langsung masyarakat ini bertujuan agar mereka tidak hanya bergantung pada pelayanan yang diberikan SOS Desa Taruna Medan, namun masih mau berusaha
berdasarkan kemampuan mereka.Program pemberdayaan ini tidak dirancang untuk memanjakan masyarakat, tetapi berupaya meningkatkan kesejahteraan
sosial dan kemandirian bagi tiap keluarga sehingga mereka pun dapat menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh mereka sendiri.
Melalui pelaksanaan program penguatan keluarga ini, diharapkan adanya perubahan dalam kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.Program ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kemandirian bagi setiap keluarga yang ada di Desa Tanjung Anom. Masyarakat menjadi mampu
menganalisis serta memberi solusi atas permasalahan mereka sendiri serta mengetahui kebutuhan apa yang menjadi prioritas dalam kehidupan mereka.
Terlaksananya program penguatan keluarga ini membuat penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh program tersebut terhadap kesejahteraan
sosial warga binaan SOS Desa Taruna Medan. Maka berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk meneliti dan menyusunnya ke
dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Program Penguatan Keluarga terhadap Kesejahteraan Sosial Warga Binaan Yayasan SOS Desa Taruna
Medan di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang”.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada pengaruh program
Universitas Sumatera Utara
penguatan keluarga terhadap kesejahteraan sosial warga binaan Yayasan SOS Desa Taruna Medan di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten
Deli Serdang?”
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh program penguatan keluarga terhadap kesejahteraan sosial
warga binaan Yayasan SOS Desa Taruna Medan di Desa Tanjung Anom Kabupaten Deli Serdang.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Pengembangan konsep dan teori-teori yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat melalui program penguatan keluarga oleh yayasan SOS Desa
Taruna Medan. 2.
Pengembangan model pemberdayaan masyarakat melalui program penguatan keluarga.
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Universitas Sumatera Utara
Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisi uraian konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep, dan defenisi
operasional. BAB III
: METODE PENELITIAN Berisi tipe penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian, teknik
pengumpulan, dan teknik analisis data. BAB IV
: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian yang
berhubungan dengan masalah objek yang akan diteliti. BAB V
: ANALISIS DATA Berisikan tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian
beserta analisisnya. BAB VI
: PENUTUP Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang
telah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat.Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang
merupakan organisasi terbatas, dan mempunyai ukuran yang minimum, terutama pihak-pihak yang pada awalnya mengadakan suatu ikatan. Dengan kata lain,
keluarga tetap merupakan bagian dari masyarakat total yang lahir dan berada didalamnya, yang secara berangsur-angsur akan melepaskan ciri-ciri tersebut
karena tumbuhnya mereka kearah kedewasaan. Keluarga sebagai organisasi, mempunyai perbedaan dari organisasi-organisasi lainnya, yang terjadi hanya
sebagai sebuah proses Khairuddin, 1997: 4. Para ahli filsafat telah melihat bahwa masyarakat adalah struktur yang
terdiri dari keluarga, karya etika dan moral yang tertua menerangkan bahwa masyarakat akan kehilangan kekuatannya jika anggotanya gagal dalam
melaksanakan tanggung jawab keluarganya. Keluarga dan masyarakat dapat dikatakan berkaitan erat, di mana keluarga mampu berfungsi sebagai sarana
pemecahan masalah sosial yang sudah kronis. Keluarga adalah satu-satunya lembaga sosial, di samping agama, yang
secara resmi telah berkembang di semua lapisan masyarakat.keikutsertaan dalam aktivitas keluarga mempunyai segi yang menarik, yaitu bahwa meskipun tidak
didukung oleh hukuman resmi yang biasanya mendukung banyak kewajiban
Universitas Sumatera Utara
lainnya, tetapi setiap orang mengambil bagian. Misalnya, anggota keluarga wajib ikut serta dalam kegiatan yang ekonomis atau produktif jika tidak ingin
mengambil pilihan dengan kelaparan http:academia.edu5492063pengertian- keluarga-dan-fungsinya diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 17.02 WIB.
Pada hakikatnya, keluarga merupakan hubungan seketurunan maupun tambahan adopsi yang diatur melalui kehidupan perkawinan bersama searah
dengan keturunannya yang merupakan suatu kesatuan yang khusus.Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks
yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yang berkenaan dengan orang tua dan pemeliharaan anak. Menurut Iver dan Page, ciri-ciri umum keluarga meliputi:
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2. Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan
hubungan perkawinan yan sengaja dibentuk dan dipelihara 3.
Suatu sistem tata norma termasuk perhitungan garis keturunan 4.
Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhan-
kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak
5. Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau
bagaimanapun tidak mungkin menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga Su’adah, 2005: 23.
