dilakukan hanya untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi banyak orang. Sedangkan kerugian yang RL rasakan adalah dalam DeGenova, 2008 memiliki
persahabatan yang kurang terhadap hubungan sosialnya dengan orang lain.
b. Dinamika kesepian
Weiss dalam Santrock, 2003 menyatakan bentuk kesepian yang berkaitan dengan tidak tersedianya kondisi sosial yang berbeda pada RL adalah isolasi
emosional dimana kesepian yang dirasakan muncul ketika individu tidak memiliki ikatan hubungan yang intim. Hal ini ditandai dengan status RL yang masih lajang.
Bentuk kesepian berdasarkan durasi yang dialami RL adalah transcient loneliness dimana perasaan kesepian yang dirasakan oleh individu hanya singkat dan muncul
sesekali serta memiliki jangka waktu yang pendek. Hal ini ditandai dengan kehidupan sosial RL yang cukup layak dimana RL memiliki hubungan sosial yang
baik dengan orang lain, baik rekan kerja dan keluarga. Shaver dkk dalam Wrightsman, 1993 mengemukakan tipe kesepian yang
dirasakan RL berdasarkan sifat kemenetapannya adalah state loneliness dimana kesepian pada RL bersifat temporer dan tidak menetap. Hanya saat-saat tertentu
saja kesepian yang RL rasakan. Masa dewasa madya yang dialami oleh RL diisi dengan kepemilikan tanggung
jawab yang berat dan beragam, menuntut peran dan tanggung jawab sebagai seseorang yang menjalankan rumah tangga dan perusahaan Gallagher dkk, 2001.
Rumah tangga yang dijalankan oleh RL bukan merupakan rumah tangga dimana terdapat anggota keluarga yang lengkap. Akan tetapi rumah tangga yang dijalani
Universitas Sumatera Utara
RL adalah mengurusi keponakan-keponakan dan orangtua RL yang tinggal bersamanya. Oleh karena itu RL memiliki waktu yang penuh dengan pekerjaan
baik itu di dalam rumah maupun dalam lingkungan kerja. Hal ini menyebabkan RL tidak memiliki banyak waktu untuk memikirkan hal-hal yang membuat
seseorang merasakan emosi-emosi negatif yang berkepanjangan. Perasaan kesepian yang dirasakan oleh RL adalah desperation takut,
mendapat kecaman atau kritik, impatient boredom bosan, ingin berada di tempat lain, kesulitan, marah, self-deprecation merasa tidak aman dan nyaman,
depression sedih, menyesali diri, mengasingkan diri, berharap memiliki seseorang yang spesial. Perasaan yang dirasakan tersebut dapat disebabkan oleh
berbagai hal dan banyak faktor yang mempengaruhinya. Perasaan takut yang RL rasakan disebabkan oleh beberapa hal yakni eksternal
dan stabil dimana orang lainlah yang menyebabkan RL merasakan hal tersebut. Hal ini ditandai dengan perhatian RL terhadap keponakannya yang selalu
membuat RL merasa takut terjadi sesuatu terhadap keponakan-keponakannya. Selain itu ketidakadekuatan dalam hubungan yang dimiliki RL juga menyebabkan
RL merasakan takut Brehm dkk, 2002. Perasaan takut yang dialami disertai dengan perasaan kesulitan dan marah. Faktor yang mempengaruhi RL merasakan
hal tersebut adalah usia. Sesuai dengan karakteristik dewasa madya dimana pada masa ini merupakan masa stres dan “usia yang berbahaya”. Usia yang berbahaya
menimbulkan kesulitan fisik dimana pada usia dewasa madya seseorang banyak bekerja, cemas yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan ketidakadekuatan
Universitas Sumatera Utara
hubungan yang dimiliki individu. Tentunya hal ini disebabkan karena keluarga yang sedang diurus RL saat ini.
Sering juga RL mendapat kecaman dan kritik, baik yang didapat dari saudara, tetangga maupun rekan kerja. Hal yang menyebabkan RL merasakan kecaman
tersebut adalah eksternal dan stabil dimana orang lainlah yang menyebabkan RL merasakan hal tersebut. Faktor yang mempengaruhi adalah tingkat pekerjaan yang
RL jalani sekarang. Tentu saja kecaman dan kritik yang didapat RL disertai dengan perasaan marah dan sedih.
