2. H
a
: b
i
Kriteria pengambilan keputusan: t ≠ 0 Lingkungan kerja dan insentif berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan Pabrik Kelapa Sawit PKS PT. Perkebunan Nusantara IV Air Batu Asahan
hitung
dibandingkan dengan t
tabel
uji dua sisi, jika t
hitung
t
tabel
, maka H tidak ditolak, sedangkan jika t
hitung
t
tabel
, maka H
ditolak. Pengolahan data dengan menggunakan komputer dengan perangkat lunak SPSS.
3.9. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, hal ini untuk memastikan bahwa alat uji
regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat digunakan. Model
regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik apabila model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik
yaitu normalitas, multikolonieritas dan heteroskedastisitas. Pengujian asumsi klasik dilakukan kepada 30 orang responden di luar sampel penelitian.
3.9.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual berdistribusi normal. Seperti diketahui bahwa
uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ghozali 2005 menyatakan bahwa untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau mendekati normal bisa dilakukan uji statistik non-parametrik
Universitas Sumatera Utara
Kolmogorov-Smirnov Test. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov tidak signifikan pada taraf
α
0,05
, dengan kata lain residual berdistribusi normal. Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa model regresi yang memenuhi syarat asumsi klasik
adalah dalam bentuk logaritma natural.
3.9.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi menurut
Ghozali 2005 salah satunya dapat dilihat dari 1 nilai tolerance, 2 nilai variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen mana yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel
dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Toleransi mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai toleransi yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikoloneritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF10.
Universitas Sumatera Utara
3.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varians dari residual ini tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. “Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur bergelombang melebar
kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka
0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas” Ghozali 2005 menyatakan uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat Grafik Plot dan Uji Glesjer Ghozali, 2005.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum PT. Perkebunan Nusantara IV Air Batu Asahan
Kebun Air Batu adalah salah satu Unit usaha dari PT. Perkebunan Nusantara IV Persero yang terletak di Kabupaten Asahan, Propinsi Sumatera Utara,
bergerak di Bidang Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dan Kakao, serta pengolahan yang menghasilkan Minyak Sawit CPO, Inti Sawit PK dan Biji Kakao Kering
BKK. Pada mulanya Kebun Air Batu adalah milik swasta Asing NV. RCMA
Rubber Cultuur Maatschapy Amsterdam Perkebunan Hengelo yang berdiri sejak tahun 1928 dan PKS beroperasi tahun 1938. Tahun 1958 diadakan nasionalisasi
terhadap perusahaan asing dan berakhir menjadi PPN Baru, kemudian tahun 1961 berubah menjadi PPN Aneka Tanaman Antan V, Tahun 1968 berubah menjadi
PNP-VI dan Tahun 1975 dirubah menjadi PTP VI dan terakhir sejak tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan PP No. 9 Tahun 1996 terjadi penggabungan antara PTP
VI, PTP VII, dan PTP VIII menjadi PTPN-IV Persero yang sekarang berkantor pusat di Jalan Suprapto No. 2 Medan, dan salah satu Unit Usahanya adalah PT.
Perkebunan Nusantara IV Kebun Air Batu.
Universitas Sumatera Utara