BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan pada Bab I sebelumnya, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan yang diperoleh dari
hasil penelitian ini yaitu bagaimana dinamika kesepian pada dewasa madya yang hidup melajang, penjabarannya adalah sebagai berikut:
1. Responden I
Responden I mengalami bentuk kesepian yang berkaitan dengan tidak tersedianya kondisi sosial yang berbeda-beda adalah isolasi emosional dan durasi
kesepiannya adalah transcient loneliness dimana perasaan kesepian yang responden rasakan adalah singkat dan muncul sesekali. Tipe kesepian berdasarkan
sifat kemenetapannya adalah state loneliness dimana kesepian yang dirasakan bersifat temporer. Penyebab kesepian yang dirasakan responden adalah
ketidakadekuatan dalam hubungan yang dimiliki yaitu being unattached tidak memiliki pasangan, dan being alone hidup sendiri. Penyebab lainnya adalah
terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan responden dalam suatu hubungan yang sumbernya berasal dari perubahan situasi dimana saat responden sudah
mapan, maka responden memiliki kebutuhan yang lebih besar lagi terhadap kehidupannya, begitu juga dalam mencari pasangan hidupnya. Penyebab yang lain
adalah atribusi penyebab eksternal stabil. Eksternal stabil disebabkan karena keadaan lingkungan yang membuat responden merasakan kesepian. Perasaan saat
Universitas Sumatera Utara
responden mengalami kesepian adalah desperation putus asa, takut, merasa ditinggalkan, mendapat kecaman dan kritik, impatient boredom bosan, ingin
berada di tempat lain, kesulitan dan marah, self-deprecation terpuruk, merasa tidak aman dan nyaman, dan depression sedih, terisolasi, dan berharap memiliki
seseorang yang spesial. Reaksi terhadap kesepian pada responden I adalah melakukan kegiatan aktif yaitu mengerjakan pekerjaan rumah, bekerja, dan
mengikuti pengajian; melakukan kegiatan pasif yaitu menonton televisi, berpikir, tidur, dan tidak melakukan apapun; membuat kontak sosial dengan menelepon
teman dan mengunjungi teman; dan melakukan kegiatan selingan yaitu berjalan- jalan dan berlibur.
2. Responden II
Responden II mengalami bentuk kesepian yang berkaitan dengan tidak tersedianya kondisi sosial yang berbeda-beda adalah isolasi emosional dimana
durasi kesepiannya adalah transcient loneliness dimana perasaan kesepian yang responden rasakan adalah singkat dan muncul sesekali. Tipe kesepian berdasarkan
sifat kemenetapannya adalah state loneliness dimana kesepian yang dirasakan bersifat temporer. Penyebab kesepian yang dirasakan responden adalah terjadi
perubahan terhadap apa yang diinginkan responden dalam suatu hubungan yang sumbernya berasal dari perubahan situasi dimana saat responden sudah mapan,
maka responden memiliki kebutuhan yang lebih besar lagi terhadap kehidupannya, begitu juga dalam mencari pasangan hidupnya. Penyebab yang lain
adalah atribusi penyebab eksternal stabil dan eksternal tidak stabil. Eksternal stabil disebabkan karena keadaan lingkungan yang membuat responden
Universitas Sumatera Utara
merasakan kesepian. Eksternal tidak stabil terjadi karena responden berharap sesuatu dapat merubah keadaan menajdi lebih baik sehingga memungkinkan
untuk keluar dari perasaan kesepan tersebut. Perasaan saat responden mengalami kesepian adalah desperation takut, mendapat kecaman dan kritik, impatient
boredom bosan, ingin berada di tempat lain, dan marah, self-deprecation merasa tidak aman dan nyaman, dan depression sedih, menyesali diri,
mengasingkan diri, dan berharap memiliki seseorang yang spesial. Reaksi terhadap kesepian pada responden II adalah melakukan kegiatan aktif yaitu
mengikuti pengajian, berdzikir, bekerja, dan membaca; melakukan kegiatan pasif yaitu berpikir, dan tidak melakukan apapun; membuat kontak sosial; dan
melakukan kegiatan selingan yaitu berjalan-jalan dan berlibur. 3.
Responden III Responden III mengalami bentuk kesepian yang berkaitan dengan tidak
tersedianya kondisi sosial yang berbeda-beda adalah isolasi emosional dimana durasi kesepiannya adalah transcient loneliness dan transitional loneliness.
Transcient loneliness dimana perasaan kesepian yang responden rasakan adalah singkat dan muncul sesekali. Transitional loneliness terjadi ketika responden yang
sebelumnya sudah merasa puas dengan kehidupan seosialnya menjadi kesepian setelah mengalami gangguan dalam jaringan sosialnya yaitu ditinggalkan oleh
orang yang dicintai. Tipe kesepian berdasarkan sifat kemenetapannya adalah state loneliness dimana kesepian yang dirasakan bersifat temporer. Penyebab kesepian
yang dirasakan responden adalah ketidakadekuatan dalam hubungan yang dimiliki yaitu being unattached tidak memiliki pasangan, being alone hidup sendiri,
Universitas Sumatera Utara
dan forced isolation merasa terkekang. Penyebab lainnya adalah terjadi perubahan terhadap apa yang diinginkan responden dalam suatu hubungan yang
sumbernya berasal dari perubahan mood dimana saat responden sudah mapan, maka responden memiliki kebutuhan yang lebih besar lagi terhadap
kehidupannya, begitu juga dengan pasangan hidupnya. Penyebab yang lain adalah atribusi penyebab eksternal stabil dan internal tidak stabil. Eksternal stabil
disebabkan karena keadaan lingkungan yang membuat responden merasakan kesepian. Internal tidak stabil disebakan karena menganggap kesepian yang
dialaminya hanya bersifat sementara dan berkeinginan menemukan orang lain untuk mengatasi kesepian yang dialaminya. Perasaan saat responden mengalami
kesepian adalah desperation tidak berdaya, takut, merasa ditinggalkan, mendapat kecaman dan kritik, impatient boredom tidak sabar, bosan, ingin berada di
tempat lain, dan marah, self-deprecation merasa tidak aman dan nyaman, dan depression sedih, hampa, dan berharap memiliki seseorang yang spesial. Reaksi
terhadap kesepian pada responden III adalah melakukan kegiatan aktif yaitu mengikuti pengajian, berolahraga, berdzikir, sholat sunat, membereskan rumah,
berdoa; melakukan kegiatan pasif yaitu menonton televisi, berpikir, dan tidak melakukan apapun; membuat kontak sosial dengan menelepon teman; dan
melakukan kegiatan selingan yaitu berjalan-jalan dan berwisata.
Universitas Sumatera Utara
B. Diskusi