dan kesehatan dan program tersebut sudah dijalankan sejak tahun 2007. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh program tersebut di desa
Tanjung anom.
3.3 Populasi Penelitian
Populasi dapat diartikan sebagai sekumpulan objek, benda, peristiwa atau individu yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Dapat dipahami bahwa
mengenal populasi termasuk langkah awal dan penting dalam proses penelitian. Secara umum populasi merujuk pada sekumpulan individu atau objek yang
memiliki ciri atau sifat yang sama. Tidak harus seragam, namun diantara mereka harus ada persamaan Siagian, 2011: 155.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keluarga- keluarga yang menjadi warga binaan di Desa Tanjung Anom, yaitu sebanyak 22
orang. Diketahui bahwa populasi adalah kurang dari 100 orang maka keseluruhan populasi akan diambil datanya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperolah data-data yang diperlukan maka dalam penelitian ini digunakan teknik sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan
Teknik pengumpulan data atau informan yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, surat kabar, majalah yang
memiliki relevansi yang kuat dengan masalah yang diteliti di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
2. Studi Lapangan
Pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti, melalui: a.
Wawancara, yaitu data variabel kata-kata yang diperoleh melalui percakapan atau tanya jawab secara tatap muka dengan responden
yang bertujuan untuk melengkapi data atau informasi yang diperlukan. b.
Angket, yaitu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebar angket berisi daftar pertanyaan tertutup atau terbuka kepada
responden.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan menjabarkan hasil
penelitian dan untuk menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian.Kekuatan pada analisis data deskriptif terletak pada kemampuan
interpretasi data yang disajikan dalam table. Adapun langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah:
a. Editing, yaitu meneliti data-data yang diperoleh dari hasil penelitian
b. Menurut kategori, yaitu untuk mengklasifikasi jawaban agar data mudah
dianalisis serta disimpulkan untuk menjawab masalah yang dikemukakan dalam penelitian sehingga jawaban yang beraneka ragam dapat disingkat
Universitas Sumatera Utara
c. Tabulasi, yaitu menggunakan tabel tunggal untuk mengetahui jawaban dari
masalah yang diteliti Silalahi, 2009: 42.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1. Latar Belakang Yayasan SOS Desa Taruna
Herman Gmeiner 1919-1986 mendapat panggilan untuk berbuat sesuatu bagi perbaikan nasib anak-anak terlantar. Sebagai mahasiswa kedokteran di
Innsburk, Austria, ia menyaksikan betapa kejamnya warisan perang dunia II yang telah menyebabkan ribuan anak menjadi terlantar dan berkeliaran di dalam kota-
kota yang telah hancur akibat perang dunia II. Keadaan tersebut menggerakkan hatinya, sehingga pada tahun 1949 ia meninggalkan bangku kuliah untuk
melaksanakan cita-citanya. Segera ia mencari sumbangan-sumbangan uang yang disatukan dengan uang simpanannya sendiri sebesar 600 shiling Austria US 30
dan pada november 1949, ia mendirikan yayasan SOS Kinderdorf atau SOS Children’s Village, di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan SOS Desa Taruna.
Dasar pemikirannya untuk mendirikan SOS Kinderdorf adalah sangat sederhana, yaitu bahwa anak-anak terlantar tersebut telah kehilangan orang tua
yang sangat mencintai mereka.Oleh karena itu, mereka dicarikan orang tua baru.Pada umumnya, yang mampu mencintai anak-anak kecil secara penuh adalah
wanita. Sehingga ia merasa perlu untuk mencari wanita-wanita yang bersedia mencintai mereka dan sanggup menerima mereka bagaikan anak sendiri. Pada
kenyataannya, banyak sekali janda yang ingin hidup mandiri, kalau saja diantara wanita-wanita tersebut ada yang merasa terpanggil dan bisa menyayangi anak-
anak terlantar dan bersedia hidup bersama mereka, ia yakin bahwa dengan demikian akan tumbuh keluarga yang bahagia.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1950 telah terkumpul sejumlah ibu pengasuh dan uang untuk membangun 5 buah rumah di atas tanah sumbangan pemerintah kotamadya Imst,
sebuah kota kecil kira-kira 35 mil di sebelah barat kota Innsburk. Pada pertengahan dasawarsa tahun 50-an, SOS Kinderdorf telah berkembang ke
Prancis, Jerman Barat, Italia, dan Spayol. Dalam dasawarsa selanjutnya terus berkembang ke negara-negara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Latin, dan
Arab. Konsep SOS Kinderdorf cepat berkembang karena didasari oleh gagasan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang sifatnya sangat universal.Di
samping itu, setiap SOS Kinderdorf selalu menyesuaikan diri dengan adat istiadat, kebudayaan, dan agama setempat.
Di Indonesia yayasan SOS Kinderdorf didirikan pada tahun 1970 oleh Agus Prawoto yang baru selesai menuntut ilmu di Austria.SOS Kinderdorf yang
didirikan di Indonesia, yang biasa disebut dengan SOS Desa taruna merupakan perpanjangan SOS Kindredorf yang didirikan oleh Herman
Gmeiner.Perkampungan SOS Kinderdorf di Indonesia pertama kali beroperasi di Lembang, Jawa Barat pada tahun 1972.Sebanyak tigabelas keluarga tinggal di
desa ini dan menampung 165 anak.Sepuluh tahun kemudian menyusul, pendirian perkampungan di Cibubur, Jakarta Timur. Di kompleks ini 150 anak bisa
tertampung, tak lama kemudian menyusul perkampungan serupa di Semarang , Jawa Tengah, Tabanan Bali, dan Maumere Nusa Tenggara Timur.
Di Sumatera, berdirinya SOS Desa Taruna dilatarbelakangi oleh terjadinya bencana alam tsunami di Aceh dan gempa bumi di Nias yang mengakibatkan
banyak anak kehilangan keluarga, orang tua, dan tempat tinggal, sehingga mereka menjadi anak-anak terlantar. Oleh karena itu, didirikanlah SOS Desa Taruna di
Universitas Sumatera Utara
Banda Aceh, Meulaboh, dan Sumatera Utara, yaitu Medan, yang disebut dengan SOS Desa Taruna Medan.
SOS Desa Taruna Medan adalah sebuah lembaga sosial non pemerintah berbentuk yayasan yang berkarya bagi anak-anak dengan pola pengasuhan anak
jangka panjang berbasis keluarga. Konsep yayasan ini adalah membantu mengasuh anak dan memberi masa depan yang cerah bagi anak-anak yatim piatu
dan yang kurang beruntung yang berasal dari berbagai latar belakang suku, agama, dan ras. Memberikan kembali kasih sayang melalui rumah asuh, keluarga,
dan kehidupan yang memadai agar kelak anak memiliki kehidupan yang mandiri, membantu anak untuk membentuk masa depannya sendiri, dan memberi
kesempatan kepada anak untuk berkembang dalam masyarakat.
4.2 Visi dan Misi Yayasan SOS Desa Taruna A. Visi Lembaga