Konsep yang lain dari keluarga dapat diartikan sebagai unit dasar dalam masyarakat yang merupakan segala bentuk hubungan kasih sayang antara
manusia. Keluarga merupakan gabungan antara dua orang yang membentuk satu
Universitas Sumatera Utara
kesatuan pada keluarga, atau berarti kesatuan dua keluarga menjadi keluarga besar yang biasanya disebut sebagai keluarga besar yang dikarenakan hubungan darah
atau perkawinan. Setiap keluarga merasakan dua dorongan yang sangat kuat yaitu cinta
kepada orang tua yang telah membesarkannya dan kasih sayang untuk kakak dan adiknya dan berani berkorban untuk kakek, nenek, paman, bibi, dan orang-orang
dalam hidupnya.Emosi, dorongan perasaan untuk selalu bersama orang-orang yang dicintai dan menjaga mereka keluarga, tetapi keinginan untuk selalu
bersama-sama diimbangi dengan keinginan untuk sendiri, bebas berpetualanng, assertive
, dan mencari jati diri sendiri. Konsep mengenai keluarga ini begitu luas. Defenisi keluarga menurut
Chilman dalam Su’adah, 2005: 26 adalah ekspresi seksual atau hubungan antar anak dan orang tua, sebagai patokan dimana orang hidup bersama dengan
komitmen dan di dalam hubungan yang intim serta anggota-anggotanya memandang identitas mereka sebagai bagian penting yang mengikat kepada group
tersebut dan group tersebut mempunyai ciri-ciri tersendiri. Defenisi tersebut dianggap lebih tepat dipakai saat ini daripada defenisi pengamat sosial dahulu.
Contohnya yang diberikan oleh Ernest Burgess dan Harvey Locke di dalam bukunya The Family, keluarga sebagai sekelompok manusia yang disatukan oleh
jalinan perkawinan, darah, atau adopsi yang membentuk sebuah rumah tangga, berinteraksi dan berkomunikasi dalam aturan sosial mereka suami dan istri, ayah
dan ibu, kakak dan adik, dan menciptakan serta mengembangkan suatu kultur. Defenisi keluarga menurut Iver dan Page, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Keluarga merupakan kelompok sosial yang terkecil yang umumnya terdiri
dari ayah, ibu, dan anak 2.
Hubungan sosial diantara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan, dan atau adopsi
3. Hubungan antar anggota keluarga dijiwai oleh suasana kasih sayang dan
rasa tanggung jawab 4.
Fungsi keluarga adalah merawat, memelihara, dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa
sosial http:academia.edu5492063pengertian-keluarga-dan-fungsinya
diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 17.02 WIB. Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1992 pengertian keluarga adalah
unit terkecil masyarakat yang terdiri dari suami isteri, atau suami isteri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya. Menurut
Goldenberg pengertian keluarga tidak hanya sebagai sekumpulan kumpulan individu yang bertempat tinggal dalam satu ruang fisik dan psikis yang sama saja,
tetapi merupakan sistem sosial alamiah yang memiliki kekayaaan bersama, mematuhi peraturan, peranan, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, tatacara
negosiasi serta tatacara penyelesaian masalah bersama, yang memungkinkan pelbagai tugas dapat dilaksanakan secara efektif http:id.shvoong.comsocial-
sciencessociology2199076-pengertian-keluarga diakses pada tanggal 7 Maret 2014 pukul 16.30 WIB.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1.
Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya. 2.
Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping
itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritualKhairuddin, 1997: 7.
2.1.3 Bentuk-bentuk Keluarga
Ada dua tipe keluarga yang utama, yaitu keluarga inti dan keluarga besar.Keluarga inti atau kecil yang terdiri dari seorang ayah dan ibu serta anak-
Universitas Sumatera Utara
anak, sangat populer di negara-negara maju.Sedangkan keluarga besar yang terdiri dari paman, sepupu, kakek, nenek, dan biasanya tiga generasi dalam satu atap
populer di negara-negara terbelakang.Ada juga kelompok-kelompok keluarga yang biasanya disebut kinship pertalian keluarga, clan suku marga, dan
lineage garis keturunan.
Kebanyakan orang-orang di dunia ini mengikuti silsilah leluhurnya hanya dari satu orang tua saja, sedangkan kelompok minoritas menganut garis keturunan
dari ibu matrilineal yaitu status anak ditentukan atau mengikuti status ibu. Keluarga barat dan negara-negara maju mengikuti garis keturunan ayah
patrilineal dimana status anak mengikuti status ayah dan nama ayah mengikuti nama anak-anaknya. Adapun bentuk-bentuk keluarga, yaitu:
1. Nuclear Family Keluarga Inti
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak kandung yang belum dewasa atau belum menikah.
