orang 36,4 tersebut adalah responden yang memiliki pekerjaan sebagai buruh, pemulung dan penjahit.
5.3 Pengaruh Program Penguatan Keluarga terhadap Kesejahteraan Sosial Warga Binaan Yayasan SOS Desa Taruna Medan di Desa Tanjung
Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang
Uraian tentang pengaruh program penguatan keluarga terhadap kesejahteraan sosial warga binaan Yayasan SOS Desa Taruna Medan di Desa
Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang akan disajikan dalam bentuk variabel bebas yaitu program penguatan keluarga dengan indikator
program penguatan ekonomi keluarga, program pendidikan, dan program kesehatan, serta variabel terikat yaitu kesejahteraan sosial dengan indikator
kesejahteraan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kesejahteraan fisik dari warga binaan di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.
5.3.1 Variabel Bebas Program Penguatan keluarga 5.3.1.1 Program Penguatan Ekonomi Keluarga
1. Frekuensi Jenis Kegiatan Pelatihan Diadakan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di lapangan, seluruh responden memberikan jawaban yang sama yaitu 5 kali. Sejak tahun 2007 hingga saat ini
tahun 2014, yayasan SOS Desa Taruna Medan telah memberikan 5 jenis kegiatan pelatihan bagi masyarakat Tanjung Anom.Pelatihan tersebut diadakan
satu kali dalam setahun di Desa Tanjung Anom.Pelatihan-pelatihan yang telah diberikan yaitu, pelatihan menjahit, salon, membuat sabun, bertani, dan berternak
lele. Melalui pelatihan ini responden dapat memiliki suatu keterampilan yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk mengembangkan ekonomi keluarga dan menciptkan masa depan yg cerah bagi anak. Pembukaan Konvensi PBB mengenai hak anak menyatakan
bahwa, keluarga sebagai lingkungan alami bagi pertumbuhan dan kesejahteraan anak-anak harus diberikan perlindungan dan bantuan yang diperlukan sehingga
dapat mengambil tanggung jawab penuh dalam masyarakat Draft Terjemahan Family Strengthening Programmes Manual Working Paper
, 2007.
2. Frekuensi Jenis Pelatihan Diikuti
Data mengenai distribusi responden berdasarkan frekuensi jenis pelatihan diikuti disajikan pada tabel 5.7 berikut ini:
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Jenis Pelatihan Diikuti
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3 1-2 jenis
3-4 jenis 5 jenis
15 7
68,2 31,8
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.7, mayoritas responden,
yaitu sebanyak 15 orang 68,2 mengikuti kegiatan pelatihan tersebut sebanyak 1 sampai 2 jenis pelatihan. Sebanyak 7 orang 31,8 responden mengikuti 3-4
jenis pelatihan. Setiap anggota binaan diberikan kesempatan untuk mengikuti setiap pelatihan yang diadakan di Desa Tanjung Anom, tetapi mereka hanya
mengikuti 1 sampai 2 jenis pelatihan sesuai dengan minat mereka.Alasan mereka
Universitas Sumatera Utara
tidak mengikuti setiap kegiatan pelatihan karena sibuk bekerja hingga sore hari sehingga tidak memiliki kesempatan untuk hadir.
3. Jenis Pelatihan yang Diikuti
Data mengenai distribusi responden berdasarkan jenis pelatihan yang diikuti oleh responden disajikan pada tabel 5.8 berikut ini:
Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pelatihan yang Diikuti
No Kategori
Frekuensi F Persentase
1 2
3 4
5 Salon
Menjahit Bertani
Membuat sabun Berternak lele
3 10
5 2
2 13,6
45,5 22,7
9,1 9,1
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.8 diketahui bahwa jenis
pelatihan menjahit merupakan pelatihan yang paling banyak diikuti oleh responden, yaitu sebanyak 10 orang 45,5 . Sebanyak 5 orang 22,7
responden memilih pelatihan bertani, 3 orang 13,6 responden memilih pelatihan salon, dan sisanya memilih pelatihan membuat sabun dan berternak lele.
Anggota binaan memilih mengikuti salah satu jenis pelatihan sesuai dengan minat mereka walaupun mereka diberi kebebasan untuk mengikuti setiap
pelatihan.Melalui pelatihan yang telah diikuti responden, diharapkan mereka memiliki keterampilan yang dapat digunakan sebagai mata pencaharian.
