Faktor pendukung dan penghambat praktik pendidikan karakter di SDIT Upaya untuk mengahadapi kendala dalama praktik pendidikan karakter di

133

5. Faktor pendukung dan penghambat praktik pendidikan karakter di SDIT

LHI Yoryakarta Dalam pelaksanaan praktik pendidikan karakter di SDIT LHI terdapat berbagai faktor yang mendukung dan menghambat. Beberapa faktor pendukung dan penghambat tersebut seperti berikut : a. Faktor Pendukung 1 Sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk terlaksananya program. Seperti masjid sekolah untuk program habit training “Sholat dhuhur berjama’ah, kemudian terdapat juga kantin sekolah sekaligus sebagai tempat untuk kegiatan program market day. 2 Dukungan dari Yayasan Yayasasan memiliki peran penting dalam aktivitas praktik pendidikan karakter di sekolah. Melalui yayasan inilah sekolah mampu berkembang. Dukungan yayasan terlihat dari adanya aktivitas studi banding ke luar negeri oleh sekolah. Aktivas studi banding ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDIT LHI. b. Faktor penghambat atau kendala Dukungan orang tua yang belum sama dengan sekolah maksud dari dukungan orang tua yang belum sama dengan sekolah disini adalah ketika sekolah berusaha menanamkan beberapa nilai disekolah seperti contoh sholat tepat waktu, makan dengan makanan yang sehat namun orang tua belum mampu mendukung hal tersebut di rumah. Maka hasil yang diharapkan tidak selamanya sesuai dengan target yang dibuat. 134

6. Upaya untuk mengahadapi kendala dalama praktik pendidikan karakter di

SDIT LHI Yogyakarta Melakukan Kerjasaama dengan orang tua wali tetap menjadi bagian penting yang mempengaruhi pelaksanan praktik pendidikan karakter di sekolah. Beberapa inovasi kerjasama telah dicoba dilakukan seperti adanya komite sekolah, komite kelas dan bahwa program khusus untuk para orang tua wali murid. Dari uraian diatas maka dapat diketahui bahwa SDIT LHI telah berusaha semaksimal mungkin menanamkan nilai moral dengan berbagai macam program sekolah. Nilai moral yang belum sekolah internalisasikan dari 18 nilai moral kemeniknas yakni demokratis, cinta damai, dan toleransi. Tiga nilai ini belum didukung dengan program karakter di sekolah. Metode yang digunakan dalam menginternalisasi nilai moral telah sesuai dengan yang diutarakan oleh Krischenbaum yakni inkulkasi nilai penanaman nilai, keteladanan nilai dan fasilitas. Zubaedi, 2011 : 233-241. Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, peneliti juga menemukan beberapa temuan masalah yang berdampak pada kurang maksimalnya pencapaian nilai moral di sekolah. Beberapa temuan tersebut adalah keluar masuknya guru baru dalam praktik pendidikan karakter di SDIT Luqman Hakim keluar masuknya guru baru. Hal ini berdampak pada hal transer konsep mengenai program-program pendidikan karakter. Apabila setiap pendidik masuk harus selalu melalui tahap transfer konsep maka ritme implementasi progaram karakter akan sedikit terkendala karena kepemahaman yang tidak sama antara pendidik satu dengan 135 yang lainnya. Hal ini juga berdampak pada semangat dan motivasi guru yang menjalankan aktivitas praktik pendidikan karakter di SDIT Lukman Hakim Internasional. Temuan lain adalah waktu para pendidik yang sedikit dengan aktivitas yang cukup banyak. Berbagai macam aktivitas sekolah dengan banyaknya target dan program sekolah, maka secara tidak disadari mempengaruhi kurang optimalnya peran pendidik untuk memonitoring aktivitas praktik pendidikan karakter. 136

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan, serta rumusan penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Nilai moral dalam pendidikan karakter di SDIT Luqman hakim Internasional

Yogyakarta dilatarbelakangi adanya keinginan untuk menaikkan standar sekolah dengan mengembangkan alat-alat sekolah untuk mengasah ketrampilan peserta didik dengan nilai moral yang ingin dicapai. Nilai moral dalam praktik pendidikan karakter terangkum dalam “Seven Strands Of The Curriculum” yakni tujuh potensi dasar karakter SDIT LHI. Nilai moral yang diinternalisasikan dari praktik pendidikan karakter di SDIT Luqman Hakim Internasional adalah spritual, jujur, mandiri, kerja keras, disiplin, tanggung jawab, cinta tanah air, kreatif, rasa ingin tahu, semangat, bekerjasamakomunikasi, menghargai prestasi, gemar membaca, peduli lingkungan dan peduli sosial. Nilai moral yang belum terdapat dalam program sekolah namun telah terintegrasi dalam mata pelajaran dinnul Islam dan PKN di dalam kelas antara lain toleransi, demokratis, dan cinta damai. 2. Praktik pendidikan karakter di SDIT LHI. Hasil pelaksanaan program pendidikan telah dilaksanakan dengan baik di sekolah. Hal ini ditandai dengan program-program sekolah yang berjalan baik sesuai target yang ditetapkan dan peserta didik mampu berperilaku sesuai nilai moral yang sekolah siapkan