kemampuan peneliti. Satu dari tiga wanita lajang tersebut sudah peneliti kenal sejak lama. Dua orang lagi baru peneliti kenal sejak peneliti melakukan penelitian.
Satu orang peneliti kenal dari saudara peneliti, dimana wanita lajang tersebut merupakan teman saudara peneliti dari pengajian. Satu orang lagi peneliti kenal
dari sahabat peneliti dimana wanita lajang tersebut merupakan tante dari sahabat peneliti tersebut.
3. Prosedur Pengambilan Responden
Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan konstruk operasional theory-basedoperational construct sampling. Sampel
dipilih dengan kriteria tertentu yaitu berdasarkan teori melajang pada dewasa madya yang hidup melajang dan kesepian yang dirasakan oleh individu tersebut.
Hal ini dilakukan agar sampel benar-benar mewakili fenomena yang dipelajari.
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Medan. Pengambilan daerah penelitian tersebut adalah dengan alasan kemudahan untuk mendapatkan sampel penelitian karena
lokasi peneliti berada di daerah tersebut. Lokasi penelitian bisa berada dimana saja tergantung pada kenyamanan dan keinginan responden untuk diambil
datanya.
Universitas Sumatera Utara
E. Alat Bantu Pengumpulan Data
Pencatatan data selama penelitian penting sekali karena data dasar yang akan dianalisa berdasarkan atas ”kutipan” hasil wawancara. Oleh karena itu, pencatatan
data harus dilakukan dengan cara yang sebaik dan setepat mungkin. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sangatlah penting dan cukup rumit, untuk itu
diperlukan suatu instrumen atau alat penelitian agar dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data Moleong, 2005 Alat bantu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah : 1.
Alat perekam tape recorder Alat perekam digunakan untuk memudahkan peneliti untuk mengulang
kembali hasil wawancara yang telah dilakukan. Hasil rekaman wawancara tersebut akan memudahkan peneliti apabila ada kemungkinan data yang
kurang jelas sehingga peneliti dapat bertanya kembali kepada responden. Penggunaan alat perekam ini dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari
responden. Selain itu penggunaan alat perekam memungkinkan peneliti untuk lebih berkonsentrasi pada apa yang akan dikatakan oleh subjek, alat perekam
dapat merekam nuansa suara dan bunyi aspek-aspek wawancara seperti tertawa, desahan, sarkasme secara tajam Padget, 1998.
2. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek checklist
apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau dinyatakan Poerwandari, 2007. Pedoman wawancara bertujuan agar wawancara yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian dan juga sebagai alat bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga memudahkan pada tahap
analisa data nantinya. Pedoman wawancara terdiri dari penyebab individu melajang dan penyebab kesepian, perasaan-perasaan kesepian, faktor yang
mempengaruhi kesepian, dan reaksi kesepian individu dewasa madya lajang. Pedoman wawancara terlampir
F. Kredibilitas Penelitian