Universitas Sumatera Utara
4. Tingkat Penguasaan Keterampilan dari Pelatihan yang Diikuti
Data mengenai distribusi responden berdasarkan tingkat penguasaan keterampilan dari pelatihan yang telah diikuti disajikan pada tabel 5.9 berikut ini:
Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Penguasaan Keterampilan dari
Pelatihan yang Diikuti No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 4
5 Sangat menguasai
Menguasai Kurang menguasai
Tidak menguasai Sangat tidak menguasai
6 9
6 1
27,3 40,9
27,3 4,5
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.9 diketahui bahwa
sebanyak 6 orang 27,3 responden sangat menguasai dan sebanyak 9 orang 40,9 responden menguasai keterampilan dari pelatihan yang telah mereka
ikuti. Penguasaan keterampilan yang telah dimiliki responden, mereka buktikan dengan membuka jenis usaha sesuai dengan pelatihan yang mereka ikuti melalui
program penguatan keluarga.keterampilan tersebut mereka jadikan sebagai mata pencaharian tambahan, bahkan mata pencaharian pokok. Sedangkan responden
yang kurang menguasai dan tidak menguasai keterampilan dari pelatihan yang
Universitas Sumatera Utara
telah diikuti ini karena mereka jarang hadir dalam jadwal pelatihan yang sudah ditentukan karena sibuk bekerja.
Rendahnya tingkat pendidikan responden tidak memungkinkan mereka mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti menu makanan sehat, kebutuhan pendidikan anak, dan kebutuhan kesehatan anak. Demikian halnya dengan suami responden yang juga memiliki
tingkat pendidikan yang sama dan penghasilan yang pas-pasan. Keterampilan dan modal untuk membuka usaha pun tidak dimiliki oleh responden.Berjalannya
program penguatan keluarga telah memberikan mereka peluang untuk mengembangkan ekonomi keluarga menjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang responden yaitu Florida Hutagalung 34 yang mengungkapkan, “saya sangat setuju ketika program
pelatihan diadakan di desa kami karena kami memang membutuhkannya untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga.Jadi saya sangat bersemangat untuk
mengikuti kegiatan pelatihan tersebut. Kebetulan saya hobi menjahit, jadi saya mengikuti pelatihan menjahit tersebut dan hadir sesuai jadwal yang sudah
ditentukan hingga saya menguasai cara-caranya. Kami yang mengikuti pelatihan diajari hingga tahu dan mandiri. Keterampilan yang saya miliki dapat
mengurangi pengeluaran untuk menjahit dan memperbaiki baju anak saya, serta menjadi mata pencaharian pokok. Saat ini saya sudah mulai menerima jahitan
dari tetangga, walaupun hanya menjahit seleting atau memendekkan celana”.
Universitas Sumatera Utara
5. Frekuensi Meminjam melalui Koperasi Simpan Pinjam
Data mengenai distribusi responden berdasarkan frekuensi meminjam melalui koperasi simpan pinjam disajikan pada tabel 5.10 berikut ini:
Tabel 5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Meminjam Melalui Koperasi
Simpan Pinjam No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 4
5-6 kali 3-4 kali
1-2 kali Tidak pernah meminjam
14 3
2 3
63,7 13,6
9,1 13,6
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10 diketahui bahwa
mayoritas responden pernah meminjam melalui koperasi simpan pinjam sebanyak 5-6 kali, yaitu sebanyak 14 orang 63,7 responden. Sebanyak 3 orang
responden pernah meminjam sebanyak 3-4 kali, dan 2 orang responden pernah meminjam sebanyak 1-2 kali. Ada pula responden yang sama sekali belum pernah
meminjam melalui koperasi simpan pinjam tersebut yaitu sebanyak 3 orang. Alasan mereka belum pernah meminjam adalah karena belum lama menjadi
anggota binaan program penguatan keluarga dan sebelumnya meminjam melalui rentenir, sehingga mereka belum meminjam melalui koperasi karena merasa takut
tidak bisa membayar.
Universitas Sumatera Utara
Koperasi simpan pinjam yang dibentuk oleh warga binaan program penguatan keluarga ini didirikan untuk memberikan kesempatan kepada anggota-
anggotanya untuk memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga yang ringan.Setiap bulannya, anggota binaan di Desa Tanjung Anom berkumpul untuk
menyetor tabungan dan cicilan pinjaman.Selain itu mereka juga membicarakan perkembangan koperasi serta membicarakan masalah-masalah yang ada di
koperasi.Saat ini koperasi Desa Tanjung Anom memiliki kas sebanyak Rp. 9.000.000, yang berasal dari tabungan sukarela dan tabungan wajib anggota
koperasi. Tujuan koperasi simpan pinjam adalah:
1. Membantu keperluan kredit para anggotanya yang sangat membutuhkan
dengan syarat-syarat ringan 2.
Mendidik para anggota agar giat menyimpan secara teratur sehingga dapat membentuk modal sendiri
3. Mendidik anggota untuk hidup hemat dengan menyisihkan sebagian dari
pendapatan mereka 4.
