
54,17 , dan berada pada kategori rendah sebanyak 3 responden 4,17 . Jadi dapat disimpulkan bahwa frekuensi tingkat konsumsi protein balita di Desa
Kemiri, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung berada pada kategori cukup
yaitu sebesar 54,17 . Tabel 49. Tingkat Konsumsi Lemak Balita Di Desa Kemiri, Kecamatan Kaloran,
Kabupaten Temanggung
No Skor
Kategori f
1
≥ 122,65
Sangat Tinggi 9
12,50 2
95,15 ≤ X 122,65
Tinggi 21
29,17 3
67,66 ≤ X 95,15
Cukup 39
54,17 4
67,66 Rendah
3 4,17
Total 72
100.0 Berdasarkan Tabel 49 frekuensi tingkat konsumsi lemak balita berada pada
kategori sangat tinggi sebanyak 9 responden 12,50 , kategori tinggi sebanyak 21 responden 29,17 , kategori cukup sebanyak 39 responden 54,17 , dan
berada pada kategori rendah sebanyak 3 responden 4,17 . Jadi dapat disimpulkan bahwa frekuensi tingkat konsumsi lemak balita di Desa Kemiri,
Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung berada pada kategori cukup yaitu
sebesar 54,17 .
123
e. Hasil Uji Tabulasi Silang 1. Hasil Uji Tabulasi Silang Antara Tingkat Pengetahuan I bu Dengan
Status Gizi Dan Pola Makan Balita
Berikut hasil analisis data tabulasi silang pada tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi balita berdasarkan BB U, TB U, BB TB.
Tabel 50. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan I bu Diukur Berdasarkan BB U
Status_Gizi_Balita_BB_U Total
Gizi Baik Gizi
Kurang Gizi
Buruk f
f f
f
Pengetahuan_Ibu Sangat Tinggi 48
66,7 1
1,39 1
1,39 50
69,44 Tinggi
21 29,17 1 1,39
0,00 22
30,56
Total 69 95,83 2
2,78 1
1,39 72
100,00
Berdasarkan hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu diukur berdasarkan BB U diketahui bahwa apabila pengetahuan ibu sangat tinggi maka
status gizi balita berada pada kategori gizi baik. Sebaliknya, apabila tingkat pengetahuan ibu rendah maka status gizi balita dimungkinkan berada pada
kategori gizi kurang dan gizi buruk. Tabel 51. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan I bu Diukur Berdasarkan TB U
Status_Gizi_Balita_TB_U Total
Sangat Pendek
Pendek Normal
f f
f f
Pengetahuan_ I bu
Sangat Tinggi
36 50,00
5 6,94
9 12,50
50 69,44
Tinggi 17
23,61 4
5,56 1
1,39 22
30,56
Total 53
73,61 9
12,50 10
13,89 72
100,00
Berdasarkan hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu diukur berdasarkan TB U diketahui bahwa pengetahuan ibu sangat tinggi akan tetapi
status gizi balita berada pada kategori sangat pendek. Artinya, kondisi ini mengisyaratkan terjadi masalah kronis yang berlangsung lama sepoerti tingkat
kemiskinan, serta perilaku hidup tidak sehat pada keluarga balita.
124 Tabel 52. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan I bu Diukur Berdasarkan BB TB
Status_Gizi_Balita_BB_TB Total
Gemuk Normal
Kurus f
f f
f
Pengetahuan_I bu Sangat
Tinggi 17
23,61 33
45,83 0,00
50 69,44
Tinggi 3
4,17 16
22,22 3
4,17 22
30,56
Total 20
27,78 49
68,06 3
4,17 72
100,00
Berdasarkan hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu diukur berdasarkan BB TB diketahui bahwa pengetahuan ibu sangat tinggi diikuti
dengan status gizi balita berada pada kategori normal. Artinya, tidak ada masalah genetik yang terdapat pada balita dalam penelitian ini.
2. Hasil Uji Tabulasi Silang Antara Tingkat Pengetahuan I bu Dengan Status Gizi Dan Pola Makan Balita
Berikut hasil analisis data tabulasi silang pada tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi balita berdasarkan tingkat konsumsi yang diukur dari tingkat
konsumsi energi, tingkat konsumsi protein, tingkat konsumsi lemak, dan tingkat konsumsi karbohidrat.