RL juga merasakan bosan sehingga menyebabkan RL ingin berada di tempat lain. Bosan dalam hal disebabkan oleh atribusi penyebab eksternal dan stabil
dimana orang lainlah yang menyebabkan RL merasakan bosan. Perubahan mood juga menjadi penyebab lain RL merasa bosan Brehm dkk, 2002. Hal yang
mempengaruhinya adalah pekerjaan RL dan tingkah laku orang sekitar. RL juga merasakan marah. Perasaan marah yang RL rasakan disebabkan oleh eksternal
dan stabil dimana orang lainlah yang membuat RL merasakan marah. RL merasa bahwa orang-orang sekitar terlalu mencampuri urusan RL sehingga RL tidak suka
untuk dicampuri urusan pribadinya. Faktor yang mempengaruhinya adalah status perkawinan. RL selalu ditanyai tentang status lajangnya dan masyarakat menuntut
bahwa RL jangan terlalu menjadi orang yang pemilih dalam mencari pasangan. Perasaan sedih RL rasakan saat RL mendapat kecaman dan kritik.
Penyebabnya adalah eksternal dan stabil dimana orang lainlah yang telah menyebabkan RL merasakan sedih. Akan tetapi perasaan menyesali diri
disebabkan oleh internal RL sendiri. Berasal dari keputusan RL saat dulu tentang
Universitas Sumatera Utara
hal yang berhubungan dengan pendidikan dan pekerjaan. Perasaan yang terakhir adalah berharap memiliki seseorang yang spesial. Akan tetapi perasaan ini jarang
sekali RL rasakan. Penyebabnya adalah karena terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan RL dari suatu hubungan Brehm dkk, 2002 dimana sumbernya
adalah perubahan situasi. RL tidak mau menjalin hubungan emosional yang dekat dengan orang lain terutama dengan seorang pria karena RL terlalu sibuk dengan
pekerjaan. Baik pekerjaan di kantor maupun pekerjaan di rumah. Ketika RL merasa sudah mapan, maka RL akan dihadapkan pada kebutuhan yang besar akan
suatu hubungan yang memiliki komitmen secara emosional Peplau, dalam Brehm dkk, 2002. Oleh karena itu RL merasa membutuhkan seseorang yang lebih
mapan dari dirinya dan tidak merugikan kehidupan RL. Hal ini berkaitan dengan kriteria pasangan hidup RL.
Durasi kesepian yang dirasakan RL sangat pendek. Dalam berpendapat tentang pernikahan, RL tidak mau memikirkan lagi tentang pernikahan atau
mencari pasangan hidup. Faktor yang mempengaruhi RL merasakan hal tersebut adalah usia. RL merasa bahwa dengan menginjak usia yang mendekati masa
lanjut maka sudah tidak memikirkan lagi untuk mencari pasangan hidup. RL juga merasakan masa transisi pada dirinya yaitu mengalami perubahan pada kesuburan
atau menopause Hurlock, 1998. Selain itu juga RL melakukan penyesuaian diri dengan hidup sendiri. RL menyesuaikan pola hidup dengan tepat dan perhatian
pada pekerjaan. Usia madya yang dialami RL membuat RL melakukan penyesuaian ini. RL juga melakukan penyesuaian diri dengan usia lanjut. RL
menyadari bahwa RL sudah mau memasuki masa lanjut.
Universitas Sumatera Utara
Bagi RL faktor suku dan urutan kelahiran tidak mempengaruhi RL dalam memandang kehidupan melajangnya. Meskipun RL menyadari bahwa tuntutan
suku menginginkan RL untuk menikah, akan tetapi RL tidak terlalu menghiraukan hal tersebut. RL juga tidak mempermasalahkan urutan kelahirannya dalam
hubungannya dengan status lajangnya. Meskipun saudara kandung RL sudah menikah semua, tetapi RL tidak begitu mempermasalahkan status pernikahan
saudara sekandungnya. Rasa kesepian yang RL rasakan hanya RL hadapi dengan melakukan kegiatan
aktif seperti mengikuti pengajian, berdzikir, bekerja dan membaca. Melakukan kegiatan pasif seperti berpikir dan tidak melakukan apapun, membuat kontak
sosial. Kegiatan selingan seperti jalan-jalan dan berlibur Rubeinstein dan Shaver, dalam Brehm, 2002.
3. Responden III