Menambah pengetahuan tentang perkoperasian Koperasi simpan pinjam bergerak dalam lapangan usaha pembentukan
modal para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada anggota dengan cara mudah, cepat,dan tepat untuk tujuan produktif dan
kesejahteraan Anoraga Widiyanti, 2007: 23. Biasanya responden yang sudah pernah meminjam dari koperasi
menggunakan pinjaman tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta sebagai modal untuk berwirausaha, misalnya membuka warung di rumah dan
Universitas Sumatera Utara
bercocok tanam.Selain berfungsi sebagai sebagai tempat simpan pinjam, koperasi tersebut juga menjual sembako seperti beras, minyak goreng, dan
gula.Keuntungan berbelanja di koperasi tersebut, anggota koperasi dapat menyicil belanjaannya atau dibayar ketika sudah gajian.Responden mengatakan bahwa
dengan adanya koperasi simpan pinjam tersebut, kebutuhan keluarga mereka menjadi terbantu.
6. Total Pinjaman Melalui Koperasi Simpan Pinjam
Data mengenai distribusi responden berdasarkan total pinjaman melalui koperasi simpan pinjam disajikan pada tabel 5.11 berikut ini:
Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Total Pinjaman Melalui Koperasi
Simpan Pinjam No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 4
Rp. 6.000.000 Rp. 4.000.000
Rp. 3.000.000 Tidak pernah meminjam
5 9
5 3
22,7 40,9
22,7 13,6
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.11 diketahui bahwa
sebanyak 9 orang 40,9 responden sudah pernah meminjam dengan total pinjaman Rp. 4.000.000, dan responden yang pernah meminjam dengan total
pinjaman Rp. 6.000.000 dan Rp. 3.000.000 masing-masing sebanyak 5 orang.
Universitas Sumatera Utara
Terdapat 3 orang 13,6 responden yang belum pernah meminjam karena mereka belum lama menjadi anggota binaan program penguatan keluarga dan
belum ada kebutuhan dengan biaya yang besar. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, pinjaman tersebut digunakan
untuk membutuhi kebutuhan keluarga sehari-hari dan modal untuk berwirausaha.Melalui usaha yang mereka jalankan dengan pinjaman tersebut
jugalah mereka dapat membayar cicilan pinjaman ke koperasi.Responden yang mengembangkan usaha dengan bertani biasanya mengembalikan pinjaman pada
saat panen, dan yang mengembangkan usaha dengan membuka warung atau berdagang mengembalikan pinjaman dengan menyicil setiap bulan.
7. Total Simpanan dalam Koperasi Simpan Pinjam
Data mengenai distribusi responden berdasarkan total simpanan dalam koperasi simpan pinjam disajikan pada tabel 5.12 berikut ini:
Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Total Simpanan dalam Koperasi Simpan
Pinjam No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Rp. 500.000 – Rp. 650.000
Rp. 300.000 – Rp. 450.000 Rp. 100.000 – Rp. 250.000
6 7
9 27,3
31,8 40,9
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12 diketahui bahwa sebanyak 5 orang 27,3 responden memiliki simpanan di koperasi sebanyak
Rp. 500.000 – Rp. 650.000, sebanyak 7 orang 31,8 responden memiliki simpanan sebanyak Rp. 300.000 – Rp. 450.000, dan sebanyak 9 orang 40,9
responden memiliki simpanan sebanyak Rp. 100.000 – Rp. 250.000. Sejak menjadi anggota koperasi, para anggota binaan mulai dapat menyisihkan
penghasilan mereka untuk disimpan di koperasi.Pada awalnya hanya sedikit anggota yang memiliki simpanan karena tidak adanya sisa pendapatan untuk
disimpan, namun saat ini mereka sudah bisa menabung sedikit demi sedikit. Sebagian besar responden telah menyadari bahwa menabung merupakan
hal yang sangat penting untuk kebutuhan di masa mendatang, sehingga mereka menyisihkan sebagian penghasilan mereka untuk disimpan walalupun hanya
sedikit.Responden mengakui bahwa pembentukan koperasi di desa mereka sangat bermanfaat bagi perekonomian rumah tangga mereka.
8. Pengaruh Menjadi Anggota Koperasi terhadap Sikap Hidup Hemat
Data mengenai distribusi respoden berdasarkan pengaruh menjadi anggota koperasi terhadap sikap hidup hemat responden disajikan pada tabel 5.13 berikut
ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Menjadi Anggota Koperasi
terhadap Sikap Hidup Hemat No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 4
5 Sangat berpengaruh
Berpengaruh Kurang berpengaruh
Tidak berpengaruh Sangat tidak berpengaruh
7 13
2 31,8
59,1 9,1
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.13 dapat diketahui sebanyak
13 orang 59,1 responden menyatakan bahwa menjadi anggota koperasi memberikan pengaruh terhadap sikap hidup hemat mereka. Sebanyak 7 orang
31,8 responden menyatakan sangat berpengaruh dan sebanyak 2 orang 9,1 responden menyatakan kurang berpengaruh. Sejak menjadi anggota koperasi,
responden berhemat dengan membeli sembako yang disediakan di koperasi dengan menyicil.Responden juga dapat menyisihkan pendapatan mereka untuk
simpanan wajib dan simpanan sukarela anggota koperasi.Responden yang menyatakan bahwa menjadi anggota koperasi kurang berpengaruh terhadap sikap
hidup hemat mereka, karena mereka kurang aktif dalam kegiatan koperasi, jarang ikut dalam setiap pertemuan bulanan yang diadakan di koperasi, dan belum
pernah meminjam di koperasi simpan pinjam tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Ibu Ebelina Hutapea 37 dalam wawancara menuturkan, “setelah saya menjadi anggota koperasi simpan pinjam ini, ada perubahan yang terjadi
terhadap kondisi ekonomi keluarga saya.Pengeluaran untuk membutuhi kebutuhan keluarga sehari-hari menjadi lebih hemat karena saya berbelanja di
koperasi dan bisa menyicil.Saya juga dapat menabung uang sedikit-sedikit, sedikit juga bisa bernilai jika dikumpulkan terus-menerus.Saya merasakan bahwa
kebutuhan keluarga dapat dipenuhi dengan baik melalui koperasi simpan pinjam ini”.