Tabel 53. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan I bu Dengan Tingkat Konsumsi Energi
Tingkat Konsumsi Energi Total
Sangat Tinggi
Tinggi Cukup
Rendah f
f f
f f
Pengetahuan_ I bu
Sangat Tinggi
8 11,11
18 25,00
23 31,94
1,00 1,39
50 69,44
Tinggi 1
1,39 3
4,17 16
22,22 2,00
2,78 22
30,56
Total
9 12,50
21 29,17
39 54,17
3 4,17
72 100,00
Berdasarkan hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu diukur berdasarkan tingkat konsumsi energi diketahui bahwa pengetahuan ibu sangat
tinggi dan tinggi akan tetapi tingkat konsumsi energinya berada pada kategori cukup. Artinya, tingkat pengetahuan ibu tidak diimbangi dengan penyusunan
125 menu seimbang, sehingga menyebabkan tingkat konsumsi energinya berada
pada kategori cukup. Tabel 54. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan I bu Dengan Tingkat Konsumsi
Karbohidrat
Tingkat Konsumsi Karbohidrat Total
Sangat Tinggi
Tinggi Cukup
Rendah f
f f
f f
Pengetahuan_ I bu
Sangat Tinggi
8 11,11
18 25,00
23 31,94
1,00 1,39
50 69,44
Tinggi 1
1,39 3
4,17 16
22,22 2,00
2,78 22
30,56
Total
9 12,50
21 29,17
39 54,17
3 4,17
72 100,00
Berdasarkan hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu diukur berdasarkan tingkat konsumsi karbohidrat diketahui bahwa pengetahuan ibu
sangat tinggi dan tinggi akan tetapi tingkat konsumsi karbohidratnya berada pada kategori cukup. Artinya, tingkat pengetahuan ibu tidak diimbangi dengan
penyusunan menu seimbang, sehingga menyebabkan tingkat konsumsi karbohidratnya berada pada kategori cukup.
Tabel 55. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan I bu Dengan Tingkat Konsumsi Protein
Tingkat Konsumsi Protein Total
Sangat Tinggi
Tinggi Cukup
Rendah f
f f
f f
Pengetahuan_ I bu
Sangat Tinggi
8 11,11
18 25,00
23 31,94
1,00 1,39
50 69,44
Tinggi 1
1,39 3
4,17 16
22,22 2,00
2,78 22
30,56
Total
9 12,50
21 29,17
39 54,17
3 4,17
72 100,00
Berdasarkan hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu diukur berdasarkan tingkat konsumsi protein diketahui bahwa pengetahuan ibu sangat
tinggi dan tinggi akan tetapi tingkat konsumsi proteinnya berada pada kategori cukup. Artinya, tingkat pengetahuan ibu tidak diimbangi dengan penyusunan
126 menu seimbang, sehingga menyebabkan tingkat konsumsi proteinnya berada
pada kategori cukup. Tabel 56. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan I bu Dengan Tingkat Konsumsi
Lemak
Tingkat Konsumsi Lemak Total
Sangat Tinggi
Tinggi Cukup
Rendah f
f f
f f
Pengetahuan_ I bu
Sangat Tinggi
8 11,11
18 25,00
23 31,94
1,00 1,39
50 69,44
Tinggi 1
1,39 3
4,17 16
22,22 2,00
2,78 22
30,56
Total
9 12,50
21 29,17
39 54,17
3 4,17
72 100,00
Berdasarkan hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan ibu diukur berdasarkan tingkat konsumsi lemak diketahui bahwa pengetahuan ibu sangat
tinggi dan tinggi akan tetapi tingkat konsumsi lemaknya berada pada kategori cukup. Artinya, tingkat pengetahuan ibu tidak diimbangi dengan penyusunan
menu seimbang, sehingga menyebabkan tingkat konsumsi lemaknya berada pada kategori cukup.
B. Pembahasan
Berdasarkan data penelitian yang dianalisis maka dilakukan pembahasan tentang hasil penelitian sebagai berikut.
1 Pembahasan Pengetahuan I bu Tentang Penyusunan Menu Balita Di Desa Kemiri, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung
Berdasarkan Tabel 22 tingkat pengetahuan ibu tentang penyusunan menu balita berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 50 responden 69,44 ,
kategori tinggi sebanyak 22 responden 30,56 , dan tidak ada yang berada pada kategori cukup dan kategori rendah. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis
data pada enam klasifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang penyusunan menu balita dimana diketahui bahwa ditinjau dari segi klasifikasi tahu berada pada
127 kategori sangat tinggi sebesar 58,335; memahami berada pada kategori tinggi
sebesar 50,00 ; mengaplikasi berada pada kategori sangat tinggi sebesar 68,06 ; menganalisis berada pada kategori sangat tinggi sebesar 63,89 ;
mensintesis berada pada kategori sangat tinggi sebesar 54,17 ; dan mengevaluasi berada pada kategori sangat tinggi sebesar 54,17 . Artinya, ibu
balita di Desa Kemiri, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung dinilai tahu dan paham tentang bagaimana cara menyusun menu yang baik dan benar untuk
balitanya. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa mayoritas ibu balita di
Desa Kemiri, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung berusia antara 20-30 tahun sebesar 65,28 atau memiliki usia reproduktif. Artinya, Semakin cukup
umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan mengambil keputusan. Dengan bertambahnya umur
seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik sehingga akan termotivasi dalam memberikan asupan yang baik bagi balitanya.
I bu balita di Desa Kemiri, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung berpendidikan SMA sebesar 34,72 . Artinya, Tingkat pendidikan turut pula
menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh pada umumnya, semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin baik pula pengetahuannya. Selain itu, ibu balita di Desa Kemiri, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung bekerja sebagai ibu rumah tangga
sebesar 91,67 . Artinya, pekerjaan seseorang dapat mempengarui cara berfikir orang tersebut karena aktivitas, pengalaman, cara berpikir, cara bersikap, dan