110 pengembangan praktik pendidikan karakater sekolah, studi banding yang
pernah di lakukan sekolah ke negara lain dalam belajar mengembangkan pendidikan. kurikulum yang dibuat dan dikelola secara mandiri dan
menejemen sekolah yang semakin baik. NS18092014”
b. Faktor penghambat atau kendala
Dukungan orang tua yang belum sama dengan sekolah maksud dari dukungan orang tua yang belum sama dengan sekolah disini adalah ketika
sekolah berusaha menanamkan beberapa nilai disekolah seperti contoh sholat tepat waktu, makan dengan makanan yang sehat namun orang tua belum
mampu mendukung hal tersebut di rumah. Maka hasil yang diharapkan tidak selamanya sesuai dengan target yang dibuat.
Hal ini seperti yang telah disampaikan oleh guru NS selaku penanggungjawab akademik, bahwa:
“Kendalanya adalah waktu yang dimiliki pendidik untuk optimal mengajar masih kurang. Terkadang ada orang tua yang belum paham dengan tujuan
dari konsep praktik pendidikan karakter di sekolah, masih banyak orang tua yang mengukur baiknya siswa dari nilai kognitif saja dan lingkungan
rumah yang belum mendukung program sekolah seperti contoh di sekolah mengajarkan sholat tetapi di rumah ada saja yang belum sholat. Contoh
lain adalah sekolah mengenalkan makanan sehat ke siswa namun di rumah masih memberikan semacam snack ciki.dll.”NS18092014
6. Upaya untuk mengahadapi kendala dalama praktik pendidikan karakterdi
SDIT LHI
Melakukan Kerjasama dengan orang tua wali tetap menjadi bagian penting yang mempengaruhi pelaksanan praktik pendidikan karakter di sekolah.Beberapa
inovasi kerjasama telah dicoba dilakukan seperti adanya komite sekolah, komite
111 kelas dan bahwa program khusus untuk para orang tua wali murid. Hal ini sesuai
dengan yang disampaikan oleh penelti, bahwa:
“Untuk meminta dukungan dari orang tua terhadap program-program praktik pendidikan karakter sekolah, maka sekolah memberikan surat
semacam MOU.Sekolah juga mengadakan pertemuan dengan orang tua wali murid dalam forum komite sekolah dan komite kelas.Ada juga orang
tua yang sangat mendukung porgram-program sekolah sehingga menjadi salah satu upaya mengatasi kendala tersebut.”NS18102014
Di sisi lain selain faktor pendukung dan penghambat, berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, peneliti menemukan beberapa temuan masalah
yang berdampak pada kurang maksimalnya pencapaian nilai moral dalam praktik pendidikan karakter di SDIT LHI. Beberapa temuan tersebut adalah keluar
masuknya guru baru dalam praktik pendidikan karakter di SDIT LHIkeluar masuknya guru baru. Hali ini berdampak pada hal transer konsep mengenai
program-program pendidikan karakter.Apabila setiap pendidik masuk harus selalu melalui tahap transfer konsep maka ritme implementasi progaram karakter akan
sedikit terkendala karena kepemahaman yang tidak sama antara pendidik satu dengan yang lainnya. Hal ini juga berdampak pada semangat dan motivasi guru
yang menjalankan aktivitas praktik pendidikan karakter di SDIT LHI. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh guru FL bagian kurikulum,
bahwa: “Kendalanya adalah transfer konsep karena sering kali guru keluar dan
masuk sehingga setiap program harus berulang di sosialisasikan kepada guru baru, dan kesibukkan guru di luar sekolah juga mempengaruhi
keoptimalan guru di sekolah.”FL12092014
112 Temuan lain di lapangan selain keluar masuknya guru baru di sekolah
adalah waktu para pendidik yang sedikit dengan aktivitas yang cukup banyak. Berbagai macam aktivitas sekolah dengan banyaknya target dan program sekolah,
maka secara tidak disadari mempengaruhi kurang optimalnya peran pendidik untuk memonitoring aktivitas praktik pendidikan karakter.
“Kendalanya adalah transfer konsep karena sering kali guru keluar dan masuk sehingga setiap program harus berulang di sosialisasikan kepada
guru baru, dan kesibukkan guru di luar sekolah juga mempengaruhi keoptimalan guru di sekolah.”FL12092014
“Kendalanya adalah waktu yang dimiliki pendidik untuk optimal mengajar masih kurang, dan terkadang ada orang tua yang belum paham dengan
tujuan dari konsep praktik pendidikan karakter di sekolah, masih banyak orang tua yang mengukur baiknya siswa dari nilai kognitif saja. Dan
lingkungan rumah yang mendukung program sekolah seperti contoh di sekolah mengajarkan sholat tetapi di rumah ada saja yang belum sholat.
Contoh lain adalah sekolah mengenalkan makanan sehat ke siswa namun di rumah masih memberikan semacam snack ciki.dll.” NS18092014
C. Pembahasan 1.