Penelitian yang Relevan KAJIAN TEORI

61 seni tari, pembina pramuka, atau para pemimpin organisasi pemuda tersebut. Ketiga alamlingkunganpusat merupakan komponen-komponen yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Darsiti Soeratman 1984: 98 berpendapat bahwa dalam hal ini perguruan berdiri sebagai titip pusat dari ketiga pusat tersebut dan menjadi perantara keluarga dan anak-anaknya dengan masyarakat. Antara orang tua murid dengan guru harus ada kerjasama untuk kemajuan anak didik, sedang di dalam pergerakan pemuda, haruslah ada beberapa guru yang menjadi penasihatnya, di sini guru harus melaksanakan sistem among. Trilogi pendidikan yang dimaksud oleh Ki Hadjar Dewantara adalah bagaimana peran keluarga, sekolah, dan masyarakat mampu menjadi motor pembentukan karakter dan mentalitas anak Moh. Yamin, 2009: 187. Kerjasama antara keluarga, sekolah, dan juga kepemudaanmasyarakat sangat dibutuhkan dalam menanamkan nilai karakter pada siswa. Ketiga alamlingkunganpusat tersebut memiliki tujuan yang sama dalam membentuk karakter siswa. Sehingga, karakter siswa dapat terbentuk dengan baik karena adanya kontrol pada tripusat pendidikan tersebut.

D. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan “Implementasi Sistem Among dalam Penanaman Karakter di Kelas IV SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman Siswa” yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Nur Wangid tentang 62 sistem among masa kini. Muhammad Nur Wangid mengkaji konsep dan praktik pendidikan milik Ki Hajar Dewantara. Penelitian ini dilakukan di Taman Dewasa Jetis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarknya sistem among dapat diterapkan dalam situasi saat ini. Memang, ada beberapa dari sistem among sudah tidak dilaksanakan lagi di perguruan Taman Siswa, khususnya Taman Muda Jetis, yaitu mengenai rumah untuk pamong dan kunjungan rumah. Namun, untuk proses pembelajaran masih terlihat dengan jelas suasana penerapan Sistem Among, terlebih untuk pelaksanaan kurikulum muatan lokal sangat terlihat ajaran-ajaran Ki Hajar Dewantara. Selain itu, penelitian yang relevan lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Soffan Nuri tentang konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara, sebuah studi kasus pelaksanaan sistem among pada tahun 2016. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Timbulharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem among memiliki jiwa kekeluargaan serta bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan. Sistem among mencakup 3 aspek yaitu asah, asih dan asuh. Sistem among berpijak pada trilogi Taman Siswa dengan dasar hukum pelaksanaan yaitu Piagam dan Peraturan Besar Taman Siswa. Tujuan pelaksanaan sistem among yaitu untuk mendidik siswa sesuai kodrat alam dan kemerdekaan. Pelaksanaan sistem among di SD Negeri Timbulharjo berpedoman pada Majelis Ibu Pawiyatan Taman Siswa dan Tim Sistematisasi Ajaran Hidup Taman Siswa. Guru memberikan contoh datang lebih awal, 63 berpakaian rapi, dan bertutur kata yang baik dalam pelaksanaan sistem among. Pengawasan pelaksanaan sistem among berasal dari kepala bagian. Faktor yang mendukung pelaksanaan sistem among yaitu adanya Trilogi Taman Siswa, keterbukaan komunikasi, adanya wadah pengembangan bakat melalaui kegiatan ekstrakurikuler, dan kesadaran guru menyampaikan nilai moral kasih sayang. Sedangkan faktor yang menghambat pelaksanaan sistem among yaitu pengaruh perkembangan zaman dan lingkungan luar, tidak ada asrama, adanya beban kerja selain mengajar, dan adanya siswa yang melanggar peraturan. Berdasarkan faktor pendukung dan penghambat tersebut, diperoleh strategi yang dapat memanfaatkan faktor pendukung dan mengurangi faktor penghambat. Strategi tersebut yaitu dengan program pembinaan, pelayanan bimbingan serta mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian yang relevan lainnya yaitu tentang implementasi pendidikan karakter pada kegiatan kepramukaan melalui sistem among yang dilakukan ole h Choirun Nisa’ pada tahun 2015 di Kabupaten Kudus. Penelitian ini dilakukan di SDN 4 Cendono Kecamatan Dawe Kudus. Penelitian ini merupakan gabungan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan perencanaan dilakukan untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada eksrakurikuler pramuka. Pelaksanaan kegiatan pramuka di SDN 4 Cendono dilaksanakan dengan sistem among, yaitu melalui pemberian contoh dan teladan oleh Pembina Pramuka yang disebut dengan Yahda dan Bunda. Pelaksanaan kegiatan pramuka terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan 64 penutup dimana setiap kegiatan ditanamkan nilai-nilai karaker seperti religius, toleransi dan disiplin. Evaluasi dilakukan Pembina pramuka yang meliputi empat aspek yaitu aspek kognitif, karakter religius, toleransi dan disiplin. Setiap aspek diberi skor 1 sd 4. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan pramuka yaitu pemahaman guru mengenai konsep pendidikan karakter yang masih belum menyeluruh. Upaya yang dilakukan sekolah yaitu dengan meningkakan kemampuan guru tentang pendidikan karakter melalui kegiatan pelatihan atau dengan membaca buku. Pelaksanaan penanaman pendidikan karakter dalam kegiatan keparamukaan melalui sistem among di SDN 4 Cendono terbukti efekif meningkatkan karakter siswa. Selain itu, penelitian yang relevan lainnya yaitu tentang penerapan pendidikan sistem among sebagai wahana pembentukan karakter siswa yang dilakukan oleh Yulis Setyawan pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan di SMP Taman Siswa Taman Dewasa Malang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini yaitu latar belakang dipakainya sisem among di SMP Taman Siswa Taman Dewasa Malang dikarenakan Sistem Among merupakan sistem pendidikan yang cocok untuk menanamkan karakter siswa. Sistem among cocok untuk menanamkan karakter padap siswa karena pamong mendidik dalam suasana kekeluargaan. Pembentukan karakter siswa melalui trilogi pendidikan, yaitu Ing Ngarso Sung Thuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani melalui beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut yaitu penyambutan kedatangan siswa, shalat Dhuhur berjamaah dan shalat Jumat, mengaji 65 tilawatil Al-Quran, pelajaran akhlak, poster kata-kata bijak, tim khusus, dan perilaku pamong di luar jam mengajar. Kendala dalam pembentukan karakter dengan Sistem Among yaitu kurangnya pemahaman pamong terhadap Sistem Among, kurangnya jumlah pamong dalam pelaksanaan program tim khusus dan belum dilaksanakan sistem paguron . Solusi untuk mengatasi kendala tersebut yaitu melalui buku penghubung, pertemnuan wali murid setiap 6 bulan sekali, surat panggilan terhadap wali murid, home visit , mengikuti ekstrakurikuler dan pertemuan rebo wagean yang diikuti seluruh pamong SMP Taman Siswa Taman Dewasa Malang. Keempat penelitian di atas sangat membantu peneliti dalam menyusun penelitian yang berjudul “Implementasi Sistem Among dalam Penanaman Karaker di Kelas IV SD Taman Muda Ibu Pawiyatan Taman Siswa Yogyakarta” ini. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait sistem among dan sistem among dalam menanamkan karakter digunakan peneliti untuk mendapatkan gambaran terkait konsep sitem among dan referensi yang disarankan.

E. Kerangka Pikir