2. Extended Family Keluarga Besar
Di samping suami, istri, dan anak kandung yang belum menikah, juga terdiri dari sanak saudara lainnya baik menurut garis vertikal maupun horizontal
yang berasal dari pihak suami ataupun pihak istri. 3.
Blended Family Keluarga Campuran Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak kandung dan anak tiri.
4. Common Law Family Menurut Hukum Umum
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam perkawinan yang sah serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.
5. Single Parent Family Keluarga Orang tua Tunggal
Universitas Sumatera Utara
Terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka
tinggal bersama 6.
Commune Family Keluarga Hidup Bersama Terdiri dari pria, wanita, dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak
dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama. 7.
Cohabitation Family Keluarga Tinggal Bersama Terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan
perkawinan yang sah. 8.
Serial Family Keluarga Serial Terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkkin telah
mempunyai anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing-masing, tetapi
semuanya menganggap sebagai satu keluarga. 9.
Composite Family Keluarga Gabungan Terdiri dari suami yang memiliki beberapa istri dan anak-anaknya
poliandri atau istri dengan beberapa suami dengan anak-anaknya poligini yang hidup bersama http:wordpress.combentuk-bentuk-keluarga.html
diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 17.48 WIB
2.1.4 Fungsi Keluarga
Seperti sudah dipaparkan sebelumnya bahwa keluarga adalah agen penting dalam masyarakat untuk mengembangkan setiap individu, khususnya anak-
anak.Bagi anak-anak, keluarga adalah suatu fakta penting yang berguan untuk
Universitas Sumatera Utara
membentuk kepribadiannya.Keluarga dapat memberikan identitas dalam kelompok, membawa persetujuan dari teman-temannya dan mengajarkan
kepadanya untuk mengetahui perasaan untuk saling memberi dan menerima.Keluarga mengajarkan kebiasaan kepada anak untuk terampil menjalin
komunikasi dengan lingkungannya, di mana hal tersebut sangat penting bagi masa depannya.
Namun, pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok, yaitu fungsi biologis antara lain melahirkan anak, fungsi afeksi yaitu hubungan kasih
sayang, dan fungsi sosialisasi yaitu interaksi sosial dalam keluarga dalam pola- pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat
dalam rangka perkembangannya. Menurut Horton dalam Su’adah, 2005: 109, fungsi-fungsi keluarga
meliputi: 1.
Fungsi pengaturan seksual, keluarga berfungsi sebagai lembaga pokok yang merupakan wahana bagi masyarakat untuk mengatur dan
mengorganisasikan kepuasan keinginan seksual. 2.
Fungsi reproduksi, yaitu fungsi keluarga untuk menghasilkan keturunan 3.
Fungsi afeksi, salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu kasih sayang dan keluarga adalah lembaga pertama yang berfungsi memenuhi kebutuhan
tersebut. Menurut BKKBN Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
bahwa fungsi keluarga dibagi menjadi 8 delapan.Fungsi keluarga yang dikemukakan oleh BKKBN tersebut senada dengan fungsi keluarga menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 1994. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Fungsi keagamaan, yaitu dengan memperkenalkan dan mengajak anak serta
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
kehidupan di dunia ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini. 2.
Fungsi sosial budaya, dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak, dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. 3.
Fungsi cinta kasih, diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang, rasa aman, serta perhatian kepada sesama anggota keluarga.
4. Fungsi melindungi, bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan
yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa aman dan terlindngi. 5.
Fungsi reproduksi, yaitu fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat
anggota keluarga. 6.
Fungsi sosialisasi dan pendidikan, merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Sosialisasi dalam keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
7. Fungsi ekonomi, adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat
dipisahkan dari sebuah keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan
menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa mendatang. 8.
Fungsi pembinaan lingkungan, fungsi ini dilakukan dengan cara menjaga kelestarian lingkungan hidup, mencipatakan lingkungan hidup yang bersih,
Universitas Sumatera Utara
sehat, aman, dan indah http:www.mediaedukasi.comketahanan-dan- kesejahteraan-keluarga diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 17.12
WIB
2.1.5 Kesejahteraan Keluarga
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera memberikan batasan
mengenai keluarga sejahtera, yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan sah, mampu memenuhi kebutuhan material dan spiritual yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan. Taraf kesejahteraan sosial dapat dilihat dari ukuran-ukuran berikut ini:
1. Economical well-being
, yaitu kesejahteraan ekonomi. Indikator yang digunakan adalah pendapatan yaitu, pendapatan per bulan, nilai asset.
2. Social well-being,
yaitu kesejahteraan sosial. Indikator yang digunakan yaitu prestasi pendidikan SD, SMP, SMA, PT, pendidikan non formal
paket A, B, C, melek aksara atau buta aksara, jenis pekerjaan white collar
= elit professional dan blue collar= proletar buruh pekerja, memiliki pekerjaan tetap atau pengangguran.
