a. Individu yang memeluk gaya hidup dan menikmati gaya hidup tersebut.
b. Individu yang tidak puas dengan kehidupan lajang dan menyalahkan status
mereka yang tidak menikah karena ketidakcukupan personal dan situasional. Pada budaya tertentu, ajaran agama, hubungan keluarga, dan hubungan
pertemanan secara khusus berpengaruh pada usaha individu lajang untuk merasakan dan menciptakan makna dari kehidupan single mereka.
D. Dewasa Madya Melajang
Dewasa madya yang hidup melajang merupakan individu yang berumur antara 40-60 tahun yang berstatus belum menikah atau belum pernah menikah. Sekitar
satu dari 20 orang pada usia madya belum menikah Sensus USA, 1996. Umumnya, orang yang tidak pernah menikah pada usia madya tidak akan
menikah. Beberapa individu lajang cenderung memiliki status pendidikan yang lebih tinggi atau pendidikan yang lebih rendah. Wanita mungkin memilih
pendidikan yang lebih tinggi dan karir daripada menikah karena mereka menganggap bahwa pernikahan akan menguasai mereka.
E. Kesepian pada Dewasa Madya yang Hidup Melajang
Kesepian pada dewasa madya yang hidup melajang mengalami perasaan kehilangan dan ketidakpuasan yang dihasilkan oleh ketidaksesuaian antara jenis
hubungan sosial yang individu inginkan dan jenis hubungan sosial yang individu miliki Perlman Peplau, 1981. Kualitas dan kuantitas kesepian yang individu
rasakan bervariasi, meliputi durasi, frekuensi dan kuat lemahnya perasaan
Universitas Sumatera Utara
kesepian yang individu alami. Menurut Young dalam Weiten Lloyd, 2006, bentuk kesepian berdasarkan durasi meliputi perasaan kesepian yang muncul
sesekali, mengalami kesepian setelah mengalami gangguan pada jaringan sosialnya dan tidak dapat memiliki kepuasan dalam jaringan sosial yang
dimilikinya dalam jangka waktu tertentu. Dewasa madya yang hidup melajang bisa merasakan kesepian dari beberapa
uraian di atas tergantung kepada jenis jaringan sosial yang ia miliki dihubungkan dengan pekerjaan individu. Penyebab inividu lajang merasakan kesepian adalah
ketidakadekuatan dalam hubungan yang dimiliki yakni being unattached dimana sebab individu lajang merasakan kesepian adalah karena tidak memiliki pasangan
hidup atau partner seksual. Faktor yang mempengaruhi kesepian pada dewasa madya adalah usia dimana individu dewasa madya yang akan memasuki masa
lansia tetapi belum juga memiliki pasangan. Hal ini berhubungan dengan faktor selanjutnya yaitu status perkawinan dimana menurut Freedman; Perlman dan
Peplau dalam Brehm dkk, 2002, individu yang tidak menikah lebih merasa kesepian bila dibandingkan dengan individu yang menikah. Dewasa madya yang
hidup melajang juga kesepian karena merasakan emosi-emosi negatif. Emosi negatif tersebut meliputi desperation pasrah, impatient boredom bosan, self-
deprecation mengutuk diri sendiri, dan depression atau depresi dalam Brehm dkk, 2002. Oleh karena itu individu yang merasakan kesepian adalah individu
yang setidaknya merasakan keempat perasaan di atas
Universitas Sumatera Utara
F. Kerangka Berpikir Penelitian