Berdasarkan penuturan tersebut diketahui bahwa beliau terbantu dengan adanya pembentukan koperasi di desanya karena bisa memberikan perubahan
yang baik terhadap kehidupan keluarganya.
5.3.1.2 Program Pendidikan 1. Frekuensi Anak Menerima Bantuan Pendidikan
Data mengenai distribusi responden berdasarkan frekuensi anak menerima bantuan pendidikan disajikan pada tabel 5.14 berikut ini:
Tabel 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Anak Menerima Bantuan
Pendidikan No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 10 kali
8 kali 5 kali
13 6
3 59,1
27,3 13,6
Total 22
100
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.14 diketahui bahwa semua
responden pernah mendapatkan bantuan pendidikan bagi anak-anak mereka. Sebanyak 13 orang 59,1 responden pernah menerima bantuan pendidikan bagi
anak sebanyak 10 kali. Terdapat 6 orang responden pernah menerima bantuan pendidikan bagi anak sebanyak 8 kali dan 3 orang responden pernah menerima
bantuan pendidikan bagi anak sebanyak 5 kali, hal ini dikarenakan sebagian dari anak responden bersekolah di sekolah negeri sehingga mereka tidak perlu
membayar SPP dan buku pelajaran yang sudah ditanggung oleh dana BOS dari sekolah. Bantuan yang diberikan kepada mereka ialah bantuan perlengkapan
sekolah seperti seragam sekolah dan alat tulis. Pendidikan salah satu kebutuhan penting bagi anak sebagai generasi
penerus bangsa, namun hal tersebut sering dikesampingkan oleh orang tua dengan alasan tidak memiliki biaya yang cukup untuk membiayai pendidikan
anak.Sebelum Desa Tanjung Anom menjadi desa binaan yayasan SOS Desa Taruna Medan, banyak anak-anak di desa ini yang harus putus sekolah karena
orang tua tidak mampu membiayai pendidikan anak dan mereka harus bekerja membantu menambah penghasilan keluarga.Ada pula yang putus sekolah karena
si anak yang bandel sehingga dikeluarkan dari sekolah. Melalui bantuan pendidikan yang telah diberikan bagi anak-anak di Desa
Tanjung Anom, masalah-masalah yang menghalangi pendidikan anak jauh berkurang.Anak-anak anggota binaan program penguatan keluarga diberikan
bantuan pendidikan mulai tingkat SD hingga SMA baik yg bersekolah di sekolah negeri maupun swasta.
Universitas Sumatera Utara
2. Jenis Bantuan Pendidikan yang Pernah Diterima Anak
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.15 diketahui bahwa mayoritas bantuan pendidikan yang diterima oleh anak responden adalah bantuan
perlengkapan sekolah sebanyak 11 orang 50,0 . Bantuan pendidikan lain yang diterima oleh anak responden adalah bantuan uang sekolah SPP sebanyak 6
orang 27,3 , sedangkan bantuan pendidikan berupa buku pelajaran sebanyak 5 orang 22, 7 . Bantuan yang diberikan kepada anak responden ini hanya untuk
anak tingkat SD hingga tingkat SMA. Biasanya bagi anak responden yang bersekolah di sekolah di negeri akan
diberikan bantuan pendidikan perlengkapan sekolah berupa seragam sekolah dan alat tulis karena mereka sudah mendapat dana BOS dari sekolah untuk
pembayaran SPP dan buku pelajaran. Bantuan pendidikan tersebut sangat diperlukan anak untuk menunjang kebutuhan pendidikan mereka.
Data mengenai distribusi responden berdasarkan jenis bantuan pendidikan yang pernah diterima oleh anak responden disajikan dalam tabel 5.15 berikut ini:
Tabel 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Bantuan Pendidikan yang Pernah
Diterima Anak No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 Bantuan uang sekolah SPP
Buku pelajaran Perlengkapan sekolah
6 5
11 27,3
22,7 50,0
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014
Universitas Sumatera Utara
3. Kelancaran Biaya Sekolah Anak
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa seluruh responden, yaitu sebanyak 22 orang 100 menyatakan sangat lancar dalam
pembiayaan sekolah anak sejak mereka menjadi anggota binaan program penguatan keluarga. Mereka merasa sangat terbantu dengan adanya program
bantuan pendidikan dari yayasan SOS Desa Taruna Medan ini walaupun bantuan pendidikan tersebut hanya diberikan untuk anak tingkat SD hingga SMA.