3. Physical well-being,
yaitu kesejahteraan fisik. Indikator yang digunakan adalah status gizi, status kesehatan Puspitawati, 2012: 7.
Untuk menentukan suatu keluarga digolongkan sejahtera secara material didasarkan atas pendapatan yang dibandingkan dengan garis kemiskinan.Garis
Universitas Sumatera Utara
kemiskinan selalu diartikan sebagai tingkat pendapatan yang layak untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum.Suatu keluarga yang memiliki pendapatan
di bawah garis kemiskinan, tentunya tidak dapat memenuhi semua kebutuhan material sehingga digolongkan pada keluarga miskin.BPS menghitung angka
kemiskinan lewat tingkat konsumsi penduduk atas kebutuhan dasar. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN membuat
suatu kriteria kesejahteraan sosial keluarga yang didasarkan atas: a.
Kebutuhan dasar basic needs yang terdiri dari variabel pangan, sandang, papan, dan kesehatan.
b. Kebutuhan sosial psikologis social psychological needs yang terdiri
dari variabel pendidikan, rekreasi, transportasi, interaksi sosial internal dan eksternal.
c. Kebutuhan pengembangan developmental needs yang terdiri dari
variabel tabungan, pendidikan khusus, dan akses terhadap informasi. Sedangkan klasifikasi kesejahteraan keluarga menurut BKKBN 2011,
yaitu: a.
Keluarga pra sejahtera Pra-KS sering dikelompokkan sebagai “sangat miskin”, adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih
indikator yang meliputi: 1.
Indikator ekonomi: a.
Makan dua kali atau lebih dalam sehari b.
Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktivitas misalnya untuk di rumah, bekerja sekolah, dan bepergian
c. Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah
Universitas Sumatera Utara
2. Indikator non-ekonomi:
a. Melaksanakan ibadah
b. Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan
b. Keluarga sejahtera I KS-I sering dikelompokkan sebagai “miskin”, adalah
keluarga yang karena alasan ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator meliputi:
1. Indikator ekonomi:
a. Paling sedikit sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan
atau telur b.
Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakain baru
c. Luas lantai rumah paling kurang 8 m untuk tiap penghuni
2. Indikator non-ekonomi:
a. Ibadah teratur
b. Sehat tiga bulan terakhir
c. Mempunyai penghasilan tetap
d. Usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf latin
e. Usia 6-15 tahun bersekolah
f. Mengikuti program Keluarga Berencana KB
c. Keluarga sejahtera II KS-II adalah keluarga yang karena alasan ekonomi
tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi: 1.
Memiliki tabungan keluarga 2.
Makan bersama sambil komunikasi 3.
Mengikuti kegiatan dalam masyarakat
Universitas Sumatera Utara
4. Rekreasi bersama 6 bulan sekali
5. Meningkatkan pengetahuan agama
6. Memperoleh informasi atau berita dari surat kabar, TV, radio, dan
majalah 7.
Menggunakan sarana transportasi d.
Keluarga sejahtera III KS-III adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi:
1. Memiliki tabungan keluarga
2. Makan bersama sambil komunikasi
3. Mengikuti kegiatan dalam masyarakat
4. Rekreasi bersama 6 bulan sekali
5. Meningkatkan pengetahuan agama
6. Memperoleh informasi atau berita dari surat kabar, TV, radio, dan
majalah 7.
Menggunakan sarana transportasi Belum dapat memenuhi beberapa indikator meliputi:
1. Aktif memberikan sumbangan material secara teratur
2. Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan
e. Keluarga sejahtera III Plus KS-III Plus adalah keluarga yang sudah dapat
memenuhi beberapa indikator meliputi: 1.
Aktif memberikan sumbangan material secara teratur 2.
Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan http:www.mediaedukasi.comketahanan-dan-kesejahteraan-keluarga
diakses pada tanggal 9 Maret 2014 pukul 17.12 WIB
Universitas Sumatera Utara
2.1.6 Keluarga dan Masyarakat
Salah satu defenisi keluarga pada awalnya adalah a union of families, yang berarti masyarakat merupakan gabungan atau kumpulan dari keluarga-
keluarga.Awal dari masyarakat pun dapat dikatakan berasal dari hubungan antar individu, kemudian kelompok yang lebih membesar lagi menjadi satu kelompok
besar orang-orang yang disebut dengan masyarakat.Jadi dapat dikatakan bahwa keluarga adalah inti dari masyarakat, dimana setiap keluarga adalah sentral dari
seluruh masyarakat.Karena keluarga ini pada hakekatnya mempunyai hubungan yang menjurus ke segala arah dalam masyarakat yang disebut tetangga untuk yang
terdekat, kemudian kampong, daerah, negara, dan dunia. Sebagai sentral sekaligus anggota masyarakat, keluarga mempunyai inter-
relasi dengan masyarakat di luarnya.Hubungan yang baik antar keluarga merupakan hubungan yang baik pula bagi masyarakat.dan keluarga sebagai satu
unit, setiap anggotanya, dapat merupakan wakil dari keluarga tersebut dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial, keluarga tidak terlepas dari kondisi-
kondisi yang ada dalam masyarakat, baik nilai dan norma yang berlaku. Pada dasarnya nilai dan norma dalam masyarakat akan berpengaruh terhadap tindakan-
tindakan yang akan dijalankan oleh keluarga. Nilai dan norma tersebut bersifat mengikat, sehingga keluarga harus dapat menyesuaikan diri dengan aturan-aturan
yang berlaku tersebut Su’adah, 2005: 110-111.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pemberdayaan Masyarakat 2.2.1 Pengertian Pembardayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat sebenarnya mengacu pada kata empowerment, yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri
oleh masyarakat.Pendekatan pemberdayaan masyarakat titik beratnya adalah penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem
yang mengorganisir diri mereka sendiri. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian diharapkan dapat memberi peranan kepada individu bukan sebagai
objek, tetapi justru sebagai subjek pelaku pembangunan yang ikut menentukan masa depan dan kehidupan masyarakat secara umum Setiana, 2005: 5-6.
Kemungkinan terjadinya proses pemberdayaan sangat tergantung pada dua hal :
1. Bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak dapat berubah,
pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun. 2.
Bahwa kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini menekankan pada pengertian kekuasaan yang tidak statis, melainkan dinamis.
Beberapa ahli mengemukakan definisi pemberdayaan dilihat dari tujuan, proses, dan cara-cara pemberdayaan Suharto, 2009: 210-224 :
1. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang
yang lemah atau tidak beruntung lfe,1995. 2.
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas, dan
mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan
Universitas Sumatera Utara
bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang
lain yang menjadi perhatiannya Parsons,et.al.,1994 3.
Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui pengubahan struktur sosial Swift dan Levin,
1987. 4.
Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa atas
kehidupannya Rappaport,1984. Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk
individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi
dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya Suharto,2009:57-60.
2.2.2 Tahap-tahap Pemberdayaan
Pada hakekatnya, pemberdayaan merupakan suatu kegiatan yang lebih menekankan proses. Dalam kaitannya dengan proses, maka partisipasi atau
Universitas Sumatera Utara
keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan pemberdayaan mutlak diperlukan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Adi 2003: 70-75 bahwa pemberdayaan
menekankan pada process goal, yaitu tujuan yang berorientasi pada proses yang mengupayakan integrasi masyarakat dan dikembangkan kapasitasnya guna
memecahkan masalah mereka secara kooperatif atas dasar kemauan dan kemampuan menolong diri sendiri self help sesuai prinsip demokratis. Dengan
menekankan pada proses, maka pemberdayaan pun memiliki tahap-tahap sebagai berikut:
1. Penyadaran
Pada tahap ini, dilakukan sosialisasi terhadap komunitas agar mereka mengerti bahwa kegiatan pemberdayaan ini penting bagi peningkatan
kualitas hidup mereka, dan dilakukan secara mandiri self help. 2.
Pengkapasitasan Sebelum diberdayakan, komunitas perlu diberikan kecakapan dalam
mengelolanya.Tahap ini sering disebut sebagai capacity building, yang terdiri atas pengkapasitasan manusia, organisasi, dan sistem nilai.
3. Pendayaan
Pada tahap ini, target diberikan daya, kekuasaan, dan peluang sesuai dengan kecakapan yang sudah diperolehnya.
Tahapan program pemberdayaan masyarakat atau pengembangan masyarakat merupakan sebuah siklus perubahan yang berusaha mencapai taraf
kehidupan yang lebih baik. Secara lebih jelas, tahapan tersebut digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Bagan 2.1 Tahap-tahap Pemberdayaan
Berdasarkan bagan 2.1 tersebut, tahap-tahap pemberdayaan dibagi ke dalam tujuh tahap, yaitu tahap persiapan intake process, assesment, perencanaan
partisipasi, proses intervensi, monitoring dan evaluasi, serta terminasi. Pada tahap intake
,terdapat dua sasaran yang dituju yaitu klien aktual dan klien potensial. Klien aktual merujuk pada klien yang akan diintervensi, sementara klien potensial
adalah klien yang memiliki potensi untuk diintervensi. Kedua klien tersebut memperoleh sosialisasi dan melalui tahap assesment untuk kemudian
direncanakan sebuah rencana aksi untuk kegiatan pendampingan.Dalam setiap tahap, terutama tahap pendampingan, monitoring dan evaluasi diperlukan.
