58 Berdasarkan penjabaran di atas, dapat dilihat bahwa trilogi
kepemimpinan sangat penting untuk dimiliki oleh para gurupamong dalam menanamkan karakter saat pembelajaran berlangsung. Ketiga
semboyan tersebut menggambarkan bagaimana seorang pamong mampu memposisikan diri sebagai pemimpin para siswanya. Melalui trilogi
kepemimpinan tersebut, pamong dapat mengetahui sikap yang harus dilakukan untuk mendidik siswa agar menjadi pribadi yang berkarakter
baik. Penjelasan tersebut menegaskan bahwa sistem among dalam
pembelajaran dilakukan oleh pamong dengan memperhatikan metode yang digunakan dan perilaku yang ditunjukkan pada siswa. Metode yang
digunakan untuk menanamkan karakter pada siswa kelas IV yaitu pengajaran serta perintah, paksaan dan hukuman. Sedangkan, perilaku
pamong dalam melaksanakan metode pendidikan tersebut harus sesuai dengan trilogi kepemimpinan, yaitu
ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa
dan
tut wuri handayani.
4. Tripusat Pendidikan
Pendidikan di Taman Siswa bersifat kekeluargaan dan juga menggunakan sistem Tripusat. Ki Hajar Dewantara 1977: 70 menyatakan
bahwa “Di dalam hidupnya anak-anak adalah tiga tempat pergaulan yang menjadi
pusat-pendidikan
yang amat penting baginya, yaitu alam-
keluarga
, alam-
perguruan
dan alam
pergerakan pemuda
.” Pernyataan tersebut tercantum dalam Piagam dan Peraturan Besar Persatuan Taman
59 Siswa 1977: 18 Pasal 16, bahwa untuk mencapai tujuan pendidikannya,
Taman Siswa melaksanakan kerja sama yang harmonis antara ketiga pusat pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan perguruan dan
lingkungan masyarakat yang dinamakan “Sistem Tripusat”. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Ki Suratman 1991: 10
mengungkapkan bahwa dalam kehidupannya, anak mempunyai tiga lingkungan hidup yang mempengaruhi kehidupannya secara edukatif.
Ketiga lingkungan atau alam itu meliputi alam keluarga, alam perguruan dan alam kemasyarakatan kepemudaan yang dijelaskan sebagai berikut.
a. Alam keluarga
Ki Hajar Dewantara 1977: 71 mengungkapkan bahwa alam keluarga adalah “pusat pendidikan” yang pertama dan yang terpenting,
oleh karena sejak timbulnya adab kemanusiaan hingga kini, hidup keluarga itu selalu mempengaruhi bertumbuhnya budi pekerti dari tiap-
tiap manusia. Sesuai dengan pernyataan tersebut, Ki H. Boerhanoeddin Lubis 1993: 6 mengungkapkan bahwa Ki Hajar Dewantara melalui
Sistem tripusat pendidikan dengan tegas menyebutkan Lingkungan Keluarga sebagai pusat pertama dan utama pendidikan dan Lingkungan
Masyarakat, di samping Lingkungan Perguruan. Ki Suratman 1991: 5 menjelaskan bahwa dalam lingkungan
keluarga, anak berkomunikasi dengan seluruh warga keluarga itu, seperti ibu, bapak, saudara-saudaranya,
Bulik, Embah
, pembantu, dan semua yang tinggal bersama di dalam rumah tangga tersebut. Interaksi
60 antarkeluarga tersebut akan memberikan dampak yang bersifat edukatif
pada anak. b.
Alam perguruan Ki Hajar Dewantara 1977: 72 menyatakan bahwa alam
perguruan adalah pusat pendidikan, yang teristimewa berkewajiban mengusahakan kecerdasan pikiran perkembangan intelektual beserta
pemberian ilmu pengetahuan balai wiyata. Sedangkan Ki Suratman 1991: 6 berpendapat bahwa di perguruan terjadi pemberian
pengajaran, pendidikan dan keterampilan. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perguruan atau sekolah lebih fokus pada
mengembangkan aspek kognitif siswa. c.
Alam pemuda Ki Hajar Dewantara 1977: 73 menyatakan bahwa alam pemuda
yaitu pergerakannya pemuda-pemuda yang pada jaman kini terlihat sudah tetap adanya
geconsolideerd
, harus kita akui dan kita pergunakan untuk menyokong pendidikan. Sejalan dengan pernyataan
tersebut, Ki Suratman 1991: 6 berpendapat bahwa lingkungan masyarakat yang dimaksud adalah jalur pendidikan di luar sekolah.
Lingkungan ini bisa berwujud tempat permainan anak, sebagai lembaga bisa berwujud organisasi olahraga, organisasi kesenian, gerakan
pramuka, organisasi pemuda dan lain-lain. Orang yang di berbagai organisasi tersebut dipercaya untuk menjadi pemimpin bisa
berpengaruh edukatif. Pemimpin tersebut bisa pelatih olahraga, guru
61 seni tari, pembina pramuka, atau para pemimpin organisasi pemuda
tersebut. Ketiga alamlingkunganpusat merupakan komponen-komponen
yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Darsiti Soeratman 1984: 98 berpendapat bahwa dalam hal ini
perguruan berdiri sebagai titip pusat dari ketiga pusat tersebut dan menjadi perantara keluarga dan anak-anaknya dengan masyarakat. Antara orang tua
murid dengan guru harus ada kerjasama untuk kemajuan anak didik, sedang di dalam pergerakan pemuda, haruslah ada beberapa guru yang
menjadi penasihatnya, di sini guru harus melaksanakan sistem among. Trilogi pendidikan yang dimaksud oleh Ki Hadjar Dewantara adalah
bagaimana peran keluarga, sekolah, dan masyarakat mampu menjadi motor pembentukan karakter dan mentalitas anak Moh. Yamin, 2009:
187. Kerjasama
antara keluarga,
sekolah, dan
juga kepemudaanmasyarakat sangat dibutuhkan dalam menanamkan nilai
karakter pada siswa. Ketiga alamlingkunganpusat tersebut memiliki tujuan yang sama dalam membentuk karakter siswa. Sehingga, karakter
siswa dapat terbentuk dengan baik karena adanya kontrol pada tripusat pendidikan tersebut.
D. Penelitian yang Relevan