Pembayaran SPP anak disetorkan setiap bulannya ke kas koperasi dan akan dikeluarkan satu kali dalam setahun. Uang tersebut dibagikan kepada masing-
masing keluarga di sekitar bulan Juni atau juli.Responden juga harus memberikan kwitansi bukti pembayaran SPP atau buku pelajaran dari sekolah sebagai bukti
yang diberikan kepada yayasan SOS Desa Taruna Medan. Ibu Rusti Hutagaol 45 mengungkapkan, “sebelum saya masuk menjadi
anggota program penguatan keluarga ini, uang sekolah anak saya sering menunggak hingga anak saya yang pertama terpaksa putus sekolah.Tetapi, desa
kami beruntung menjadi desa binaan yayasan SOS Desa Taruna ini.Banyak program yang dijalankan di desa kami untuk penguatan keluarga sehingga saya
terbantu khususnya dalam membiayai pendidikan anak. Sejak menjadi anggota program penguatan keluarga, uang sekolah anak saya bisa dibayar dengan
lancar dan tidak pernah menunggak lagi”. Berdasarkan penuturan salah seorang
responden tersebut diketahui bahwa program pendidikan dengan memberikan bantuan pendidikan bagi anak-anak responden menciptakan manfaat besar bagi
kelangsungan pendidikan anak.
Universitas Sumatera Utara
4. Frekuensi Kegiatan Kelompok Belajar Bersama Diadakan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, seluruh responden menyatakan jawaban yang sama, bahwa kegiatan kelompok belajar bersama
diadakan 4 kali dalam seminggu di lingkungan mereka. Bentuk bantuan pendidikan yang diberikan kepada anggota binaan program penguatan keluarga
bukan hanya pembiayaan persekolahan anak, tetapi juga memberikan les tambahan atau belajar bersama.Anak-anak yang mengikuti kelompok belajar
tersebut mulai dari anak-anak yang belum bersekolah hingga tingkat SMA. Belajar bersama merupakan kegiatan belajar bagi anak agar sepulang
sekolah mereka tidak menghabiskan waktu untuk bermain-main saja. Melalui kegiatan ini, anak-anak diajarkan untuk bertanggung jawab dalam mengerjakan
tugas-tugas sekolah,
5. Frekuensi Anak Mengikuti Kegiatan Kelompok Belajar Bersama
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa seluruh responden menyatakan anak-anak mereka menghadiri kegiatan kelompok belajar
bersama setiap minggunya.Setiap responden mengakui bahwa sangat jarang anak mereka tidak hadir dalam kegiatan kelompok belajar bersama, karena kegiatan
tersebut sangat membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah PR mereka.Dalam kegiatan kelompok belajar bersama ini, anak-anak saling
berdiskusi, anak-anak SMA juga ikut membantu adik-adik yang SD dan SMP menyelesaikan PR serta mengajari membaca dan menulis.
Yayasan SOS Desa Taruna Medan juga menyediakan buku pelajaran dan buku cerita di tempat kegiatan dilaksanakan untuk mendukung proses belajar
Universitas Sumatera Utara
anak-anak. Anak-anak dapat membaca buku tersebut setelah belajar atau meminjam dengan batas waktu yang telah ditentukan.Setelah belajar, kegiatan
belajar bersama juga diselingi dengan permainan-permainan tradisional seperti petak umpet, pecah piring, dan galasing.Permainan juga diakhiri dengan
menjelaskan hal-hal yang dapat dipelajari dalam permainan tersebut sehingga anak-anak menikmati kegiatan belajar bersama tersebut.
6. Kesesuaian Pelajaran dalam Kegiatan Kelompok Belajar Bersama dengan Kebutuhan Anak
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa seluruh responden menyatakan pelajaran yang dipelajari dalam kegiatan kelompok belajar
tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan anak di sekolah.Dalam setiap pertemuan kelompok belajar tersebut, anak-anak diberikan pelajaran matematika dan bahasa
inggris yang merupakan mata pelajaran yang sulit dimengerti anak-anak di sekolah.Anak-anak yang mengikuti kegiatan belajar bersama juga sangat sering
meminta agar mempelajari matematika dan bahasa inggris.Selain itu ada juga kegiatan pramuka, keterampilan dari barang-barang bekas, dan latihan
menari.Melalui kegiatan kelompok belajar bersama tersebut, anak-anak menjadi lebih mengerti mata pelajaran yang mereka pelajari di sekolah.
