Hidup melajang Responden II

tersebut Rubeinstein Shaver, dalam Brehm, 2002. Reaksi S terhadap kesepian adalah dengan melakukan kegiatan aktif yaitu dengan mengerjakan pekerjaan rumah, bekerja, mengikuti pengajian. Melakukan kegiatan pasif dengan menonton televisi, berpikir, tidur, dan tidak melakukan apapun. Membuat kontak sosial dengan mengunjungi teman dan menelepon teman. Kegiatan selingan dengan berjalan-jalan dan berlibur. Reaksi kesepian tersebut dianggap S dapat mengurangi perasaan kesepian yang dirasakan.

2. Responden II

a. Hidup melajang

RL merupakan individu dewasa madya yang berusia 49 tahun dimana menurut Levinson dalam Monks, 2002 usia 49 tahun merupakan usia permulaan dewasa madya dan menurut Hurlock 1998 usia RL merupakan usia madya dini. Hanya keadaan eksternal lah yang membuat RL hidup melajang. RL dua merupakan orang yang selektif dalam pemilihan pasangan. Oleh sebab itu RL belum menemukan seseorang yang cocok untuk dijadikan pasangan hidupnya. Bagi RL, pekerjaan lebih penting sehingga membuat RL tidak begitu memikirkan pencarian pasangan pada usia sekarang. Tentu saja hal ini juga berkaitan dengan penyesuaian pekerjaan RL dimana terdapatnya kesempatan untuk aktualisasi diri dalam bekerja. RL merasa bahwa dengan bekerja semua hal yang dapat menyebabkan keinginan untuk mendapatkan pasangan tersebut hilang. Faktor usia juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Sehingga RL memutuskan untuk lebih giat Universitas Sumatera Utara lagi bekerja dan mengurusi keluarga agar dapat melupakan keinginan mencari pasangan tersebut. Faktor sosial yang berkontribusi pada kehidupan melajang bagi RL adalah memiliki waktu dan kesempatan untuk membuat keputusan sendiri tentang tujuan hidup dan bebas untuk membuat keputusan sendiri serta menjalankan rencana dan minat yang telah direncanakan sendiri. Melihat kegiatan dan pekerjaan RL yang begitu padat, membuat RL menikmati status lajang yang disandangnya sekarang. Hal ini menjadikan RL sebagai individu yang menikmati gaya hidup tersebut Darrington dkk, 2005. Ditambah lagi kehidupan keluarga RL yang berjalan sangat baik. RL tinggal di rumah bersama keponakan-keponakan yang selalu menghibur hati RL. Rumah tersebut diisi oleh banyak orang dan hubungan kekeluargaannya sangat dekat. Tentu saja hubungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kehidupan RL. Hurlock 1998 mengemukakan alasan RL hidup melajang adalah keinginan untuk meniti karir yang menuntut kerja lama dan jam kerja tanpa batas dan banyak bepergian, mempunyai tanggung jawab keuangan dan waktu untuk orangtua dan saudara-saudaranya, Keuntungan yang dirasakan oleh RL saat ini adalah memiliki waktu dan kesempatan untuk membuat keputusan sendiri tentang tujuan hidup dan bebas untuk membuat keputusan sendiri dan menjalankan rencana dan minat yang telah direncanakan sendiri. RL merasakan keuntungan ini karena RL. Hal tersebut sesuai dengan tugas perkembangan menurut Havighurst dalam Hurlock, 1998 yang berhubungan dengan perubahan minat dimana RL memiliki tanggung jawab warga negara dan sosial. Hal tersebut membuat RL merasa bahwa hidup sekarang Universitas Sumatera Utara dilakukan hanya untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi banyak orang. Sedangkan kerugian yang RL rasakan adalah dalam DeGenova, 2008 memiliki persahabatan yang kurang terhadap hubungan sosialnya dengan orang lain.

b. Dinamika kesepian