37 Berdasarkan pada pandangan ini, seorang karyawan akan merasa puas
dalam kerja apabila tidak terdapat perbedaan atau selisih antara apa yang dikehendaki karyawan, dengan kenyataannya yang mereka rasakan. Andai kata
yang dirasakan dan diperoleh lebih besar dari apa yang menurut mereka harus ada, maka terjadi tingkat kepuasan yang makin tinggi. Sebaliknya, apabila kenyataan
yang dirasakan lebih rendah dari apa yang menurut mereka harus ada, maka telah terjadi ketidakpuasan karyawan terhadap kerja. Makin besar perbedaannya akan
makin besar pula ketidakpuasan karyawan.
2.1.3.4 Upaya Peningkatan Kepuasan Kerja
Untuk meningkatkan kepuasan kerja, perusahaan harus merespons kebutuhan pegawai. Hal ini pada dasarnya telah dilakukan pada berbagai kegiatan
manajemen sumber daya manusia, namun demikian masih diperlukan tindakan lain yang dinamakan peningkatan kualitas kehidupan kerja. Hariandja 2002 :
292 menyebutkan bahwa peningkatan kualitas kehidupan kerja adalah sebuah proses yang merespons pada kebutuhan pegawai dengan mengembangkan suatu
mekanisme yang memberikan kesempatan secara penuh pada pegawai dalam pengambilan keputusan dan merencanakan kehidupan kerja mereka.
Upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja dapat dilakukan melalui dua pendakatan, yaitu pendekatan struktural dan pendekatan proses.
Pendekatan struktural adalah melakukan perubahan sistem kerja karyawan yang dapat dilakukan dengan cara mendesain ulang pekerjaan dan meningkatkan
keterlibatan karyawan. Sedangkan pendekatan proses adalah melakukan berbagai
Universitas Sumatera Utara
38 proses keorganisasian untuk menciptakan adanya saling percaya dan saling
membantu di antara karyawan. Selain upaya tersebut, Greenberg dan Baron dalam Wibowo 2012 : 517
memberikan saran untuk mencegah ketidakpuasan dan meningkatkan kepuasan kerja dengan cara sebagai berikut:
1. Membuat pekerjaan meyenangkan
Orang lebih puas dengan pekerjaan yang mereka senang kerjakan daripada yang membosankan. Meskipun beberapa pekerjaan secara intrinsik
membosankan, pekerjaan tersebut masih mungkin meningkatkan tingkat kesenangan ke dalam setiap pekerjaan.
2. Orang dibayar dengan jujur
Orang yang percaya bahwa sistem pengupahan tidak jujur cenderung tidak puas dengan pekerjaannya. Hal ini diperlukan tidak hanya untuk upah gaji dan
upah per jam, tetapi juga fringe benefit. 3.
Mempertemukan orang dengan pekerjaan yang cocok dengan minatnya Semakin banyak orang menemukan bahwa mereka dapat memenuhi
kepentingannya sambil di tempat keja, semakin puas mereka dengan pekerjaannya. Perusahaan dapat menawarkan counselling individu kepada
pekerja sehingga kepentingan pribadi dan profesional dapat diidentifikasi dan disesuaikan.
4. Menghindari kobosanan dan pekerjaan berulang-ulang
Kebanyakan orang cenderung mendapatkan sedikit kepuasan dalam melakukan pekerjaan yang sangat membosankan dan berulang-ulang. Sesuai dengan two-
Universitas Sumatera Utara
39 factor theory
, orang jauh lebih puas dengan pekerjaan yang meyakinkan mereka memperoleh sukses secara bebas melakukan kontrol atas bagaimana
cara mereka melakukan sesuatu.
2.2 Penelitian Tedahulu
1. Putri Melati Marbun
Putri 2013 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja pada Kantor Distribusi PT. PLN Persero
Distribusi Jawa Barat dan Banten”. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan proportional stratified random sampling dimana peneliti
dapat mengambil sampel secara acak dan setiap unsur populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang cukup kuat antara penilaian prestasi
kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di Kantor Distribusi PT. PLN Persero Distribusi Jawa Barat dan Banten.
2. Destynatza Kartika Asih
Destynatza 2012 melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Pemberdayaan dan Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja PT. Greentex
Indonesia Utama”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan dan budaya
organisasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja di PT. Greentex Indonesia Utama.
Universitas Sumatera Utara