Melalui wawancara, seorang responden yaitu Ibu Mestika Manalu 39 mengatakan, “anak saya sangat sulit belajar matematika, dia belum tahu
perkalian walaupun sudah kelas 4 SD. Saya pun tidak selalu memiliki kesempatan mengajarinya karena sibuk bekerja hingga sore, sehingga ketika kegiatan
Universitas Sumatera Utara
berjalan saya mengantarkan anak saya untuk ikut belajar. Anak saya juga merasa senang, karena teman-temannya juga ikut belajar. Setelah beberapa bulan
mengikuti kegiatan kelompok belajar bersama, anak saya sudah bisa mengerjakan soal-soal perkalian dan pelajaran yang lain. Saya menilai bahwa
pelajaran yang dipelajari anak-anak dalam kegiatan tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan mereka. Di sekolah guru tidak bisa memperhatikan mereka
satu persatu karena siswanya banyak, tetapi di kelompok belajar anak saya bisa lebih diperhatikan”.
7. Cara Mengajar Guru dalam Kegiatan Kelompok Belajar Bersama
Data mengenai distribusi responden berdasarkan cara mengajar guru dalam kegiatan kelompok belajar bersama disajikan pada tabel 5.16 berikut ini:
Tabel 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Cara Mengajar Guru dalam Kegiatan
Kelompok Belajar Bersama No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 4
5 Sangat Menarik
Menarik Kurang menarik
Tidak menarik Sangat tidak menarik
20 2
90,9 9,1
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.16 diketahui bahwa sebanyak 20 orang 90,9 responden menyatakan cara mengajar guru dalam
kegiatan kelompok belajar bersama tersebut sangat menarik dan merupakan jawaban mayoritas responden. Sebanyak 2 orang 9,1 responden menyatakan
menarik. Responden menilai cara mengajar guru dalam kegiatan kelompok belajar bersama tersebut sangat menarik karena anak-anak mereka rajin mengikuti
kelompok belajar bersama daripada lebih banyak bermain-main, anak-anak juga semakin pintar dan aktif dalam belajar.
Selain belajar, pertemuan kelompok belajar bersama juga tidak jarang membuat permainan sebelum atau setelah belajar.Hal tersebut membuat anak-
anak tidak merasa bosan belajar setelah setengah hari belajar juga di sekolah.Seperti yang diungkapkan oleh seorang responden, Ibu Norma Saragih
42 “anak saya sangat jarang tidak ikut dalam kelompok belajar bersama yang dibuat di desa kami.Ia mengatakan bahwa pelajaran yang dipelajari di sekolah
dan di kelompok belajar bersama tersebut sama, tetapi ia lebih mengerti jika dibahas dalam kelompok belajar tersebut. Gurunya juga sering mengajarkan
membuat kerajinan tangan dari barang bekas, sehingga anak-anak tidak bosan belajar. Menurut saya kegiatan tersebut positif bagi anak. Jadi saya menilai
bahwa cara mengajar guru tersebut sangat menarik sehingga anak saya pun semakin rajin belajar”.
Universitas Sumatera Utara
5.3.1.3 Program Kesehatan 1. Frekuensi Pemberian Imunisasi dalam Setahun
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa seluruh responden menjawab bahwa pemberian imunisasi di desa mereka dilakukan 1 kali
dalam setahun.Pelayanan kesehatan dengan memberikan imunisasi ini ditujukan kepada responden yang memiliki anak balita. Pemberian imunisasi kepada anak
balita ini hanya dilakukan jika ada donatur atau sponsor yang ingin melakukan pelayanan kesehatan dan bekerja sama dengan pihak yayasan SOS Desa Taruna
Medan. Di tengah ketidakstabilan ekonomi keluarga, orang tua tetap diingatkan untuk menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh anak dengan memberikan
imunisasi.
2. Frekuensi Anak Mendapatkan Imunisasi dalam Setahun
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa seluruh responden pernah mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu pemberian imunisasi
bagi anak sebanyak 1 kali dalam setahun.Pemberian imunisasi tersebut ditujukan bagi responden yang memiliki anak balita.Setiap responden pernah memiliki anak
balita selama menjadi anggota binaan program penguatan keluarga sehingga mendapatkan kesempatan untuk membawa anak mereka dalam kegiatan imunisasi
yang dilakukan di desa mereka.Orang tua wajib membawa anak mereka pada kegiatan imunisasi karena kegiatan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam
setahun.
Universitas Sumatera Utara
3. Frekuensi Pemberian Makanan Tambahan dalam Setahun
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, seluruh responden menyatakan bahwa makanan tambahan diberikan 12 kali dalam
setahun.Pemberian makanan tambahan oleh yayasan SOS Desa Taruna Medan dilakukan satu kali dalam sebulan, jadi dalam setahun diberikan 12 kali. Makanan
tambahan yang diberikan berupa bubur dan susu kepada anak-anak dalam setiap kegiatan posyandu. Jadi dalam memberikan makanan tambahan ini, yayasan SOS
Desa Taruna Medan bekerjasama dengan posyandu setempat.