Kemudian akhirnya tahap terminasi atau pelepasan merupakan tahap terakhir dari proses pemberdayaan dimana komuntas sasaran telah mampu mandiri dan
berberdaya. Berikut tahap-tahap pemberdayaan :
Sosialisasi Actual Client
Interventio n Process
Participation Planning
Assesment Intake Process
Monitoring Evaluasi
Potential Client
Termination
Universitas Sumatera Utara
1. Tahap Persiapan
Tahap ini mencakup tahap penyiapan petugas dan tahap penyiapan lapangan.Penyiapan petugas dalam hal ini community worker merupakan
prasyarat suksesnya suatu pengembangan masyarakat. 2.
Tahap Pengkajian assesment Proses assesment dilakukan dengan mengidentifikasi masalah
kebutuhan yang dirasakan = felt needs dan juga sumber daya yang dimiliki oleh klien.
3. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan dan Tahap
Pemformulasian Rencana Aksi Pada tahap ini, agen perubah community worker secara partisipatif
mencoba melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya.
4. Tahap capacity building dan networking
Tahap ini mencakup : a.
Melakukan penelitian, workshop, dan sebagainya untuk membangun kapasitas setiap individu masyarakat sasaran agar siap menjalankan
kekuasaan yang diberikan kepada mereka. b.
Masyarakat sasaran bersama-sama membuat aturan main dalam menjalankan progam, berupa anggaran dasar organisasi, sistem, dan
prosedurenya. c.
Membangun jaringan dengan pihak luar seperti pemerintah daerah setempat yang dapat mendukung kelembagaan lokal.
Universitas Sumatera Utara
5. Tahap pelaksanaan dan pendampingan
Tahapan ini mencakup : Melaksanakan kegaitan yang telah disusun dan direncanakan bersama masyarakat sasaran.
6. Tahap Evaluasi
Tahapan ini mencakup : a.
Memantau setiap tahapan pemberdayaan yang dilakukan. b.
Mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari tahapan pemberdayaan yang dilakukan.
c. Mencari solusi atas konflik yang mungkin muncul dalam setiap tahapan
pemberdayaan. Tahap evaluasi akhir dilakukan setelah semua tahap dijalankan.Tahap
evaluasi akhir menjadi jembatan menuju tahap terminasi phasing out strategy.
7. Tahap Terminasi
Tahap terminasi dilakukan setelah program dinilai berjalan sebagaimana yang diharapkan.Dengan berakhirnya tahap terminasi ini,
maka fasilitator menyerahkan kontinuitas program kepada masyarakat sasaran sebagai bagian dari kegiatan keseharian mereka.
2.2.3 Strategi Pemberdayaan
Proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif menurut Parson dalam Adi, 2003: 81. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan bahwa
proses pemberdayaan terjadi dalam relasi antara pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan. Dalam beberapa situasi,strategi pemberdayaan
Universitas Sumatera Utara
dapat dilakukan secara individual,meskipun pada gilirannya straegi ini pun berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau
sistem lain di luar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga cara pemberdayaan yaitu:
1. Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individual melalui
bimbingan,konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan
tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas task centered approach.
2. Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya
digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan
memecahkan permasalahan yang dihadapinya. 3.
Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar large- system strategy
, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaaan sosial,
kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.
Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk
memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Pendekatan Pemberdayaan
Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan dicapai melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5P, yaitu :
Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan, Penyokongan dan Pemeliharaan Suharto, 1997:218-219
1. Pemungkinan : menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan
potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultural dan
struktural menghambat. 2.
Penguatan : memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-
kebutuhannya. Pemberdayaan harus mamu menumbuh kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarkat yang menunjang
kemandirian mereka. 3.
Perlindungan : melindungi masyarkat terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya
persaingan yang tidak seimbang antara yang kuat dan lemah, dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok
lemah. Pemberdayaan harus diarahkan penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.
4. Penyokongan : memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat
mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh
ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpingirkan.
Universitas Sumatera Utara
5. Pemeliharaan : memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi
keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan
keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.
Dubois dan Miley dalam Suharto, 1997: 211 memberi beberapa cara atau teknik yang lebih spesifik yang dapat dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat
yaitu : a.
Membangun relasi pertolongan yang merefleksikan respon empati, menghargai pilihan dan hak klien menentukan nasibnya sendiri self-
determination , menghargai perbedaaan dan keunikan individu,
menekankan kerjasama klien. b.
