34 c. Status sosial yang relatif tinggi di dalam dan luar organisasi.
6. Besar Kecilnya Organisasi
Besar kecilnya organisasi turut mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Artinya, karena dengan besarnya organisasi, para karyawan “terbenam” dalam
masa pekerja yang jumlahnya relatif besar sehingga jati diri dan identitasnya menjadi kabur.
2.1.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Faktor- faktor itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan kepada karyawan
bergantung pada pribadi masing-masing karyawan. Blau dalam Panggabean, 2004, menyatakan bahwa kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh penilaian prestasi
kerja yang berarti bahwa: 1.
Kepuasan kerja adalah kepuasan terhadap setiap perlakuan yang mereka terima di tempat kerja, termasuk kepuasan terhadap evaluasi pekerjaan, seleksi,
pemberian fasilitas dan tunjangan benefits, insentif, atau pemberhentian, dan 2.
Kepuasan kerja bukan merupakan konsep yang berdimensi tunggal, melainkan berdimensi jamak. Seseorang bisa saja merasa puas dengan dimensi yang satu,
namun tidak puas dengan dimensinya yang lain. Menurut Locke dalam Muhaimin, 2008, faktor-faktor intrinsik pekerjaan
yang menentukan kepuasan kerja antara lain keragaman, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab, otonomi atau pemberdayaan, kendali terhadap metode
kerja, kemajemukan, dan kreativitas.
Universitas Sumatera Utara
35 Luthan dalam Hariandja, 2002 : 291 mengungkapkan adanya lima faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja. Kelima faktor tersebut antara lain: 1.
Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil.
2. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah
memiliki elemen yang memuaskan. 3.
Rekan kerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Pengawasan, yaitu berhubungan dengan pengawasansupervisi yang dilakukan
atasan atas kinerja karyawan. 5.
Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan.
Faktor-faktor yang memberikan kepuasan menurut Blum dalam Sutrisno, 2012 : 77, adalah:
1. Faktor individual, meliputi umur, kesehatan, watak, dan harapan.
2. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pandangan pekerja, kebebasan
berpolitik, dan hubungan kemasyarakatan. 3.
Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Selain itu juga penghargaan
terhadap kecakapan, hubungan sosial di dalam pekerjaan, ketepatan dalam menyelesaikan konflik antarmanusia, perasaan diperlakukan adil baik yang
menyangkut pribadi maupun tugas.
Universitas Sumatera Utara
36 Pendapat lain juga dikemukakan oleh Brown Ghiselli dalam Sutrisno,
2012 : 79, bahwa ada empat faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yaitu: 1.
Kedudukan Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan
yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal
tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang memengaruhi kepuasan kerja.
2. Pangkat
Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat atau golongan, sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertrntu pada orang yang
melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang
baru itu akan mengubah perilaku dan perasaanya. 3.
Jaminan finansial dan sosial Finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
4. Mutu pengawasan
Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam kenaikan produktivitas kerja. Kepuasan dapat ditingkatkan melalui
perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari
organisasi kerja.
Universitas Sumatera Utara
37 Berdasarkan pada pandangan ini, seorang karyawan akan merasa puas
dalam kerja apabila tidak terdapat perbedaan atau selisih antara apa yang dikehendaki karyawan, dengan kenyataannya yang mereka rasakan. Andai kata
yang dirasakan dan diperoleh lebih besar dari apa yang menurut mereka harus ada, maka terjadi tingkat kepuasan yang makin tinggi. Sebaliknya, apabila kenyataan
yang dirasakan lebih rendah dari apa yang menurut mereka harus ada, maka telah terjadi ketidakpuasan karyawan terhadap kerja. Makin besar perbedaannya akan
makin besar pula ketidakpuasan karyawan.
2.1.3.4 Upaya Peningkatan Kepuasan Kerja