4. Frekuensi Anak Mendapatkan Makanan Tambahan dalam Setahun
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa seluruh responden rutin mendapatkan makanan tambahan bagi anak mereka setiap
bulannya.Responden menilai bahwa pemberian makanan tambahan bagi anak- anak mereka tersebut sangat baik. Di samping gizi mereka terpenuhi, orang tua
juga bisa mengehemat untuk membutuhi kebutuhan yang lain. Walaupun begitu, responden sebagai orang tua tetap memenuhi gizi dan makanan yang layak bagi
anak-anaknya, tidak hanya bergantung pada makanan tambahan yang diberikan setiap bulannya tersebut. Bukan hanya pendidikan anak yang harus diperhatikan ,
tetapi kesehatan anak juga merupakan kebutuhan penting yang harus dipenuhi oleh orang tua.
5. Frekuensi Penyuluhan Kesehatan Diadakan dalam Setahun
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, seluruh responden menyatakan bahwa penyuluhan mengenai kesehatan dilakukan rata-rata 4 kali
Universitas Sumatera Utara
dalam setahun. Yayasan SOS Desa Taruna Medan mengadakan penyuluhan kesehatan ini karena melihat kurang pedulinya orang tua akan kesehatan baik
terhadap diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Oleh karena itu, pihak yayasan memberikan penyuluhan kesehatan secara aktif dengan melibatkan dinas terkait
seperti puskesmas atau posyandu, masyarakat juga terus diberikan dorongan dan motivasi agar selalu menghadiri kegiatan tersebut dan diharapkan masyarakat
menyadari pentingnya kesehatan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan bagi ketahanan keluarga. Penyuluhan kesehatan di desa Tanjung Anom dilakukan di
posyandu dan tidak hanya melibatkan orang tua, tetapi juga anak-anak.
6. Frekuensi Penyuluhan Kesehatan Diikuti dalam Setahun
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.17 diketahui bahwa sebanyak 8 orang 36,4 responden mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan
sebanyak 2 kali, sebanyak 7 orang 31,8 responden mengikuti kegiatan tersebut sebanyak 3 kali, sebanyak 4 orang 18,2 responden mengikuti
kegiatan tersebut sebanyak 4 kali, dan sebanyak 3 orang 13,6 responden mengikuti kegiatan tersebut hanya 1 kali. Dilihat dari data tersebut, lebih banyak
responden yang mengikuti kegiatan tersebut lebih dari 1 kali dan hanya 3 orang responden yang mengikuti kegiatan sebanyak 1 kali.Hal tersebut menunjukkan
kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan penting bagi mereka dan keluarga.Alasan responden yang hanya mengikuti 1 kali dikarenakan mereka
sibuk bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk hadir dalam kegiatan tersebut. Beberapa responden menganggap bahwa mereka sudah tahu bagaimana
hidup sehat dan bersih, namun dari yang terlihat masih ada responden yang tidak
Universitas Sumatera Utara
memiliki rumah yang sehat dan bersih, mereka kurang menyadari pentingnya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, setelah
beraktifitas, dan memberikan asupan gizi yang baik pada balita. Dalam penyuluhan kesehatan ini lah hal tersebut diingatkan kepada mereka agar mereka
sadar bahwa lingkungan yang bersih menciptakan jiwa yang sehat. Data mengenai distribusi berdasarkan frekuensi penyuluhan kesehatan
diikuti dalam setahun disajikan pada tabel 5.17 berikut ini:
Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Frekunsi Penyuluhan Kesehatan Diikuti
dalam Setahun No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 4
1 kali 2 kali
3 kali 4 kali
3 8
7 4
13,6 36,4
31,8 18,2
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014
7. Pengaruh Kegiatan Penyuluhan Kesehatan terhadap Kesadaran Sikap Hidup Sehat
Data mengenai distribusi responden berdasarkan pengaruh kegiatan penyuluhan kesehatan terhadap kesadaran sikap hidup sehat anggota keluarga
responden disajikan pada tabel 5.18 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Pengaruh Kegiatan Penyuluhan
Kesehatan terhadap Kesadaran Sikap Hidup Sehat No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
3 4
5 Sangat berpengaruh
Berpengaruh Kurang berpengaruh
Tidak berpengaruh Sangat tidak berpengaruh
15
7 68,2
31,8
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.18 diketahui bahwa
sebanyak 15 orang 68,2 responden mengungkapkan kegiatan penyuluhan kesehatan tersebut berpengaruh terhadap kesadaran sikap hidup sehat anggota
keluarga mereka, karena melalui kegiatan tersebut mereka menyadari pentingnya kesehatan dan mereka menerapkan cara-cara hidup sehat dalam kehidupan sehari-
hari terhadap seluruh anggota keluarga. Sedangkan sebanyak 7 orang 31,8 responden mengatakan bahwa kegiatan penyuluhan tersebut kurang berpengaruh
terhadap kesadaran hidup sehat anggota keluarga mereka. Dikarenakan mereka jarang mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan sehingga kurang tanggap dalam
sikap hidup sehat anggota keluarga, seperti lingkungan rumah yang masih kotor.Selain itu ada juga responden yang hanya sekedar ikut-ikut saja tanpa
mengerti hal-hal yang sudah diberikan melalui penyuluhan kesehatan tersebut sehingga tidak ada umpan balik dari anggota keluarga.
