53
BAB IV PERENCANAAN BISNIS
A. Pendahuluan
Perencanaan adalah salah satu bagian dari fungsi manajemen yang harus disusun oleh organisasi untuk menentukan arah pencapaian tujuan. Salah satu faktor pening yang menen-
tukan keberhasilan dan menyebabkan kegagalan wirausaha adalah dalam hal perencanaan. Oleh karena itu fungsi perencanaan sangat perlu disusun oleh perusahaan.
Sebelum membuat perencanaan bisnis, perusahaan perlu melakukan studi kelaya- kan bisnis, sebagaimana yang sudah dibahas dalam bab sebelumnya. Apabila bisnis dinilai
layak, maka perusahaan masuk ke tahap berikutnya untuk membuat perencanaan bisnis. Perencanaan bisnis merupakan dokumen pening yang berisi deskripsi tentang perusahaan
yang menunjukkan posisi sekarang, visi masa depan dan rencana yang akan dilakukan untuk mewujudkan visi tersebut.
Perencanaan bisnis mirip dengan Studi kelayakan bisnis, namun memiliki perbedaan- perbedaan. Perbedaan antara Studi Kelayakan Bisnis Feasibility Study dengan Rencana Bis-
nis Bussines Plan dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1.
Perbedaan antara Studi Kelayakan Bisnis Feasibility Study dengan Rencana Bisnis Bussines Plan
No Faktor Pembeda Studi Kelayakan Bisnis
Rencana Bisnis
1 Jenis data yang digu- nakan
Menggunakan data esimasi
Menggunakan data em- piris perusahaan
2 Sumber data yang di- gunakan
Data eksternal Data internal
54 Perencanaan Bisnis
3 Penyusun
Pihak eksternal, dengan tu- juan agar lebih independen
Pihak internal,yang lebih mengetahui kondisi pe-
rusahaan 4 Tujuan
Menilai kelayakan sebuah ide bisnis
Membuat rencana bisnis yang akan datang
5 Waktu Memakan waktu relaive
lama, karena harus meng- gali data dari berbagai
sumber Memerlukan waktu yang
relaive pendek, karena data hanya bersumber
dari interen perusahaan 6 Biaya
Memerlukan biaya yang lebih dibandingkan biaya
rencana bisnis Biaya idak terlalu besar
Data dalam studi kelayakan bisnis pada umumnya menggunakan esimasi, karena bisnis belum dijalankan. Perusahaan baru menganalisis dan menilai ide bisnis, apabila layak bisnis
dijalankan dan apabila idak layak maka bisnis idak jadi dijalankan. Oleh karena itu sumber datanya kebanyakan menggunakan data eksternal seperi data produk yang sama pada pe-
rusahaan lain yang sejenis, pemasaran pada perusahaan lainnya, pasar potensial berdasar perkembangan pada industri, teknis operasi yang digunakan oleh perusahaan lain yang sama
dan sebagainya. Sering kali studi kelayakan bisnis ini diserahkan kepada pihak keiga untuk menjaga inde-
pendensi analisis dan idak ada kecenderungan dalam hasil studi, karena pihak yang melaku- kan studi idak memiliki kepeningan secara langsung.
Waktu dan biaya dalam studi kelayakan bisnis dipengaruhi oleh kedalaman dan banyakn- ya dana yang akan ditanamkan dalam bisnis. Semakin dalam studinya dan semakin kompleks
bisnisnya serta semakin besar kebutuhan dana untuk investasi, maka semakin lama studi ke- layakan dijalankan dan biaya studipun juga semakin besar. Biaya yang dikeluarkan misalnya
biaya untuk melakukan survey pasar, serta uji produk ke konsumen. Perencanaan bisnis lebih banyak menggunakan data empiris perusahaan karena rencana
bisnis hampir pasi akan dijalankan. Kapasitas produksi saat ini, jumlah karyawan yang dimi- liki oleh perusahaan, modal yang saat ini dimiliki dan sebagainya informasinya berdasar data
empiris perusahaan, yang diperoleh dari data internal perusahaan. Pihak yang membuat perencanaan bisnis adalah internal perusahaan, karena bisnis yang
direncanakan mencakup kompetensi ini perusahaan untuk mencapai keunggulan kompeiif. Dengan demikian, perencanaan bisnis idak membutuhkan biaya yang relaif besar, karena
idak melibatkan pihak lain dan waktu yang dibutuhkan singkat karena rencana bisnis harus segera dilaksanakan agar idak teringgal dalam menangkap peluang bisnis yang ada.