Membangun komunikasi yang menghormati martabat dan harga diri klien, mempertimbangkan keragaman individu, berfokus pada klien,
menjaga kerahasiaan klien. c.
Terlibat pemecah masalah yang memperkuat partisipasi klien dalam semua aspek proses pemecahan masalah, menghargai hak-hak klien,
merangkai tantangan-tantangan sebagai kesempatan belajar, melibaatkan klien dalam pembuatan keputusan dan evaluasi.
d. Merefleksikan sikap dan nilai profesi pekerjaan sosial melalui: ketaatan
terhadap kode etik profesi; keterlibatan dalam pengembangan profesional,riset, dan perumusan kebijakan; penerjemahan kesulitan-
kesulitan pribadi kedalam isu-isu publik; penghapusan segala bentuk diskriminasi dan ketidaksetaraan kesempatan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Prinsip Pemberdayaan
Pelaksanaan pendekatan pemberdayaan berlandaskan pada pedoman dan prinsip pekerjaan sosial.Ada beberapa prinsip pemberdayaan menurut perspektif
pekerjaan sosial Suharto, 1997:216-217. 1.
Pemberdayaan adalah proses kolaboratif. Oleh karena itu, pekerja sosial dan masyarakat harus bekerjasama sebagai partner.
2. Proses pemberdayaan menempatkan masyarakat sebagai aktor atau
subjek yang kompeten dan mampu menjangkau sumber-sumber dan kesempatan-kesempatan.
3. Masyarakat harus melihat diri mereka sendiri sebagai agen penting
yang dapat mempengaruhi perubahan. 4.
Kompetensi diperoleh melalui pengalaman hidup, khususnya pengalaman yang memberikan perasaan mampu pada masyarakat.
5. Solusi-solusi yang berasal dari situasi khusus harus beragam dan
menghargai keberagaman yang berasal dari faktor-faktor yang berada pada situasi masalah tersebut.
6. Jaringan-jaringan sosial informal merupakan sumber dukungan yang
penting bagi penurunan ketegangan dan meningkatkan kompetensi serta kemampuan mengendalikan seseorang.
7. Masyarakat harus berpartisipasi dalam pemberdayaan mereka sendiri.
Tujuan, cara dan hasil harus dirumuskan sendiri. 8.
Tingkat kesadaran merupakan kunci dalam pemberdayaan karena pengetahuan dapat memobilisasi tindakan bagi peubahan.
Universitas Sumatera Utara
9. Pemberdayaan melibatkan askes terhadap sumber-sumber dan
kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber tersebut secara efektif.
10. Proses pemberdayaan bersifat dinamis, sinergis, berubah terus,
evolutif,permasalahan selalu memiliki beragam solusi. 11.
Pemberdayaan dicapai melalui struktur-struktur personal dan pembangunan ekonomi secara paralel.
2.2.6 Tugas Pekerja Sosial dalam Pemberdayaan
Dalam Konferensi Dunia di Montreal Kanada, Juli tahun 2000, International Federation of Social Workers IFSW
mendefinisikan pekerjaan sosial sebagai berikut: “Profesi pekerjaan sosial mendorong pemecahan masalah
dalam kaitannya dengan relasi kemanusiaan, perubahan sosial, pemberdayan dan pembebasan masyarakat. Menggunakan teori-teori perilaku manusia dan sistem-
sistem sosial, pekerjaan sosial melakukan intervensi pada titik atau situasi dimana orang berinteraksi dengan lingkungannya.Prinsip-prinsip hak asasi manusia dan
keadilan sosial sangat penting bagi pekerjaan sosial.” Schwartz 1961:157-158, mengemukakan lima tugas yang dapat
dilaksanakan oleh pekerja sosial : 1.
Mencari persamaan mendasar antara persepsi masyarakat mengenai kebutuhan mereka sendiri dan aspek-aspek tuntutan sosial yang
dihadapi mereka 2.
Mendeteksi dan menghadapi kesulitan-kesulitan yang menghambat banyak orang dan membuat frustasi usaha-usaha orang untuk
Universitas Sumatera Utara
mengidentifikasi kepentingan mereka dan kepentingan orang-orang yang berpengaruh terhadap mereka.
3. Memberi kontribusi data mengenai ide-ide, fakta, nilai, konsep yang
tidak dimiliki masyarakat, tetapi bermanfaat bagi mereka dalam menghadapi realitas sosial dan masalah yang dihadapi mereka.
4. Membagi visi dengan masyarakat, harapan dan aspirasi pekerjaan sosial
merupakan investasi bagi interaksi antara orang dan masyarakat dan bagi kesejahteraan individu dan sosial.