Universitas Sumatera Utara
Ibu Hoetnita Simamora 42 mengatakan bahwa, “melalui penyuluhan kesehatan yang saya ikuti, saya bisa menyadari betapa pentingnya menjaga
kesehatan.Kegiatan penyuluhan kesehatan tersebut sangat berpengaruh terhadap kesadaran sikap hidup sehat keluarga saya.Jika keadaan fisik saya sehat, maka
saya bisa bekerja dan membutuhi kebutuhan anak-anak saya, karena suami saya sudah meninggal. Oleh karena itu, saya juga mengajarkan anak-anak untuk hidup
sehat dengan membersihkan lingkungan rumah dan tidak membuang sampah sembarangan”.
Melalui pernyataan tersebut diketahui bahwa masyarakat, khususnya masyarakat desa Tanjung Anom memang membutuhkan kegiatan
tersebut karena mempengaruhi kehidupan mereka.
8. Frekuensi Pemeriksaan Kesehatan Gratis Dilakukan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa seluruh responden menyatakan bahwa pemeriksaan kesehatan gratis sudah dilakukan
sebanyak 2 kali di desa mereka. Pemeriksaan kesehatan gratis dilakukan hanya jika ada donatur atau sponsor yang ingin memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dan bekerja sama dengan pihak yayasan SOS Desa Taruna Medan. Pemeriksaan kesehatan yang sudah pernah dilakukan di desa mereka adalah
pemeriksaan gigi dan pemeriksaan mata.
9. Frekuensi Pemeriksaan Kesehatan Gratis Diikuti
Data mengenai distribusi responden berdasarkan frekuensi pemeriksaan kesehatan gratis diikuti disajikan pada tabel 5.19 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.19 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Diikuti No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
1 kali 2 kali
6 27,3
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.19 diketahui bahwa semua
responden pernah mengikuti pelayanan kesehatan gratis yang dilaksanakan oleh yayasan SOS Desa Taruna Medan. Mayoritas responden pernah mengikuti
pemeriksaan kesehatan gratis sebanyak 3 kali, yaitu sebanyak 16 orang 72,7 responden sedangkan sebanyak 6 orang 31,8 responden mengikuti
pemeriksaan kesehatan gratis sebanyak 2 kali. Dilihat dari frekuensi keterlibatan responden tersebut, diketahui bahwa mereka memanfaatkan program yang
diberikan.Lebih dari 50 responden pernah mengikuti setiap diadakannya pemeriksaan kesehatan tersebut.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan bukan hanya sekedar pemeriksaan saja, tetapi ditindaklanjuti dengan pengobatan. Misalnya, akan dilakukan
pencabutan atau penambalan gigi jika terdapat masalah setelah pemeriksaan gigi. Begitu juga dengan pemeriksaan mata, responden akan diberikan alat bantu bagi
yang membutuhkan alat bantu, yaitu kacamata.
Universitas Sumatera Utara
10. Periksa Kesehatan yang Pernah Diikuti
Data mengenai distribusi responden berdasarkan pemeriksaan kesehatan yang pernah diikuti responden disajikan pada tabel 5.20 berikut ini:
Tabel 5.20 Distribusi Responden Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan yang Pernah
Diikuti No
Kategori Frekuensi F
Persentase
1 2
Pemeriksaan gigi Pemeriksaan mata
10 12
45,5 54,5
Total 22
100
Sumber: Data Primer 2014 Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.20 diketahui bahwa
mayoritas pemeriksaan kesehatan gratis yang diikuti oleh responden adalah pemeriksaan mata yaitu sebanyak 12 orang 54,5 dan lainnya adalah
pemeriksaan gigi sebanyak 10 orang 45,5 . Perbandingan jumlah responden yang mengikuti antara dua jenis pemeriksaan tersebut tidak jauh karena
pemeriksaan kesehatan tersebut sudah disesuaikan dengan kebutuhan mereka.Selain responden, anak-anak dan suami juga termasuk sasaran dari
program pemeriksaan kesehatan ini. Tujuan dilakukannya pemeriksaan kesehatan ini adalah agar setiap
anggota binaan tetap menjaga kesehatan dan kebersihan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.Melalui kegiatan ini, anggota binaan juga diajarkan untuk merawat
gigi dengan benar dan mengkonsumsi makanan yang baik bagi mata.
Universitas Sumatera Utara
5.3.2 Variabel Terikat Kesejahteraan Sosial 5.3.2.1 Kesejahteraan Ekonomi