Pemberdayaan Masalah-masalah dalam Penilaian Prestasi Kerja

21 yang pasti di ingat, sehingga tindakan-tindakan dan kejadian pada masa lalu dianggap tidak ada.

2.1.2 Pemberdayaan

Menurut Daft 2010 : 399, pemberdayaan adalah pembagian kekuasaan, pendelegasian kekuasaan atau wewenang pada bawahan dalam sebuah organisasi. Meningkatkan kekuasaan karyawan dapat mempertinggi motivasi untuk mencapai tujuan karena karyawan dapat memperbaiki keefektifan mereka, memilih bagaimana mereka akan mengerjakan suatu tugas serta menggunakan kreativitas mereka. Wibowo 2012 : 415, menyatakan bahwa pemberdayaan merupakan proses untuk menjadikan orang menjadi lebih berdaya atau lebih berkemampuan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, dengan cara memberikan kepercayaan dan kewenangan sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawabnya. Pemberdayaan merupakan kontinum antara keadaan pekerja yang tidak mempunyai kekuatan untuk mempertimbangkan bagaimana mengerjakan pekerjaan, sampai pada keadaan di mana pekerjaan memiliki kontrol sepenuhnya atas apa yang mereka kerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Berdasarkan defenisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberdayaan merupakan peningkatan sejumlah wewenang sehingga pekerja atau karyawan dapat lebih leluasa mengambil keputusan serta menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih terhadap pekerjaannya. Dengan pemberdayaan, telah terjadi pergeseran kekuasaan kepada tim pekerja yang diperbolehkan membuat keputusan sendiri. Pemberdayaan memungkinkan individu membuat keputusan Universitas Sumatera Utara 22 lebih besar dan lebih banyak tanpa harus mengacu pada seseorang yang lebih senior. Memberdayakan karyawan dapat dilakukan dengan memberikan empat unsur yang dapat membuat mereka bertindak lebih bebas untuk melakukan pencapaian dalam pekerjaan mereka. Empat unsur tersebut antara lain adalah informasi, pengetahuan, kekuasaan, dan penghargaan. Berikut penjelasan dari ke empat unsur tersebut: 1. Karyawan menerima informasi tentang kinerja perusahaan. Di perusahaan di mana para karyawannya benar-benar diberdayakan, semua karyawan tersebut memiliki akses pada informasi keuangan dan operasional. 2. Karyawan memiliki pengetahuan dan keterampilan agar dapat berkontribusi pada perusahaan. Perusahaan-perusahaan menggunakan program pelatihan dan alat pengembangan lainnya untuk membantu para pegawai memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berkontribusi pada kinerja perusahaan. 3. Karyawan memiliki kuasa untuk membuat keputusan substansif. Para karyawan yang diberdayakan memiliki wewenang untuk secara langsung memengaruhi prosedur kerja dan kinerja organisasi, seperti melalui siklus kualitas atau tim kerja yang diarahkan sendiri. 4. Karyawan diberikan penghargaan berdasarkan kinerja perusahaan. Organisasi- organisasi yang memberdayakan para karyawannya sering kali memberikan penghargaan berdasarkan hasil yang diunjukkan dalam lini bawah organisasi. Universitas Sumatera Utara 23 Pemberdayaan adalah tentang mengubah peran dan perilaku manajemen. Pemberdayaan merupakan proses yang hanya dapat dimulai dalam iklim di mana terdapat harapan tinggi; di mana setiap orang merasa dihormati dan dihargai; dan di mana orang menawarkan yang terbaik sepanjang waktu. Proses pemberdayaan juga perlu mendapat dukungan dari pimpinan karena jika tidak ada dukungan dari pimpinan maka perubahan kultural yang perlu menjadi sulit serta pemberdayaan dapat dikatakan tidak mungkin untuk dikembangkan. Pemberdayaaan mengandung pengertian perlunya keleluasaan kepada individu untuk bertindak dan sekaligus bertanggung jawab atas tindakannya sesuai dengan tugas yang diembannya. Konsep pemberdayaan ini juga berarti bahwa seseorang akan mampu untuk berperilaku secara mandiri dan penuh tanggung jawab. Spreitzer dalam Fadzilah, 2006 : 12 mengungkapkan adanya empat karakteristik umum pemberdayaan antara lain: 1. Sense of meaning Meaning merupakan nilai tujuan pekerjaan yang dilihat dari hubungannya pada idealisme atau standar individu. 