128 pamong dengan orang tua siswa sehingga ada kerja sama untuk
menanamkan karakter. Selain itu, adanya rapat wali siswa juga mampu menumbuhkan tanggung jawab bersama antara pamong dan
orang tua untuk menanamkan karakter pada siswa. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala bagian
dan pamong dan didukung dengan data dokumentasi milik sekolah berupa foto, dapat disimpulkan bahwa strategi melaksanakan metode
pendidikan dalam sistem among untuk menanamkan karakter yaitu memperbanyak komunikasi serta
sharing
antarpamong dan orang tua siswa sehingga ada kerja sama antara orang tua siswa dan sekolah
serta diskusi antarpamong terkait permasalahan Beberapa hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan faktor pendukung dan
mengurangi faktor penghambat dalam melaksanakan metode pendidikan pada sistem among untuk menanamkan karakter pada
siswa kelas IV.
3. Karakter yang Dihasilkan
a. Karakter yang Dikembangkan oleh Sekolah
Kepala bagian
menyampaikan terkait
karakter yang
dikembangkan di sekolah, bahwa “Ada di tangga itu, Mbak. Delapan belas itu sudah pada lihat ya itu. Nah itu, diantaranya itu. Berarti sudah
tahu semua, itu nilai semuanya sudah ditanamkan di sini. ” Karakter
yang dikembangkan oleh sekolah yaitu 18 nilai karakter, sesuai dengan nilai karakter yang dicanangkan oleh pemerintah dan juga sopan santun.
129 Sejalan dengan pendapat kepala bagian, Nyi Hn menyatakan
bahwa, “Disiplinnya?
Yo
ketika mereka harusnya pelajaran
nari
di pendopo ya di pendopo. Tidak boleh ada yang sampai kemana-mana
gitu
. ... .” Hasil wawancara peneliti dengan pamong terkait karakter
yang dikembangkan yaitu karakter yang dikembangkan oleh SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman Siswa Yogyakarta disesuaikan dengan
karakter siswa yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Karakter tersebut yaitu 18 nilai karakter dari pemerintah dan dipadukan dengan
sistem among untuk membentuk
softskill
, keterampilan atau psikomotorik siswa. Sekolah menanamkan dan memunculkan karakter
pada siswa dengan cara spontanitas dan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran.
Karakter dominan yang ditanamkan pada siswa yaitu disiplin. Beberapa contoh penanaman karakter disiplin yang dilakukan pamong
kepada siswa yaitu dengan memberikan tugas dan harus dikerjakan saat itu juga, misal belum selesai harus ditunggu sampai selesai dan tidak
boleh ditunda. Selain itu, siswa juga harus tepat waktu. Cara lain menanamkan kedisiplinan yaitu dengan mengharuskan siswa untuk
berada di pendopo saat mata pelajaran seni tari. Siswa juga harus mentaati peraturan selama di pendopo yaitu tidak boleh naik ke
pendopo pakai sepatu, tidak boleh lari-lari dan teriak-teriak. Apabila siswa melanggar, pamong akan memberi teguran pada siswa.
130 Hasil wawancara peneliti dengan kepala bagian dan pamong
diperkuat dengan jawaban Ln dan Id ketika peneliti menanyakan terkait karakter yang ada dalam diri siswa. Jawaban siswa yaitu sebagai
berikut. Ln: “Oh, jelas. Jujur, disiplin. Tangung jawab, suka berangkat
pagi. Nggak pernah nggak piket.” Id: “Jujur, tanggung jawab, sama sopan.”
Hasil wawancara peneliti dengan siswa terkait karakter yang dikembangkan di sekolah yaitu siswa merasa memiliki karakter jujur,
disiplin, tanggung jawab, dan sopan. Hampir semua karakter tersebut merupakan sebagian dari 18 nilai karakter yang dicanangkan oleh
pemerintah.
Gambar 9. Nilai Karakter di Tangga Sekolah Hasil wawancara peneliti dengan kepala bagian, pamong dan
siswa diperkuat dengan dokumentasi berupa foto 18 nilai karakter yang ditempel di tangga sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa SD Taman
131 Muda Ibu Pawiyatan Taman Siswa Yogyakarta mengembangkan 18
nilai karakter yang dicanangkan oleh pemerintah. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala bagian,
pamong dan siswa serta diperkuat dengan dokumentasi dapat disimpulkan bahwa karakter yang dikembangkan yaitu delapan belas
nilai karakter dari Kemendiknas dengan karakter yang dominan dikembangkan yaitu jujur, disiplin dan tanggung jawab. Selain itu, SD
Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman Siswa juga mengembangkan kesopanan dalam diri siswa.
b. Karakter Ideal Taman Siswa