5. Mendefinisikan syarat-syarat dan batasan-batasan situasi dengan mana
sistem relasi antara pekerja sosial dan masyarakat dibentuk. Aturan- aturan tersebut membentuk konteks bagi kontrak kerja yang mengikat
masyarakat dan lembaga. Batasan-batasan tersebut juga mampu menciptakan kondisi yang dapat membuat masyarakat dan pekerja
sosisal menjalankan fungsi masing-masing.
2.3 Program Penguatan Keluarga
Keluarga adalah jantung dari masyarakat dan tempat perlindungan bagi setiap anggota keluarga, khusunya anak.Program penguatan keluarga adalah salah
satu program pelayanan yang bertujuan untuk mencegah anak-anak dari kehilangan perawatan keluarga mereka.Melalui program ini, masyarakat diberikan
bantuan, khususnya bagi keluarga-keluarga yang kurang beruntung atau termasuk dalam kategori miskin.
Program ini dilakukan dengan memberdayakan keluarga, untuk memperkuat kapasitas mereka dalam melindungi dan memelihara anak-anak
Universitas Sumatera Utara
mereka, dan memperkuat jaring pengaman untuk anak-anak yang rentan dan keluarga mereka dalam masyarakat bagi anak-anak yang telah kehilangan
perawatan keluarga biologis mereka, disediakan perawatan atau pola pengsuhan anak berbasis keluarga.Ada 4 prinsip pengasuhan yang dijalankan, yakni adanya
ibu, keluarga yang terdiri dari kakak, adik, rumah, dan desa.Melalui hal tersebut, anak-anak diharapkan dapat tumbuh dalam lingkungan keluarga yang nyaman dan
dengan dukungan sarana dan prasarana memadai. Layanan program ditujukan untuk keluarga dengan anak-anak di bawah
usia 18 tahun, yang jatuh dalam kelompok sasaran. Layanan ditujukan bagi seluruh anggota keluarga, termasuk semua anak-anak dan pengasuhnya dalam
sebuah keluarga.Anak-anak yang beresiko kehilangan perawatan keluarga biologis mereka juga termasuk dalam kelompok sasaran program penguatan
keluarga ini. Adapun pelayanan yang diberikan dalam program ini adalah:
1. Kegiatan pendidikan
Kegiatan dalam program pendidikan iniyaitu melihat kebutuhan anak agar dapat mengikuti pendidikan formal dasar dengan melakukan
pembayaran SPP bulanan, melengkapi perlengkapan sekolah, seperti seragam sekolah dan buku tulis, pembayaran buku paket, dan pembentukan kelompok
belajar bersama di lingkungan. 2.
Kegiatan penguatan ekonomi keluarga Berpikiran bahwa banyak orang tua yang tidak mampu membiayai
kebutuhan dasar anak-anak mereka dikarenakan kemampuan finansial yang terbatas, maka program-program yang diharapkan nantinya akan memberikan
Universitas Sumatera Utara
kontribusi kepada kemandirian keluarga-keluarga tersebut secara finansial. Adapun program-program tersebut adalah:
a. Mengadakan pelatihan-pelatihan penunjang
Pelatihan-pelatihan penunjang ini diberikan untuk membantu anggota binaan mengembangakan ekonomi keluarga dengan membentuk bidang
usaha sesuai dengan pelatihan-pelatihan yang telah diberikan. b.
Pembentukan koperasi simpan pinjam Koperasi simpan pinjam dibentuk di setiap desa binaan untuk memberikan
kesempatan kepada anggota-anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga yang ringan.Tujuan koperasi simpan pinjam adalah:
1. Membantu keperluan kredit para anggotanya yang sangat
membutuhkan dengan syarat-syarat ringan 2.
Mendidik para anggota agar giat menyimpan secara teratur sehingga dapat membentuk modal sendiri
3. Mendidik anggota untuk hidup hemat dengan menyisihkan sebagian
dari pendapatan mereka 4.
Menambah pengetahuan tentang perkoperasian Koperasi simpan pinjam bergerak dalam lapangan usaha pembentukan
modal para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada anggota dengan cara mudah, cepat,dan tepat untuk tujuan produktif dan
kesejahteraan Anoraga Widiyanti, 2007: 23. 3.
Kegiatan kesehatan Melihat kurang pedulinya orang tua akan kesehatan terhadap anak-anak,
diri sendiri, dan lingkungan, maka melalui program ini diberikan penyuluhan
Universitas Sumatera Utara
secara aktif dengan melibatkan dinas terkait di daerah seperti puskesmas atau posyandu. Para orang tua diberikan dorongan dan motivasi agar menghadiri
program posyandu sehingga masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Dalam kegiatan ini anak-anak mendapat makanan tambahan
berupa bubur dan susu, selain itu warga binaan juga mendapat layanan periksa kesehatan secara gratis.
a. Tujuan Program Penguatan Keluarga