2. Sense of competence Kompetensi atau self-efficacy lebih merupakan kepercayaan individu akan kemampuan mereka dalam melakukan aktivitas mereka dengan menggunakan keahlian yang mereka miliki. Universitas Sumatera Utara 24 3. Sense of self-determination Bila kompetensi merupakan keahlian dalam berperilaku, maka self- determination merupakan suatu perasaan memiliki suatu pilihan dalam membuat pilihan dan melakukan suatu pekerjaan. 4. Sense of impact Impact atau pengaruh merupakan derajat dimana seseorang dapat mempengaruhi hasil pekerjaan baik strategik, administratif, maupun operasional. Sebagian besar perusahaan saat ini melaksanakan program pemberdayaan terhadap karyawannya dan umumnya yang membedakannya adalah derajat dari pemberdayaan itu sendiri. Di beberapa perusahaan, pemberdayaan berarti mendorong ide-ide para pekerja, sementara manajer masih memegang wewenang akhir dalam pengambilan keputusan; di sebagian perusahaan lainnya, pemberdayaan berarti memberikan kebebasan dan wewenang secara hampir sepenuhnya pada para pegawai untuk melakukan pengambilan keputusan dan mewujudkan inisiatif dan imajinasi. Berikut ini gambar yang menjelaskan mengenai derajat pemberdayaan karyawan dalam sebuah perusahaan: Universitas Sumatera Utara 25 Gambar 2.1 Rangkaian Kesatuan Pemberdayaan Sumber : Daft 2010 Gambar 2.1 memperlihatkan rangkaian kesatuan pemberdayaan dari sebuah situasi di mana pekerja lini depan hampir sama sekali tidak memiliki keleluasaan, seperti di lini perakitan tradisional, hingga pemberdayaan penuh, di mana pekerja bahkan dapat berpartisipasi dalam merumuskan strategi perusahaan. Derajat Pemberdayaan Manajemen diri Tim yang diarahkan sendiri Tim lintas fungsi Siklus kualitas Kelompok partisipasi Program pemberian saran Rapat rutin tidak memiliki keleluasaan untuk mengambil keputusan Bertanggung jawab atas keputusan dan strategi yang dibuat membuat keputusan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan memberi masukan Sedikit Banyak Kompleks Keterampilan karyawan yang dibutuhkan Universitas Sumatera Utara 26

2.1.2.1 Perlunya Pemberdayaan

Dokumen yang terkait

Evaluasi Penyusunan Anggaran Biaya Medical Pada Karyawan PT Pertamina PerseroMarketing Operation Region (MOR) I Medan

8 161 56

Peranan Fasilitas Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Pt. Pertamina (Persero) Bagian Retail Fuel Marketing Region I Rayon Kota Medan

57 566 50

Peranan Penempatan Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai Pt.Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Sumbagut

7 92 66

Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Loyalitas Karyawan Terhadap Semangat Kerja Pada PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II

5 52 53

Pengaruh Penghargaan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT Pertamina EP Region Sumatera Field Rantau Kuala Simpang Aceh Tamiang

10 116 83

Pengaruh Insentif Dan Penilaian Kinerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. PERTAMINA (PERSERO) Region 1 Medan

3 77 166

112847 ID pengaruh kepuasan kerja terhadap prestas

0 0 12

7. Proses penilaian prestasi berjalan dengan baik, praktis, tidak mengganggu - Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Pemberdayaan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Penilaian Prestasi Kerja - Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Pemberdayaan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja dan Pemberdayaan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Medan

0 1 10