Penyusunan perencanaan bisnis menggunakan 9 sembilan langkah yang perlu dilaku- kan, yaitu:
Langkah 1: Ringkasan Eksekuif Langkah 2: Deskripsi Perusahaan
Langkah 3: Target Pasar
55 Perencanaan Bisnis
Langkah 4: Kompeisi Langkah 5: Rencana Pemasaran dan Penjualan
Langkah 6: Rencana Operasi Langkah 7: Rencana Manajemen
Langkah 8: Perkembangan Masa depan Langkah 9: Rencana Finansial
Berikut ini dijelaskan mengenai masing-masing langkah dalam menyusun perencanaan bisnis. Langkah 1: Ringkasan Eksekuif
Bagian awal dan sangat pening dalam proposal perencanaan bisnis adalah ringkasan eksekuif. Ringkasan eksekuif bercerita mengenai bisnis apa yang akan dibuat, visi dan misi,
tujuan bisnis, inovasi dari bisnis serta kapan bisnis itu akan diluncurkan. Sederhananya bagian ini adalah bagian kesimpulan dari sebuah rencana bisnis atau business plan.
Ringkasan eksekuif sangat pening dala penyusunan perencanaan bisnis, karena inilah halaman yang pertama kali dibaca. Dengan demikian, penyusunan ringkasan eksekuif harus
dibuat semenarik mungkin, karena apabila idak menarik, orang pada umumnya idak akan melanjutkan membacanya. Salah satu trick membuat rencana bisnis atau business plan yang
menjual adalah buat ringkasan eksekuif yang menjual. Jumlah halaman dari proposal peren- canaan bisnis idak lebih dari 3 halaman.
Proposal rencana bisnis business plan merupakan alat yang sangat berguna khususnya bagi mereka yang ingin mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar lagi atau menjalankan
bisnis baru. Proposal bisnis juga sering digunakan bagi mereka yang ingin mendapatkan tam- bahan modal dari para investor maupun lembaga keuangan.
Mengingat begitu peningnya fungsi ringkasan eksekuif dalam proposal perencanaan bisnis, maka yang perlu diperhaikan dalam ringkasan eksekuif, yaitu:
1. Harus fokus Hal yang dibaca pertama kali oleh investor adalah ringkasan ekeskuif pada proposal per-
encanaan bisnis sebelum menanamkan dananya. Ringkasan eksekuif akan dapat menja- di perimbangan bagi investor akan ketertarikannya pada investasi pada bisnis tersebut.
Apabila idak menarik dan terlalu panjang, maka bisa jadi investor idak akan tertarik un- tuk melanjutkan membaca. Oleh karena itu menyusun ringkasan eksekuif harus fokus,
idak terlalu panjang, dan menarik. 2. Mudah dipahami
Meskipun ringkasan eksekuif disarankan untuk dibuat secara singkat, namun ringkasan eksekuif juga harus mampu dipahami oleh banyak kalangan. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk menguji apakah ringkasan eksekuif yang kita buat sudah baik atau be- lum adalah bissa dengan meminta orang lain untuk membaca dan memberikan umpan
balik untuk mengetahui apakah ringkasan eksekuif yang dibuat menarik atau idak serta bisa difahami atau idak.
3. Realisis Ringkasan eksekuif yang dibuat harus realisis, idak bombasis. Meskipun menarik,
ringkasan eksekuif harus bisa diterima oleh logika dalam bisnis dan idak boleh membo-